Jangan jadi orang toxic!

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Orang-orang toxic adalah mereka yang melemahkan semangat, egois, suka mengkritik, memutarbalikkan fakta, dan tidak menepati janji sehingga bisa menghambat kemajuan gereja dan penuaian jiwa. Sebagai umat Tuhan, kita harus waspada, tidak terlibat dalam pola mereka, membatasi pengaruhnya, serta berani mengoreksi dengan benar. Tuhan memanggil kita untuk bukan menjadi penghambat, melainkan orang yang berguna, bersatu, dan membangun gereja untuk penuaian jiwa.

Ezra 4:1-5 menggambarkan mengenai orang-orang toxic yang menghambat kemajuan gereja.

Toxic artinya racun, jadi orang-orang toxic adalah orang yang "membawa racun". Dalam Ezra 4:4 dikatakan:

Maka penduduk negeri itu melemahkan semangat orang-orang Yehuda dan membuat mereka ketakutan.

Saat itu, Ezra ingin membangun kembali Bait Allah yang sudah rubuh. Mereka baru saja kembali ke Yerusalem dari pembuangan di Babel setelah 70 tahun. Namun ketika pembangunan dimulai, mereka ketakutan karena diganggu oleh orang-orang di sekeliling mereka, bahkan termasuk orang-orang yang disuap dari antara bangsa Israel sendiri.

Karena itu, jangan sampai di gereja kita ada orang-orang yang menghambat kemajuan gereja. Orang-orang toxic dapat menghambat penuaian jiwa, padahal kita harus fokus pada tujuan besar sampai tahun 2033.

Ciri-ciri orang toxic:

  • Tidak fokus: harusnya fokus pada penuaian jiwa, tetapi justru menghambatnya.
  • Egois: tidak peduli perasaan orang lain, bertindak sesuka hati.
  • Suka mengkritik: selalu melihat kesalahan orang lain, sulit minta maaf, merasa diri selalu benar.
  • Suka memutarbalikkan fakta/manipulatif: suka drama dan memicu konflik di antara para umat Tuhan.
  • Janji tidak ditepati: hanya manis di mulut tetapi tidak dilakukan.
  • Suka mengontrol: tidak mengerti status, memerintah meski bukan atasan, membuat orang lain tidak nyaman.

Orang-orang toxic seperti ini bisa ada di setiap gereja. Karena itu, umat-umat Tuhan harus menjadi pribadi yang tidak mudah tersinggung, agar tidak terjebak dalam racun yang berbahaya ini.

Cara mengatasinya:

  • Jangan terlibat dalam kegiatan orang toxic, jangan mengikuti alur mereka.
  • Batasi keberadaan mereka di sekitar kita.
  • Jangan membenarkan kesalahan mereka, dan
  • Jangan ragu mengoreksi serta menegur dengan benar.

Mari kita semua jangan hanya mengkritik atau suka protes, tapi kita harus menjadi orang-orang yang berguna, hidup dalam kesatuan, berkolaborasi membangun gereja, dan fokus membantu pekerjaan Tuhan.

Amin.