Pentakosta Ketiga dan kehidupan kudus

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Hidup kudus bukan berarti tanpa dosa, tetapi kita terus berusaha untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Bahan Commander of Thousand JC-Youth minggu ketiga September 2024

Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

Maleakhi 3:2-3

Penjelasan materi

Teman-teman, hari-hari ini begitu menggairahkan karena kita sedang menyaksikan bagaimana api Pentakosta Ketiga sedang berkobar di mana-mana. Terjadi revival dan penuaian yang luar biasa. Tetapi tentunya kita juga harus menyadari kalau penuaian itu berjalan paralel dengan pembersihan dan pemurnian. Yuk, kita lihat sama-sama:

  1. Api Pentakosta Ketiga
  2. Kisah Para Rasul 2:17,

    Akan terjadi pada hari-hari terakhir demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.

    Guys, Pentakosta Ketiga adalah pencurahan Roh Kudus yang diharapkan akan terjadi di akhir zaman, di mana ada kebangkitan besar dan generasi muda memegang peran kunci. Dalam masa ini, kita tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga alat Tuhan untuk menyatakan kemuliaan-Nya melalui tanda-tanda, penglihatan, dan nubuatan.

    Sebagai anak muda, kita memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk dipakai Tuhan dalam kebangkitan rohani ini. Api Roh Kudus yang dicurahkan akan memberi kita kuasa dan hikmat untuk mempengaruhi dunia dengan Injil.

  3. Pembersihan dan pemurnian gereja
  4. Maleakhi 3:2-3,

    Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

    Teman-teman, pemurnian adalah proses yang Tuhan lakukan untuk menyiapkan gereja-Nya, termasuk setiap kita, agar layak menyambut kedatangan-Nya. Seperti perak yang dimurnikan, kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, bebas dari dosa, dan membawa korban yang benar di hadapan Tuhan.

    Memang sih, proses pemurnian ini tidak selalu nyaman. Kadang ada hal-hal dalam hidup kita yang harus diubah atau ditinggalkan, tetapi ini penting agar kita bisa menjadi alat yang siap digunakan Tuhan. Pemurnian tidak hanya terjadi di gereja, tetapi juga dalam kehidupan pribadi kita.

  5. Hidup kudus dalam menyelesaikan Amanat Agung
  6. 1 Petrus 1:15-16,

    Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

    Nah, kita bisa lihat kalau kehidupan kudus adalah panggilan untuk setiap orang percaya. Ini bukan pilihan, tetapi perintah langsung dari Tuhan. Hidup kudus berarti kita menjaga perilaku, pikiran, dan tindakan kita sesuai dengan standar kekudusan Tuhan. Tanpa hidup kudus, kesaksian kita sebagai pengikut Kristus menjadi lemah, dan amanat agung tidak dapat diselesaikan dengan efektif.

    Hidup kudus bukan berarti tanpa dosa, tetapi kita terus berusaha untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam perjalanan hidup ini, Roh Kudus akan menolong kita untuk hidup kudus dan menjadi saksi yang efektif bagi dunia. (BA)

Bahan diskusi

  1. Diskusikan bagaimana Pentakosta Ketiga relevan dengan kehidupan anak muda masa kini. Apakah ini hanya sebuah kebangkitan rohani biasa, ataukah ada panggilan yang lebih spesifik bagi kita untuk merespons pencurahan Roh Kudus ini?
  2. Apa tantangan terbesar yang kamu hadapi dalam menjalani hidup kudus di tengah dunia modern? Bagaimana kita bisa saling mendukung dalam komunitas untuk tetap hidup dalam kekudusan?