Tuhan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan di hadapan-Nya

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin. (Ibrani 13:20-21)

Sekali lagi, kita akan belajar dari Ibrani 13:20-21. Pada dua renungan sebelumnya, kita melihat bagaimana Allah damai sejahtera menyediakan kemampuan ketaatan bagi kita melalui pencurahan darah Kristus dan memperlengkapi kita dengan kemampuan untuk melakukan kehendak-Nya. Sekarang kita akan belajar bagaimana Tuhan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya.

Ketaatan artinya melakukan “apa yang berkenan kepada-Nya." Inilah sebabnya mengapa Kristus rela mati bagi kita. “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 Korintus 5:15). Hidup untuk menyenangkan diri sendiri adalah bentuk ketidaktaatan yang paling besar di hadapan Allah. Sebagai anak-anak Allah, kita ingin hidup supaya berkenan kepada Allah. “Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang… dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan” (Efesus 5:9-10).

Cara yang Tuhan sediakan agar kita dapat hidup berkenan di hadapan-Nya adalah dengan Ia sendiri yang mengerjakannya: “Allah damai sejahtera… mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya." Kita tidak dapat sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan dan berkenan di hadapan-Nya, jika kita tidak mengandalkan pekerjaan Allah di dalam kita. Kita dipanggil menjadi wakil-wakil Allah yang setia di dunia ini, oleh karena itu kita perlu karya Allah melalui hidup kita. “Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (2 Korintus 5:20). Inilah cara jemaat mula-mula dapat hidup berkenan di hadapan Allah. “Karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat” (Galatia 2:8).

Pada akhirnya, hal berkenan di hadapan Tuhan adalah masalah hati. “Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya” (1 Tesalonika 3:13). Saat Tuhan Yesus datang kembali, Ia rindu untuk mendapatkan anak-anak-Nya hidup dalam ketaatan. Ia ingin agar murid-murid-Nya “tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita." Hal ini hanya bisa terjadi jika kita mengizinkan Allah untuk bekerja di dalam hati kita. Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah."

Tidak mengherankan jika semua karya Allah di dalam kita ini dilakukan “oleh Yesus Kristus." Semuanya berdasarkan atas fakta mengenai siapa Yesus sebenarnya, apa yang sudah Ia kerjakan bagi kita, dan bahwa hanya Dia saja yang mampu untuk melakukannya.

Doa

Allah damai sejahtera, aku rindu untuk hidup berkenan di hadapan-Mu, kudus dan benar. Aku mohon bekerjalah dalam hidup dan hatiku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin. (Ibrani 13:20-21) Sekali lagi, kita akan belajar dari Ibrani 13:20-21. Pada dua renungan sebelumnya, kita melihat bagaimana Allah damai sejahtera menyediakan kemampuan ketaatan bagi kita melalui pencurahan darah Kristus dan memperlengkapi kita dengan kemampuan untuk melakukan kehendak-Nya.