Janji yang “tidak populer” mengenai kesombongan dan kerendahan hati

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Matius 23:12)

Dalam renungan ini kita akan kembali kepada kelompok janji-janji yang “tidak populer” yaitu mengenai kesombongan dan kerendahan hati. Pada dasarnya, janji ini menjamin dukacita yang mendalam bagi mereka yang memilih jalan kesombongan, sementara memastikan berkat yang berlimpah bagi mereka yang rela berjalan dengan rendah hati. Janji-janji ini tidak populer di dalam dunia yang sombong ini.

Jalan dunia adalah meninggikan diri sendiri. Kerajaan Babilonia adalah contoh dari kebenaran ini. Babilonia adalah salah satu dari kerajaan yang sangat kuat pada zamannya. Tuhan mengizinkan kerajaan ini untuk muncul sebagai kekuatan dunia. Tuhan bahkan memakai Babilonia untuk menghajar umat-Nya yang memberontak yaitu Israel. Namun, Tuhan memperingatkan mereka akan hasil akhir akibat kesombongan mereka. “Aku tadinya murka terhadap umat-Ku, menajiskan milik pusaka-Ku, dan menyerahkannya ke dalam tanganmu; dan engkau tidak menaruh belas kasihan kepada mereka… Oleh sebab itu, dengarlah ini, hai orang yang hidup bermanja-manja, yang duduk-duduk dengan tenang, yang berkata dalam hatimu: "Tiada yang lain di sampingku! Aku tidak akan jadi janda dan tidak akan menjadi punah!"… Tetapi malapetaka akan menimpa engkau… bencana akan jatuh atasmu… kebinasaan akan menimpa engkau dengan sekonyong-konyong, yang tidak terduga olehmu” (Yesaya 47:6, 8, 11). Bahkan Babilonia yang gagah perkasa tidak dapat menghindari janji ini. “barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan.” Jika suatu kerajaan yang begitu kuat sehingga menjajah banyak bangsa dalam zamannya tidak dapat menghindari janji ini, apalagi pribadi manusia?

Banyak orang yang akan meremehkan peringatan akan kesombongan ini, dan mencemooh janji bahwa “barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Banyak orang, baik beragama maupun tidak, membenci kenyataan bahwa kerendahan hati adalah jalan menuju berkat Tuhan. Bagi mereka, kerendahan hati adalah sebuah kelemahan dan kebodohan. Mereka yakin bahwa rasa percaya diri akan membuat mereka memperoleh apa pun yang mereka inginkan. Mereka menolak kebenaran bahwa kerendahan hati akan menghasilkan berkat. Kerendahan hati menyenangkan Tuhan. Daud, seorang yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan, mengerti mengenai kebenaran ini. “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah” (Mazmur 51:19). Tuhan berkenan kepada orang yang datang kepada-Nya, mengakui bahwa mereka memerlukan Dia. Tuhan tidak mencari “Babilonia yang kuat.” Ia mencari mereka yang rendah hati dan hancur hati. Demikian juga Yesus mengajarkan kebenaran ini. “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius 5:3). “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi” (Matius 5:5).

Doa

Tuhan Yesus, aku tidak mau ada dalam jalan kesombongan yang menuju kebinasaan. Aku mengerti janji-Mu mengenai kesombongan. Hatiku hancur saat aku memikirkan dosa-dosa dan kegagalanku. Aku datang kepada-Mu di dalam kerendahan hati, mengandalkan janji-Mu akan kasih karunia, di dalam nama-Mu yang ajaib. Amin.

Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Matius 23:12) Dalam renungan ini kita akan kembali kepada kelompok janji-janji yang “tidak populer” yaitu mengenai kesombongan dan kerendahan hati.