Yesus, teladan terbesar dari buah iman

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu... Tuhan ALLAH telah membuka telingaku... Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu. (Yesaya 50:4-7)

Dalam ayat-ayat nubuatan dalam renungan sebelumnya, kita melihat bahwa Hamba Tuhan yang dijanjikan akan menjalankan misi penyelamatan-Nya dengan iman kepada Bapa-Nya di Sorga. "Allahku menjadi kekuatanku” (Yesaya 49:5). Ayat-ayat tersebut memperlihatkan Yesus sebagai teladan iman yang terbaik. Dalam renungan hari ini, ayat-ayat nubuatan yang serupa memperlihatkan berkat yang dihasilkan dari mengandalkan Allah. Di sini, Yesus menjadi teladan terbaik dari buah iman.

Sekali lagi, Allah Bapa dan Allah Anak adalah pihak-pihak yang disebutkan dalam ayat-ayat ini. Yesus menyatakan kepercayaan-Nya kepada Bapa. “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid.” Yesus dimuridkan setiap hari oleh Allah Bapa, tentunya juga melibatkan orang tua-Nya yang di bumi. “Tuhan ALLAH telah membuka telingaku.” Semua ini untuk memperlengkapi Yesus untuk melayani mereka yang mengalami beban dalam hidup. “Supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.” Alkitab mencatat bahwa orang-orang sangat kagum kepada perkataan-perkataan Tuhan Yesus. “Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya” (Lukas 4:22).

Iman Yesus kepada Bapa, sejalan dengan persiapan-Nya untuk menghadapi kesulitan yang besar yang akan datang. “Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.” Saat Yesus menghadapi penyaliban, nubuat-nubuat ini digenapi. “Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia” (Matius 26:67). Walaupun Yesus sudah mengetahui bahwa semua ini datang, Ia tetap menaruh iman-Nya kepada Bapa. “Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.” Allah Bapa menolong Yesus, sehingga Ia dapat tetap berjalan maju agar dapat memenuhi panggilan-Nya menebus dosa manusia di kayu salib. “Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem” (Lukas 9:51). Inilah buah iman yang indah.

Doa

Bapa, Anak-Mu, Juru Selamat-ku, sudah dipersiapkan, dikuatkan, dipelihara dan dipakai melalui iman kepada-Mu. Aku ingin mengalami buah-buah iman ini di dalam hidupku. Bangunlah imanku lebih dan lebih lagi, agar aku dapat melayani dan memuliakan Engkau. Amin.