Sumber kesanggupan kita

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. (1 Korintus 3:5)

[Kami] tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. (Filipi 3:3)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13)

Kita sudah belajar bagaimana kasih karunia Allah membangun sifat-sifat yang ilahi di dalam hidup kita. Pelajaran ini berhubungan dengan pencarian sumber dari kesanggupan kita. Di manakah orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus harus mencari sumber yang cukup untuk memampukan kita hidup secara rohani? Alkitab menjawab pertanyaan ini dengan dua cara. Pertama, Tuhan ingin kita menyadari bahwa kita bukanlah sumber dari segala sesuatu yang kita butuhkan. Kedua, Tuhan ingin kita mengerti bahwa Dialah sumber dari segala sesuatu yang kita butuhkan.

Ketidakmampuan kita adalah hal pertama yang Tuhan ingin kita benar-benar mengerti. “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri." Ketidakmampuan kita begitu menyeluruh sehingga kita tidak bisa mengharapkan sesuatu yang ilahi maupun kekal akan muncul dari hidup kita. Kita tidak memiliki sumber daya apapun yang dapat menyelamatkan jiwa kita, mengubah hidup kita, atau membangun jemaat Tuhan. Hal ini merupakan cara pandang terhadap hidup yang sangat berbeda dari pada yang kita bayangkan sebelumnya. Cara berpikir alamiah manusia akan berasumsi bahwa kitalah sumber dari segala sesuatu yang kita perlukan dalam hidup ini. Firman Tuhan berulangkali memperingatkan kita untuk tidak memakai pola pikir ini. Pemazmur mengatakan: “Sebab sia-sia penyelamatan dari manusia” (Mazmur 108:13). Juga: “Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan” (Mazmur 146:3). Tuhan Yesus memperjelas hal ini: “Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5). Paulus mengajarkan hal yang sama: “[Kami] tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah."

Kesanggupan Allah adalah hal kedua yang Ia ingin kita benar-benar mengerti. “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah." Sepasti menyeluruhnya ketidakmampuan kita, sepasti itulah menyeluruhnya kesanggupan Tuhan sebagai sumber dari segala sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Pemazmur mengerti kebenaran ini. “Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita” (Mazmur 108:14). Dan “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya: Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya” (Mazmur 146:506). Yesus menegaskan hal ini: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak” (Yohanes 15:5). Paulus menyaksikan kebenaran yang sama: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13). Tuhan adalah sumber dari kesanggupan kita untuk hidup dan menghasilkan sifat-sifat ilahi.

Doa

Ya Tuhan sumber kekuatanku, aku meninggalkan semua pengandalan kepada diri sendiri. Betapa sia-sianya hal tersebut. Tuhan, ajar aku untuk berharap dan mengandalkan Engkau saja untuk semua hal yang aku perlukan agar aku dapat hidup berkenan di hadapan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. (1 Korintus 3:5) [Kami] tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. (Filipi 3:3) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13) Kita sudah belajar bagaimana kasih karunia Allah membangun sifat-sifat yang ilahi di dalam hidup kita.