Ketaatan oleh kasih karunia (2)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? (Galatia 3:3)

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. (2 Korintus 3:5)

Kita akan kembali melihat bagaimana ketaatan kepada Allah berhubungan erat dengan kasih karunia-Nya. Ayat dari Galatia 3:3 sesuai dengan pelajaran kita hari ini.

Permulaan kehidupan kita bersama Allah dikerjakan oleh Roh Kudus. “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Titus 3:5). Dengan rendah hati kita mengakui semua dosa-dosa kita, menyerahkan diri kita kepada belas kasihan Allah. Roh Kudus memberikan kepada kita kelahiran baru, hidup yang baru. Karya Roh Kudus ini berkaitan dengan kasih karunia Allah: “supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita” (Titus 3:7). Jadi, memulai dengan Allah adalah karya kasih karunia Roh Kudus kepada kita.

Sekarang, setelah mengalami kelahiran rohani oleh Roh, apakah kita akan begitu bodoh untuk berpikir bahwa kita dapat mengalami pertumbuhan rohani dengan daging, dengan kekuatan manusia saja? “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Satu-satunya jalan untuk pertumbuhan rohani adalah kelanjutan dari karya Roh Kudus, yaitu kasih karunia Allah yang terus menerus memperbaharui hidup kita. Hal yang sama merupakan penjelasan dari pertumbuhan hidup dalam ketaatan bagi anak-anak Allah. Hanya karena karya kasih karunia Roh Kudus di dalam hati kita. “Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia” (Ibrani 13:9).

2 Korintus 3:5 adalah ayat lainnya yang berbicara mengenai hal yang sama tentang ketaatan. “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah." Kita diingatkan bahwa orang Kristen bukanlah sumber dari kesalehan yang harus ditimbulkan dalam hidup mereka, termasuk di dalamnya ketaatan. Kita tidak memiliki kekuatan apapun yang bisa memampukan kita untuk hidup dalam ketaatan. Namun, kita memiliki sumber daya yang tersedia bagi kita setiap saat untuk hidup berkenan kepada Allah dan melakukan kehendak-Nya. Tuhan-lah yang senantiasa harus menjadi sumber kekuatan rohani kita. Bagaimana cara agar kita dapat mendapatkan kemampuan dari Allah tersebut? Dengan rendah hati mengandalkan Dia. Tuhan memberikan kasih karunia kepada mereka yang rendah hati (Yakobus 4:6), iman yang mengandalkan Tuhan akan mendatangkan kasih karunia (Roma 5:2).

Doa

Allah Bapa di Sorga, kiranya Engkau menumbuhkan ketaatan di dalam hidup ku, seperti Engkau memberikan hidup yang baru kepadaku oleh Roh Kudus-Mu, oleh kasih karunia-Mu. Sekali lagi aku mengakui bahwa aku memerlukan kuasa-Mu yang memampukan aku untuk hidup dalam ketaatan dan aku mengandalkan hanya Engkau saja. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.