Pedoman Pelayanan Pendeta Ibadah kedukaan (pemakaman dan kremasi)
Pemakaman
I. Pendahuluan
A. Berita Alkitab tentang kematian
Kedukaan di sini berhubungan erat atau bagian dari kematian. Istilah “mati” sudah muncul dalam Alkitab diucapkan Tuhan berkenaan dengan akibat dosa (Kejadian 2:17). Sejak manusia jatuh ke dalam dosa fakta kematian menjadi bagian dari hidup manusia.
Alkitab dengan jelas bebicara tentang fakta kematian:
- Kematian jasmani, yaitu terpisahnya roh dengan tubuh manusia.
- Kematian rohani, yaitu terpisahnya roh manusia dari hadirat Allah, yang akan berakhir dalam siksaan api neraka.
- Kematian orang beriman
- Mazmur 116:5:
- Pengkhotbah12:7:
- Daniel 12:2-3:
- Daniel 12:13:
- Matius 16:25,27,28:
- Matius 25:23:
- Lukas 16:22:
- Lukas 23:43:
- I Tesalonika 4:16-17:
- II Timotius 4:7-8:
- Wahyu 2:10:
- Wahyu 7:16-17:
- Wahyu14:13:
- Wahyu 20:6:
- Kematian orang di luar Tuhan
- Mazmur 104:29:
- Matius16:26:
- Matius 25:30:
- Matius 25:46:
- Lukas 16:24, 28:
- Wahyu 19:20:
- Wahyu 20:10, 15:
Alkitab Perjanjian Lama dengan tegas menyatakan, orang beriman adalah orang yang mengikuti jalan Tuhan, takut akan Allah. Sebagian saksi-saksi iman dalam PL telah diringkaskan dalam Ibrani 11. Dimulai dengan Habel, Henokh, Nuh, dan seterusnya. Dalam PB lebih tegas lagi, orang beriman adalah orang yang bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat (Yohanes 1:12; 3:16). Banyak sebutan bagi orang-orang beriman yang meninggal, antara lain: selamat, menerima hidup kekal, bersama Tuhan masuk Firdaus, masuk sorga, di pangkuan bapak Abraham, menjadi anak-anak Allah, dan lain-lain.
Bagi orang beriman ada pernyataan Allah:
Yang dimaksudkan di sini adalah orang-orang yang menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Orang yang demikian ini yang disebut mati rohani. Kematian rohani sering disebut dengan istilah: maut, binasa, terhilang, masuk neraka, kematian kedua, jurang maut, lautan api, dan lain-lain. Gambaran tentang kematian jasmani dan kematian rohani diungkapkan dalam Lukas 16:19-31 tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin.
Dalam kitab Wahyu juga sangat jelas tentang hal ini terutama dalam pasal-pasal terakhir.
Beberapa pernyataan Alkitab tentang mereka:
B. Khotbah dan doa dalam ibadah kedukaan
- Bukan berdoa untuk arwah almarhum
- Isi khotbah dan doa sesuai kesaksian hidup almarhum semasa hidupnya
Agama/
Alkitab jelas menyatakan bahwa arwah orang yang sudah meninggal selamat atau binasa, masuk Sorga atau Neraka ditentukan pada waktu hidup di dunia ini, apakah ia bertobat dan menerima keselamatan yang ditawarkan Allah dalam Yesus Kristus atau menolaknya. Karena itu dalam ibadah kedukaan maupun penghiburan, para Hamba Tuhan GBI tidak mendoakan arwah almarhum, demikian juga isi khotbahnya tidak mengajarkan berdoa untuk arwah almarhum. Tidak juga berdoa kepada arwah almarhum (Ulangan 18:11).
Orang beriman dilarang juga berdoa kepada arwah-arwah, misalnya untuk minta berkat, minta perlindungan, minta hari baik serta tidak juga minta ampun kepada arwah untuk dosa-dosa masa lampau. Permintaan ampun seharusnya dilakukan pada orang yang masih hidup.
C. Adopsi sinkretisme
- Penutupan peti dan malam kembang
- Ibadah penghiburan, bukan peringatan 3 hari, 7 hari, 40 hari dan 1 tahun orang meninggal
GBI tidak melakukan ibadah peringatan kematian, misalnya hari ke 3, 7, 40 atau 1 tahun orang yang meninggal. Ibadah penghiburan diadakan untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan oleh almarhum.
Ibadah ini bisa dilakukan beberapa hari setelah upacara pemakaman, tetapi jangan dilakukan pada hari ketiga atau ketujuh setelah kematian agar jemaat dan hadirin tidak meyakini bahwa GBI juga percaya arwah almarhum masih hadir setelah kematian di sekitar tempat hidupnya dulu.
Setelah itu tidak perlu lagi diadakan ibadah penghiburan (hari ke-40 dan 1 tahun). Isi khotbah harus jelas untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan, bukan untuk memperingati yang telah meninggal.
D. Kematian karena musibah
- Meninggal karena kecelakaan, pembunuhan, atau bunuh diri
- Kematian adalah kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Manusia diberi wewenang untuk mengelola hidup, tapi tidak berhak mencabut nyawanya sendiri (bunuh diri) maupun mengambil nyawa orang lain.
- Bukan cara bagaimana meninggalnya, tetapi bagaimana cara hidupnya. Musibah yang terjadi tidak perlu dibahas dalam ibadah.
- Tidak perlu menyalahkan siapapun atau apapun termasuk Tuhan yang mengizinkan hal ini terjadi.
- Keluarga tetap dihibur
Dalam melayani ibadah yang demikian, Hamba Tuhan perlu minta hikmat khusus dari Tuhan.
Yang perlu diperhatikan/
II. Tata ibadah pemakaman
A. Di rumah duka
Pengantar:
Pendeta memasuki ruang duka memberi salam kepada keluarga, terutama keluarga yang terdekat dengan almarhum. Dalam kedukaan ini biasanya seluruh kerabat/
Pelaksanaan ibadah tutup peti:
- Pemimpin Ibadah (WL atau langsung Pendeta) berdiri di samping peti jenazah.
B. Di pemakaman
Setelah peti jenazah diletakkan pada balok di atas liang lahat, Pendeta berdiri di di sisi peti dekat bagian kepala. Sound system dipersiapkan dengan baik agar tidak terganggu selama acara ibadah.
- Pendeta menyampaikan salam pembuka sekaligus mengajak seluruh hadirin menyiapkan diri untuk mulai ibadah.
- Nyanyian Pujian.
- Doa dan pembacaan Alkitab.
- Renungan singkat, jelas, dan lantang karena di tempat terbuka.
- Doa singkat penutup renungan.
- Pendeta mempersilakan petugas menurunkan peti jenazah ke liang kubur.
- Pendeta mengambil segenggam tanah dan menaburkan ke atas peti sambil mengucapkan:
- dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. (Pengkhotbah 12:7)
- Pendeta mengambil segenggam kembang tabur yang sudah disiapkan sambil mengucapkan:
- Sebab: “Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.” Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu. (1 Petrus 1:24-25)
- Hadirin dipersilakan menaburkan bunga dimulai dengan keluarga, anggota jemaat dan semua yang hadir.
- Setelah semua menabur bunga, petugas dipersilakan menimbun liang dengan tanah. Papan nama yang biasa berupa salib dengan nama dan tanggal kematian almarhum ditancapkan di bagian kepala makam. Sisa bunga tabur ditaburkan di atas tanah.
- Pendeta kembali berdiri dekat tanah makam, memberi kesempatan keluarga memberi kata sambutan atau pengumuman.
- Pendeta mengakhiri dengan doa berkat.
- Ibadah pemakaman selesai.
Kremasi
A. Pengantar
Dalam sejarah Perjanjian Lama orang-orang yang matinya dibakar adalah orang-orang yang disebut kafir. Ada juga orang-orang Israel yang berdosa dan dihukum bakar. Semua leluhur dan raja-raja Israel, betapapun jahatnya mereka, matinya dikubur. Bandingkan kitab Raja-raja, terutama raja-raja kerajaan Utara (Israel). Juga baca Lukas 16 (orang kaya dan Lazarus).
Dewasa ini di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia, warisan agama dan tradisi leluhur membuat orang-orang meninggal dikremasikan, termasuk warga jemaat GBI. Namun di negara-negara yang wilayahnya terbatas seperti Singapura dan Hongkong, alasan kremasi bukan lagi sekedar warisan tradisi atau agama, tetapi memang karena tidak adanya tanah pemakaman dan karena alasan praktis (contoh: iuran makam, perpanjangan kontrak makam, dan pemeliharaannya).
B. Berita Alkitab tentang kematian tubuh jasmani
Telah disebutkan dalam Alkitab, PL maupun PB bahwa bahwa tubuh manusia bersifat fana. Tubuh berguna dan memegang peran penting selama roh masih berdiam di dalamnya. Pengkhotbah 3:20 dan 12:7 menyatakan:
- Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu…. dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Begitu juga dalam 2 Korintus 5:1,
- Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
Dan banyak ayat yang lain.
Artinya setelah roh meninggalkan tubuh jasmani, tubuh ini sama sekali tidak berguna, cepat atau lambat akan rusak dan kembali menjadi debu tanah. 1 Korintus 15:51-53 memberitakan tentang kebangkitan tubuh:
- Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
Apapun yang diperlakukan terhadap jenazah yang sudah ditinggalkan rohnya, sama sekali tidak berpengaruh terhadap keselamatan dan kebangkitan.
C. Dikubur atau kremasi
GBI percaya bahwa orang yang telah meninggal dunia harus dikuburkan seperti teladan para tokoh Alkitab, seperti: Abraham, Yusuf, Daud, Yesus.
Kremasi tidak dicatat dalam Alkitab. Namun GBI menolak pandangan bahwa orang yang dikremasi itu pasti masuk neraka.
Keselamatan kekal seseorang terjadi ketika seseorang percaya kepada Yesus saat dia hidup. Perlakuan terhadap jasadnya setelah meninggal (misalnya: dikremasi) tidak mempengaruhi keselamatannya. Karena itu bilamana terpaksa, kremasi bisa ditoleransi bilamana pemerintah mengharuskannya karena kelangkaan tanah dan mahalnya biaya penguburan (ini bisa dialami oleh jemaat GBI misalnya: di Singapore, Hong Kong, Amerika Serikat). Namun sedapat mungkin tetap penguburan adalah cara utama yang dipilih. Bilamana pihak keluarga mendesak untuk jenazah dikremasi, maka bisa saja upacara penghiburan dilakukan di rumah duka, namun tidak harus dilaksanakan di krematorium.
D. Abu jenazah
Sebagai orang beriman yang tidak memberhalakan apapun termasuk abu jenazah, maka abu tersebut tidak perlu dibawa pulang atau disimpan di tempat tertentu yang sewaktu-waktu dapat dikunjungi lagi. Abu tersebut dapat ditinggalkan di tempat kremasi atau dibuang di laut.
Tanya jawab
Tanya | Jawab |
---|---|
Kalau seseorang meninggal, sebagian keluarganya sudah Kristen, sebagian lain masih beragama lain. Kedua belah pihak sama-sama ingin melakukan ibadah kedukaan sesuai dengan agama mereka masing-masing. Apakah Hamba Tuhan GBI juga akan melakukannya secara Kristen? |
|
Bolehkah memasukkan Alkitab dan barang-barang milik almarhum ke dalam peti jenazah? | Memasukkan Alkitab dan barang-barang milik almarhum tidak perlu dipermasalahkan. Perbuatan itu tidak bermakna apapun menurut iman Kristen. Sebaiknya tidak dimasukkan barang-barang berharga agar kuburan tidak dibongkar kelak. |
Apakah seorang Pejabat Gereja yang belum Pendeta (yaitu Pdp dan Pdm) atau pengerja boleh melayankan Ibadah Kedukaan? | Boleh atas seizin atau direkomendasikan Pendeta/Gembala Jemaat. |