Proses yang memuliakan harta sorgawi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (2 Korintus 4:7-9)

Pelayan-pelayan perjanjian baru, yaitu pengikut Kristus, adalah "bejana tanah liat" biasa. Namun, dalam wadah alamiah manusia tersebut tinggal harta sorgawi yang luar biasa, Yesus Kristus Anak Allah. Pengaturan ini membuat Yesus sang harta Sorgawi sebagai pusat kepercayaan kita dan fokus penyembahan kita: "Supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." Sejalan dengan hal tersebut, Tuhan juga sudah menyiapkan sebuah proses yang akan memuliakan harta tersebut.

Proses ini melibatkan tekanan hidup kita setiap hari, yang datang dari berbagai aspek hidup kita. "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit." Sebuah bejana tanah liat biasa tidak akan dapat menahan terlalu banyak beban, tetapi harta sorgawi di dalam bejana tersebut dapat membuatnya tidak sampai terjepit dan hancur. "Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus" (2 Timotius 2:1).

Proses ini juga akan membuat kita "habis akal, namun tidak putus asa." Kita akan menghadapi situasi yang sulit dan terlihat mustahil untuk diselesaikan, namun Penasehat kita yang ajaib akan melindungi kita dari keputusasaan: "Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kolose 2:3).

Aniaya juga termasuk di dalam proses ini: "Dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian." Orang-orang akan menuduh kita, salah mengerti kita, atau menipu kita. Namun, kita tahu bahwa kita tidak akan ditinggalkan oleh Tuhan yang tinggal di dalam kita. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13:5).

Bahkan bencana pun akan menjadi bagian dari proses yang memuliakan harta yang di dalam kita: "Kami dihempaskan, namun tidak binasa." Situasi yang tidak menentu serta luka batin bisa terjadi, namun Allah akan memelihara jiwa kita sehingga kita tidak jatuh sampai tergeletak menanggung beban yang berat. "Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi TUHAN menjadi sandaran bagiku" (Mazmur 18:19).

Hidup akan menghampiri kita seperti serbuan pasukan perang, siap untuk melindas kita. Secara alamiah tidak ada harapan bagi kita, karena bejana tanah liat tidak akan bertahan melawannya. Namun, setelah debu pertempuran reda, bejana tanah liat hidup kita tetap utuh karena kita mengandalkan kekuatan Yesus Kristus, harta sorgawi yang berharga yang tinggal di dalam hati kita. Karena tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat mengalahkan Tuhan Yesus Kristus. "Sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia" (1 Yohanes 4:4).

Doa

Tuhan Yesus, Engkaulah harta sorgawi yang tinggal di dalam aku. Ketika tekanan, kemustahilan, aniaya atau bencana datang, ajar aku untuk mengandalkan Engkau. Ketika orang lain bertanya bagaimana aku dapat bertahan di dalam kesulitan ini, ingatkan aku untuk memberikan semua pujian dan penghormatan hanya kepada Engkau saja. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (2 Korintus 4:7-9) Pelayan-pelayan perjanjian baru, yaitu pengikut Kristus, adalah "bejana tanah liat" biasa. Namun, dalam wadah alamiah manusia tersebut tinggal harta sorgawi yang luar biasa, Yesus Kristus Anak Allah.