Akibat dari menerima kasih karunia melalui iman (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran. (Ibrani 11:32-33)

Dengan keterbatasan waktu dan tempat dalam suratnya, penulis kitab Ibrani yang terinspirasi Roh Kudus menyimpulkan kesaksian-kesaksian dari hamba-hamba Tuhan (Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel), juga kelompok nabi-nabi. Dalam kesimpulannya, kita melihat banyak sekali akibat dari menerima kasih karunia melalui iman.

Akibat yang pertama dari iman mereka adalah bahwa mereka “menaklukkan kerajaan-kerajaan. ” Seperti Yosua, Daud juga sangat efektif dalam mengalahkan bangsa-bangsa musuh. “Sesudah itu Daud memukul kalah orang Filistin dan menundukkan mereka… Dan Daud memukul kalah orang Moab… Selanjutnya Daud memukul kalah Hadadezer, raja Zoba, dekat Hamat, ketika ia pergi menegakkan kekuasaannya pada sungai Efrat… Kemudian Daud menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di daerah orang Aram dari Damsyik… Lalu ia menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di Edom” (1 Korintus 18:1-3, 6, 13).

Akibat berikutnya dari iman mereka adalah bahwa mereka “mengamalkan kebenaran." Istilah ini berbicara mengenai berjalan dalam kebenaran di hadapan Allah dan memanggil orang-orang lain agar mengikuti jalan kebenaran Allah. Samuel memiliki reputasi berjalan dalam kebenaran di hadapan Allah. “Di kota ini ada seorang abdi Allah, seorang yang terhormat… Dalam pada itu Saul, datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang” (1 Samuel 9:6, 18). Nabi Samuel dengan tekun memanggil orang-orang untuk meninggalkan cara hidup mereka yang jahat dan berbalik kepada jalan kebenaran Allah. Nabi Yesaya memberikan peringatan yang kuat mengenai hidup dalam kebenaran. “Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia” (Yesaya 1:4). Ia juga menyatakan Allah sebagai satu-satunya harapan umat manusia akan kebenaran. “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yesaya 55:6-7).

Kerajaan-kerajaan yang harus kita taklukan sekarang adalah kerajaan-kerajaan diri kita dan daging kita, juga kerajaan dunia ini dengan jutaan orang yang terikat dan terhilang dalam kegelapan. Kebenaran yang kita perlukan dan yang kita kumandangkan adalah kebenaran Kristus yang tinggal di dalam kita! Caranya selalu sama, oleh iman.

Doa

Ya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Benar, ajar aku untuk mengandalkan kuasa-Mu, supaya kerajaan-kerajaan diri dan dagingku dapat ditaklukkan dalam hidupku dari hari ke hari. Aku ingin tinggal di dalam Engkau, supaya kebenaran-Mu dapat bercahaya melalui aku dalam situasi hidupku setiap hari. Mampukan aku untuk berbicara melawan kejahatan di sekitarku, dan pada saat yang sama, mengarahkan orang-orang datang kepada-Mu untuk pengampunan dan kebenaran yang mereka perlukan. Amin.

Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran. (Ibrani 11:32-33) Dengan keterbatasan waktu dan tempat dalam suratnya, penulis kitab Ibrani yang terinspirasi Roh Kudus menyimpulkan kesaksian-kesaksian dari hamba-hamba Tuhan (Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel), juga kelompok nabi-nabi. Dalam kesimpulannya, kita melihat banyak sekali akibat dari menerima kasih karunia melalui iman.