Hidup sebagai pelayan-pelayan Perjanjian Baru

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (2 Korintus 3:5-6)

Kita sebagai orang percaya kepada Yesus Kristus adalah “pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru.” Kita adalah orang-orang yang melayani Tuhan karena kasih karunia. Kehidupan kita dari hari ke hari adalah hidup melayani Tuhan, kita ditugaskan oleh kasih karunia Allah yang bekerja di dalam kita.

Kita melayani bukan karena kita sanggup. “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri.” Sering kali kita merasa mampu hidup dan melayani Tuhan hanya dengan kekuatan, talenta atau kepintaran kita sendiri. Hal ini tidak sejalan dengan Firman Tuhan.

Bahkan ketika kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa kita ternyata tidak sanggup untuk hidup dan melayani sesuai kehendak Tuhan, kita juga sering menyederhanakan dan meremehkan ketidaksanggupan tersebut. Kita kemudian menyimpulkan bahwa memang kita tidak mungkin bisa melakukan semuanya, lakukan saja apa yang bisa dilakukan sebaik-baiknya. Tuhan punya cara pandang yang berbeda, sebenarnya, kita tidak sanggup menghasilkan “apapun” yang sesuai dengan kehendak Dia.

Sebenarnya jika kita sanggup melakukan apapun, itu semua karena Tuhan yang mengerjakannya di dalam kita. “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.” Kita adalah orang-orang yang menerima kasih karunia Allah. Kita tidak boleh berpikir bahwa kita punya kesanggupan hanya dengan kekuatan daging kita sendiri. Tuhanlah yang menjadi sumber kemampuan untuk hidup yang berkenan di hadapan Dia.

Perbedaan antara hidup dengan kesanggupan dari Allah dan dengan kesanggupan diri sendiri adalah perkara hidup dan mati. “Sebab hukum yang tertulis mematikan.” Hukum Taurat berbicara mengenai usaha kedagingan manusia untuk berkenan di hadapan Allah, dan hal tersebut hanya membuat kita lelah, patah semangat dan hidup dalam kematian rohani. “Tetapi Roh menghidupkan.” Ketika kita hidup mengandalkan Roh Kudus yang ada di dalam kita yang menyediakan kelimpahan kasih karunia, kita akan dikuatkan, penuh dengan semangat dan pengharapan.

Doa

Ya Tuhan Allah penuh Kasih Karunia. Dengan kerendahan hati aku mengakui bahwa aku seringkali berpikir bahwa untuk hidup berkenan di hadapan-Mu aku harus berusaha hanya dengan kekuatanku sendiri, dan seperti Firman-Mu berkata, aku tidak mengalami kehidupan rohani yang bertumbuh, aku patah semangat dan mati secara rohani. Ajar aku untuk bergantung kepada Roh-Mu yang kudus yang akan menuntun aku, menguatkan aku, menghibur aku supaya aku semakin seperti Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku.

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (2 Korintus 3:5-6) Kita sebagai orang percaya kepada Yesus Kristus adalah “pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru.” Kita adalah orang-orang yang melayani Tuhan karena kasih karunia.