Hal-hal sementara yang kelihatan, hal-hal kekal yang tidak kelihatan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2 Korintus 4:17-18)

Allah kita yang penuh kasih karunia ingin menggunakan ujian dalam hidup kita (“penderitaan ringan yang sekarang ini”) untuk menghasilkan berkat yang kekal bagi kita (“kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya”). Ia ingin menggunakan masalah yang setiap hari kita hadapi untuk memperbesar kapasitas rohani kita agar kita dapat mengalami kemuliaan yang sempurna saat kita mengenal, menyembah dan melayani Tuhan di sorga kekal nanti! Tuhan menghendaki kita menerima warisan yang penuh: “Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 1:11).

Hanya karena kita mengalami kesulitan yang hebat di dunia ini tidak berarti kita dijamin mengalami kepenuhan kemuliaan di sorga nanti. Proses untuk menghasilkan berkat-berkat sorgawi ini tidak berlangsung otomatis bagi anak-anak Tuhan. Ayat ke 18 menuliskan kapan proses ini terjadi: “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan." Kesulitan hidup ini bisa diubah menjadi berkat-berkat sorgawi jika kita menaruh perhatian kepada hal-hal yang tidak kelihatan.

Dalam menghadapi ujian hidup, banyak orang percaya menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa menerima berkat-berkat sorgawi karena mereka menaruh perhatian kepada hal-hal yang kelihatan. Pikiran mereka hanya kepada diri mereka sendiri, kepada masalah mereka atau kepada nasihat manusia biasa. Sikap seperti ini hanya akan menghasilkan rasa frustrasi, bukan berkat-berkat rohani. Untuk memperoleh hal-hal yang kekal dari hal-hal yang sementara, kita harus mengarahkan pandangan kita kepada hal-hal yang tidak kelihatan, karena “yang tak kelihatan adalah kekal."

Apakah hal-hal yang tidak kelihatan itu? Kuasa kasih karunia Allah! Termasuk di dalamnya kasih karunia untuk penghiburan dan pengharapan: “Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita” (2 Tesalonika 2:16). Termasuk di dalamnya kasih karunia untuk bertahan dan bertekun: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu” (2 Korintus 12:9). Bahkan termasuk di dalamnya “kasih karunia demi kasih karunia” (Yohanes 1:16).

Semua ini senantiasa tersedia saat kita mengandalkan Tuhan. “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Korintus 5:7). Hidup orang Kristen dijalani dengan iman kepada Tuhan, bukan dengan keahlian untuk mengatasi masalah. Umat Allah masuk ke dalam berkat-berkat-Nya dengan mengandalkan Dia. Dengan memandang kepada kasih karunia Allah maka kesulitan hidup kita akan diubah menjadi “kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya."

Doa

Allah sumber kasih karunia, aku mengakui bahwa aku sering menyia-nyiakan kesempatan yang muncul di dalam kesulitan yang aku hadapi dengan memusatkan perhatianku kepada hal-hal yang sementara. Tolong aku agar selalu melihat kepada kuasa kasih karunia-Mu, supaya ujian hidup yang aku hadapi akan menghasilkan kemuliaan sorgawi yang kekal. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2 Korintus 4:17-18) Allah kita yang penuh kasih karunia ingin menggunakan ujian dalam hidup kita (“penderitaan ringan yang sekarang ini”) untuk menghasilkan berkat yang kekal bagi kita (“kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya”).