Yesaya menyatakan kekuatan Allah bagi orang yang lemah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yesaya 40:29-31)

Yesaya adalah salah satu contoh lain dari orang kudus dalam Perjanjian Lama yang hidup dalam kasih karunia. Pengandalan Yesaya kepada Allah dapat dilihat dari pernyataannya mengenai kekuatan Tuhan bagi orang yang lemah.

“Dia memberi kekuatan kepada yang lelah… tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru.”

Tuhan rindu untuk memberikan kuasa-Nya kepada mereka yang tidak berdaya. “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah.” Namun mereka yang berasal dari dunia tidak dapat ikut menikmati kuasa ini, karena mereka tidak mengenal sang pemberi kuasa sorgawi ini. Sayangnya, banyak dari anak-anak Allah sendiri tidak menerima kuasa ilahi ini, karena mereka tidak mau mengakui kelemahan mereka. Sebenarnya, sikap yang paling tepat untuk dapat menerima pemberdayaan Allah ini adalah dengan mengakui bahwa kita tidak memiliki kekuatan apapun dalam diri kita sendiri. “Dia… menambah semangat kepada yang tiada berdaya.”

Dalam masa-masa mudanya, manusia paling merasa yakin bahwa mereka memiliki kekuatan dalam diri mereka pribadi. Ketika seseorang masih muda, kelelahan sepertinya tidak pernah dirasakan. Namun pada kenyataannya, kekuatan orang muda pun pada akhirnya tidak akan cukup untuk menghadapi tuntutan kehidupan. “Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung.” Namun, tersedia suatu kekuatan yang begitu besar yang tidak akan dapat diberikan oleh kekuatan orang muda, yaitu kekuatan yang dari Allah.

Kekuatan yang Allah berikan ini hanya dialami oleh mereka yang menantikan Tuhan. Dengan kekuatan sendiri, manusia baik tua maupun muda akan menyadari kenyataan bahwa kekuatan manusiawi mereka begitu rapuh dan tidak memadai.

  • “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru.” Mereka yang menaruh harapan mereka kepada Tuhan akan dikuatkan oleh Tuhan sendiri.
  • Mereka diberdayakan oleh Tuhan untuk menjalani hidup di atas situasi dan kondisi lingkungan di sekitar mereka. “Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya.”
  • Ketika mereka harus menerobos tantangan di depan mereka, mereka dapat melakukannya tanpa menjadi lesu. “Mereka berlari dan tidak menjadi lesu.”
  • Ketika mereka harus berjalan dengan tekun, mereka tidak akan menjadi lelah. “Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”

Semuanya ini terjadi karena kuasa Allah yang bekerja di dalam hidup setiap mereka yang menanti-nantikan Tuhan.

Doa

Ya Allah sumber segala kuasa. Dahulu aku berharap kepada diriku sendiri di tengah-tengah tuntutan situasi hidupku. Kekuatanku sendiri terbukti tidak pernah cukup. Ajar aku untuk menanti-nantikan Engkau, untuk berharap kepada Engkau saja. Aku sungguh-sungguh membutuhkan kuasa Mu yang tak tergantikan. Semua untuk kemuliaan-Mu saja. Amin.

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yesaya 40:29-31) Yesaya adalah salah satu contoh lain dari orang kudus dalam Perjanjian Lama yang hidup dalam kasih karunia. Pengandalan Yesaya kepada Allah dapat dilihat dari pernyataannya mengenai kekuatan Tuhan bagi orang yang lemah. “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah… tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru.”