Oleh iman Musa memilih kekayaan di dalam penderitaan Kristus dari pada harta Mesir

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. (Ibrani 11:24-26)

Karena iman, Musa menolak jabatannya yang terhormat di dalam keluarga Firaun, ia memilih untuk menyamakan dirinya dengan umat Allah. Ia mengetahui bahwa masalah dan siksaan menanti dia. Namun, ia dikuatkan untuk mengambil langkah yang besar ini karena dengan iman Musa mengarahkan pandangannya kepada kekayaan Kristus yang melebihi kekayaan Mesir.

Ketika Musa menyamakan dirinya dengan orang Israel, ia menyatukan dirinya dengan umat dari Mesias, Kristus, yang diurapi. Sejak awal, umat Allah telah dijanjikan seorang Juru Selamat. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya (Juru Selamat) akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kejadian 3:15). “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu (datangnya Mesias) semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian 12:3). “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia (Raja Damai) datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa” (Kejadian 49:10).

Namun, Raja yang datang dari sorga ini, dan juga umat-Nya, akan menghadapi penolakan. “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan” (Yesaya 53:3). “Anak-anak orang-orang yang menindas engkau akan datang kepadamu dan tunduk, dan semua orang yang menista engkau akan sujud menyembah telapak kakimu; mereka akan menyebutkan engkau "kota TUHAN", "Sion, milik Yang Mahakudus, Allah Israel.” (Yesaya 60:14). Walaupun akan ada penolakan, Musa menggabungkan dirinya dengan sang Mesias dan umat-Nya. Musa mengerti bahwa ia akan lebih diberkati dengan berdiri di pihak Mesias yang ditolak, dari pada memiliki semua harta benda materi di Mesir: “Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir." Musa membuat keputusan ini dengan memperhitungkan akibat kekalnya: “sebab pandangannya ia arahkan kepada upah." Ia mengantisipasi kenyataan kekal yang dinyatakan oleh orang-orang kudus Allah: "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya” (Mazmur 73:26). “Sebagai ganti keadaanmu dahulu, ketika engkau ditinggalkan, dibenci dan tidak disinggahi seorangpun, sekarang Aku akan membuat engkau menjadi kebanggaan abadi, menjadi kegirangan turun-temurun” (Yesaya 60:15).

Doa

Tuhan Yesus, Kristus-ku, Mesias-ku, aku ingin berdiri di pihak Mu dan umat-Mu, walaupun itu berarti aku juga akan ditolak seperti Engkau. Aku tahu bahwa Engkau akan menguatkan aku dan Engkau akan menjadi bagianku selama-lamanya. Oleh karena keagungan-Mu yang kekal, jadikan aku sukacita dari orang-orang lain, sementara aku menantikan kerajaan-Mu yang kekal. Amin.

Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. (Ibrani 11:24-26) Karena iman, Musa menolak jabatannya yang terhormat di dalam keluarga Firaun, ia memilih untuk menyamakan dirinya dengan umat Allah.