Dalam kasih karunia: janji yang lebih baik

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. (Ibrani 8:6)

Dalam semua sisi, perjanjian baru kasih karunia adalah perjanjian yang lebih baik dari pada hukum Taurat perjanjian lama. “Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia." Beberapa aspek yang lebih baik yang terdapat dalam hidup di bawah kasih karunia adalah: Imam Besar yang lebih baik yang melayani kita, korban yang lebih baik untuk menebus dosa, persekutuan yang lebih intim dengan Allah dan wujud nyata Kristus, bukan sekedar bayangan saja. Aspek berikutnya yang lebih baik dari kasih karunia adalah: “Didasarkan atas janji yang lebih tinggi." Kita akan mempelajari kebenaran ini dalam beberapa renungan ke depan.

Di dalam hukum Taurat perjanjian lama, sebuah janji dasar diberikan berulang-ulang. Janji ini muncul saat hukum Taurat pertama kali diberikan, ketika orang Israel baru keluar dari perbudakan di Mesir. “Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN” (Im 18:5). Janji ini juga muncul ketika hukum Taurat diulang kembali kepada orang Israel ketika mereka akan memasuki tanah perjanjian. “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi” (Ulangan 28:1). Pada saat itu, sebuah peringatan juga diberikan di dalam janji tersebut. “Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau” (Ulangan 28:15).

Pada dasarnya, janji di dalam perjanjian lama dapat dirangkum sebagai berikut: “Lakukan ini, maka kamu akan hidup." Janji-janji di dalam hukum Taurat tergantung kepada usaha manusia. Jika manusia mampu untuk melakukan hukum Taurat, janji akan hidup dan berkat akan dipenuhi. Namun pada akhirnya, orang Israel memperlihatkan ketidakmampuan manusia untuk memenuhi standar sempurna hukum Taurat Allah yang kudus. “Tetapi anak-anak mereka memberontak terhadap Aku, mereka tidak hidup menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan tidak melakukan peraturan-peraturan-Ku dengan setia, sedang manusia yang melakukannya, akan hidup” (Yehezkiel 20:21).

Janji-janji di dalam kasih karunia tidak terhingga lebih baiknya dari pada janji-janji di dalam Taurat, karena tidak tergantung kepada usaha manusia. “Aku akan mengadakan perjanjian baru … Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka… Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka" (Yeremia 31:31-34).

Doa

Ya Tuhan, aku bersukacita atas perjanjian baru kasih karunia-Mu. Betapa luar biasa untuk dapat hidup di dalam janji-janji yang tidak bergantung kepada kemampuan ku. Tuhan, aku mengandalkan Engkau untuk memenuhi janji-janji-Mu dalam hidup ku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.