Ampunilah dulu sebelum berdoa

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Pengampunan adalah syarat utama agar doa-doa kita didengar Tuhan. Meskipun kita penuh iman dan percaya akan kuasa Tuhan, tanpa melepaskan pengampunan, doa kita bisa terhalang. Kasih Kristus memampukan kita mengampuni bahkan musuh kita, dan itulah kunci memasuki hadirat Allah.

Sebagai orang percaya, tidak ada seorang pun dari kita yang tidak berdoa dalam keseharian. Doa itu seperti napas hidup orang percaya—selama kita masih bernapas, kita harus terus berdoa. Kita tidak meragukan kuasa Tuhan untuk menjawab doa-doa kita, karena Tuhan sanggup melakukan perkara yang tidak mungkin.

Namun, jika doa kita belum dijawab, itu bukan berarti karena kita kurang iman. Tuhan tahu yang terbaik. Tapi ada satu hal penting sebelum kita berdoa, yaitu: belajarlah untuk mengampuni. Ampunilah terlebih dahulu orang yang telah menyakiti kita, membenci kita, mengecewakan kita—di mana pun itu terjadi, termasuk dalam pelayanan.

Mengapa ini penting? Karena kita juga berharap Bapa mengampuni kita. Dan untuk menerima pengampunan dari Tuhan, kerendahan hati sangat diperlukan. Maka dari itu, ampunilah dulu sebelum kita berdoa, agar doa-doa kita tidak terhalang dan dikabulkan oleh Bapa di surga.

Markus 11:25,

"Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu, sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di surga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Ini adalah nasihat langsung dari Tuhan Yesus. Kita harus belajar melepaskan pengampunan kepada siapa pun yang bersalah kepada kita.

Tapi kita sadar, tidak selalu mudah mengampuni. Kesombongan, kepahitan, atau luka yang terlalu dalam bisa membuat kita keras hati. Jika kita tetap tidak mau mengampuni, maka doa kita bisa terhalang. Bahkan, layak kita mempertanyakan apakah kita sendiri sudah sungguh-sungguh mengalami pengampunan dari Bapa.

Firman Tuhan sangat jelas: Mengampuni sesama adalah syarat utama agar doa-doa kita dijawab.

Tentu saja iman berperan besar dalam menggenapi rencana Tuhan, tapi iman tanpa pengampunan bisa menjadi penghalang besar. Maka selain hidup benar, kita juga harus memiliki hati yang bersih dan dipenuhi kasih Tuhan Yesus.

Yesus sendiri adalah teladan utama. Ia mengampuni semua orang, bahkan orang yang menyalibkan-Nya. Jika kita sungguh hidup dalam kebenaran, maka sedikit saja “kotoran” dalam jiwa kita—dendam, sakit hati, kepahitan—dapat menghambat kita masuk hadirat Allah.

Jadi sebelum kita masuk ke dalam doa, seperti malam ini, mari kita bersihkan hati kita terlebih dahulu. Jika tidak, maka doa kita, sekeras apa pun, bisa terasa jauh dari jawaban Tuhan.

Hanya melalui kasih Yesus, kita dimampukan untuk mengampuni. Ingatlah bahwa kita pun tidak lebih baik dari orang lain, maka belajarlah untuk mengampuni siapa pun yang bersalah kepada kita.

Markus 11:26,

“Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Di ayat 20, kita juga melihat kuasa besar dari Tuhan Yesus saat mengutuk pohon ara, yang langsung kering sampai ke akar-akarnya. Yesus bahkan berkata:

“Jika kamu tidak bimbang dan percaya, kamu bisa berkata kepada gunung, ‘Beranjaklah’, dan itu akan terjadi."

Gunung terbesar dalam hidup kita kadang bukan masalah ekonomi, penyakit, atau keluarga—melainkan kesulitan melepaskan pengampunan. Tapi jika kita taat, percaya, dan mengampuni, maka tidak ada yang mustahil bagi kita untuk menerima jawaban doa dari Bapa di surga.

Tuhan memberkati.