Tuhan mengerjakan di dalam kita kemauan maupun pekerjaan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (Filipi 2:12-13)

Renungan kita sekali lagi diambil dari Filipi 2:12-13. Pada renungan yang lalu, kita melihat bahwa kita harus mengizinkan Tuhan untuk bekerja di dalam hati kita, jika kita ingin hidup di dalam ketaatan. “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu." Hari ini kita akan belajar sejauh mana pekerjaan Tuhan di dalam kita, yaitu “kemauan maupun pekerjaan." Supaya kita dapat sepenuhnya taat kepada Tuhan, kita memerlukan karya-Nya di dalam kita, yaitu keinginan maupun perbuatan kita.

Pertama-tama, Tuhan ingin menyentuh kemauan kita untuk mentaati Dia. Jadi, Ia mengundang kita kepada Firman-Nya, untuk belajar mengenai kehendaknya. “Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan!” (Mazmur 81:14). Kemudian, Firman-Nya bekerja di dalam hati kita, membuat kita sadar akan kebutuhan kita untuk taat kepada-Nya. “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22). Sementara itu, Ia senantiasa menuntun kita untuk mencintai Firman-Nya. “Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua” (Mazmur 119:127). Akibatnya, kita akan menjadi semakin memiliki kemauan untuk mentaati Firman-Nya. “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku” (Mazmur 40:9).

Setelah mengerjakan keinginan untuk taat di dalam hati kita, Tuhan juga ingin bekerja di dalam kita sampai kita benar-benar melakukan kehendak-Nya. Kemauan dan pekerjaan adalah dua hal yang berbeda. Kita sering melupakan perbedaan ini. Kita sering berasumsi bahwa jika sudah ada kemauan pasti akan diikuti dengan tindakan. Yesus memperlihatkan kesalahan cara berpikir seperti ini kepada murid-murid-Nya. “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Matius 26:41). Walaupun hati kita ingin taat, daging kita tidak mampu membuat keinginan tersebut menjadi tindakan. Jadi, kita harus selalu ingat akan kebutuhan kita untuk berdoa supaya kita taat dan tidak jatuh ke dalam pencobaan. Firman Tuhan bahkan mengajarkan kita untuk berseru kepada Tuhan supaya hati kita selalu ingin hidup dalam ketaatan kepada Dia. “Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya. Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu” (Mazmur 119:35-36).

Doa

Ya Tuhan yang maha pemurah, betapa baiknya Engkau sehingga Engkau mau untuk mengerjakan ketaatan di dalam hati dan hidupku. Betapa luar biasa anugerah kasih karunia-Mu sehingga Engkau mau sepenuhnya ikut dalam proses ini – dari keinginan hingga tindakan. Tarik aku setiap hari ke dalam Firman-Mu. Dan berkaryalah di dalam aku, supaya aku semakin menginginkan hidup yang taat kepada-Mu. Dan kuatkan aku supaya aku benar-benar melakukan kehendak-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (Filipi 2:12-13) Renungan kita sekali lagi diambil dari Filipi 2:12-13. Pada renungan yang lalu, kita melihat bahwa kita harus mengizinkan Tuhan untuk bekerja di dalam hati kita, jika kita ingin hidup di dalam ketaatan.