Sikap kita terhadap pelayanan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan Firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. (2 Korintus 4:2)

Tuhan sudah menjadikan kita pelayan perjanjian baru kasih karunia-Nya. “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru” (2 Korintus 3:6). Mereka yang rindu untuk melayani Tuhan dengan kasih karunia memiliki sikap yang berbeda terhadap pelayanan. “Kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan Firman Allah."

Sangat menyedihkan bahwa banyak pelayanan di dalam gereja-gereja di dunia ini memiliki motivasi dan metode pelayanan yang bersifat tersembunyi, karena tujuan sebenarnya memalukan. Beberapa cara pelayanan yang tidak terhormat ini termasuk “berlaku licik” (misalnya memanipulasi jemaat melalui janji akan kenikmatan duniawi). Bentuk lain adalah “memalsukan Firman Allah” (misalnya mengkhotbahkan apa yang orang ingin dengar, bukan apa yang sesungguhnya ditulis di dalam Firman Allah). Jika kita ingin melayani Tuhan dengan kasih karunia, kita harus menolak cara-cara seperti ini.

Sebaliknya, kita ingin melayani Tuhan dengan “menyatakan kebenaran." Kita melayani dengan memberitakan kebenaran firman dengan tulus, bukan dengan menggunakan cara-cara manusia yang menipu. Kita juga rindu agar hidup kita sesuai dengan pesan yang kita sampaikan, bukan sebaliknya. “Kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah." Saat kita menyampaikan pesan kebenaran Allah, dengan rendah hati kita meminta kepada Tuhan agar kebenaran tersebut berdampak di dalam hidup kita, supaya menjadi contoh dan teladan dari apa yang kita sampaikan. Tuhan akan menggunakan hidup kita agar menyentuh hidup orang lain.

Adalah kehendak Allah supaya pelayanan kita memiliki dampak lebih jauh dari pada pikiran manusia (yang dapat dijangkau dengan pengetahuan, konsep atau sistem pendidikan). Ia juga ingin agar kesaksian hidup kita memiliki dampak lebih jauh dari pada perasaan manusia (yang dapat dijangkau dengan cerita yang emosional, sindiran yang menghakimi atau ide-ide yang inspiratif). Dan pastinya Allah tidak ingin membuat orang menjadi sombong (“Tuhan membuat orang lain iri kepada keberhasilanmu”) atau membuat orang menjadi serakah (“Berikan persembahanmu, maka Tuhan akan menggantikannya sepuluh kali lipat”). Sesungguhnya, Tuhan ingin menyentuh hati nurani mereka: “Isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela” (Roma 2:15).

Doa

Allah sumber kebenaran dan kekudusan, aku rindu untuk melayani Engkau dalam kasih karunia. Aku menolak segala bentuk manipulasi dan pemalsuan Firman-Mu. Jadikan hidupku bejana kemuliaan-Mu yang menyatakan kebenaran-Mu. Saat aku melayani orang lain, sentuh hati mereka yang terdalam dengan kuasa kasih karunia-Mu, agar mereka datang mencari Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan Firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. (2 Korintus 4:2) Tuhan sudah menjadikan kita pelayan perjanjian baru kasih karunia-Nya. “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru” (2 Korintus 3:6). Mereka yang rindu untuk melayani Tuhan dengan kasih karunia memiliki sikap yang berbeda terhadap pelayanan. “Kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan Firman Allah."