Bebas bersyarat

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Logo Inspirational.jpgLogo Inspirational.jpg
Inspirasi
Tanggal17 September 2023
PenulisPdm Semion Prasetyoadi
Sebelumnya
Selanjutnya

Sering juga didengungkan tentang kebebasan, baik itu kebebasan berpendapat, atau kebebasan pers, dan lain-lain.

Sekarang kita akan membahas tentang kemerdekaan atau kebebasan. Banyak orang menginginkan kebebasan. Anak-anak muda menginginkan kebebasan, lepas dari pengawasan orang tua mereka. Sering juga didengungkan tentang kebebasan, baik itu kebebasan berpendapat, atau kebebasan pers, dan lain-lain. Namun sering kali justru yang terjadi adalah kebebasan yang kebablasan sehingga mengakibatkan anarki dan kerugian atau justru banyak yang terikat di dalam kebebasan mereka.

Lukas 15:11-14,

Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.

Cerita ini menggambarkan keadaan banyak di antara kita: bahwa tidak semua kita dapat hidup di dalam kebebasan yang sesungguhnya. Siapa Anda kalau tidak ada yang mengawasi Anda? Itulah diri Anda sesungguhnya!

Justru pada saat anak bungsu ini lepas atau bebas dari pengawasan bapanya dia kemudian hidup melarat. Mengapa demikian? Karena anak bungsu dalam cerita ini seperti kebanyakan orang mempunyai pengertian yang salah tentang kebebasan.

Apa itu kebebasan (freedom)?

Freedom = Free + Dominion
The word dominion means: to lead, to manage, to control, to keep under and to be steward over. (Memimpin, mengatur, kontrol, menguasai atau mengelola)

Di dalam kebebasannya, anak bungsu tidak dapat mengelola harta yang dia dapat dari bapanya sehingga di dalam kebebasannya dia menderita.

Kebebasan yang sebenarnya mengenal syarat atau batasan, mengenal peraturan. Seperti kalau kita masuk jalan tol/jalan bebas hambatan pasti ada aturannya atau ada batasannya. Kebebasan harus dijaga dengan hukum sehingga tidak terjadi hukum rimba.

Kejadian 2:15-17,

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."