Memberi dari kekurangan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan...

Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.

Markus 12:43

Pendahuluan

Tema dan renungan bahan sharing kali ini bukan tanpa sengaja, dan tidak bermaksud untuk memprovokasi, melainkan sebagai bahan evaluasi bagi kita semua. Tidak sedikit orang yang katanya memiliki kerinduan untuk memberikan persembahan, namun mereka merasa mereka sendiri masih mengalami kekurangan. “Mau sih kasih persembahan, tapi bagaimana? Gaji yang ada aja masih kurang”; “Nanti deh kalau saya ada berkat, kalau gaji saya sudah naik banyak, saya janji akan rajin menabur.” Ini adalah contoh-contoh pernyataan yang dilontarkan mereka.

Tentu kita tidak memaksa seseorang untuk memberi persembahan, karena biar bagaimana pun persembahan harus disampaikan dengan sukarela dan sukacita, bukan dengan sungut-sungut.

Isi

Melalui peristiwa yang dicatat oleh Injil Markus di atas, ada beberapa pelajaran berharga yang patut menjadi perenungan dan pembelajaran bagi kita:

  1. Tuhan Yesus memperhatikan cara orang memberi persembahan
  2. Perhatikan Markus 12:41, sangat menarik sekali bagaimana Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Yang kita sadari selama ini mungkin sekedar memperhatikan orang-orang miskin, sakit, lumpuh, buta dan lainnya yang membutuhkan mukjizat dan pertolongan. Tapi ini luar biasa, Tuhan Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan cara orang memberi persembahan.

    Persembahan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam ibadah kita sebagai orang percaya, Alkitab banyak mengajar kita tentang kita memberi. Pemberian kita tentunya bukan sekedar bersifat horizontal kepada sesama manusia tetapi juga bersifat vertikal, kepada Tuhan melalui institusi yang sah dan valid untuk menerima dan mengelola persembahan yang jemaat berikan kepada Tuhan untuk pekerjaan Tuhan dan kemuliaan bagi nama-Nya. Ketika kita hendak membawa persembahan kita, ingatlah, mungkin saja Ia memperhatikan bagaimana cara kita dalam memberi.

  3. Bukan sekedar jumlah secara nominal melainkan kualitas dalam memberi
  4. Jika kita perhatikan, secara jumlah nominal apa yang dipersembahkan oleh janda miskin tidak seberapa dibandingkan dengan banyak orang kaya yang memberi jumlah yang besar. Namun apa yang Yesus katakan kepada murid-murid-Nya. Dalam penilaian Yesus, janda miskin memberi lebih banyak dari pada orang-orang kaya yang memberi dalam jumlah besar, sebab janda miskin memberikan semua yang ada padanya yakni seluruh nafkahnya. Kata nafkah dalam ayat ini bukan sekedar penghasilan, melainkan dari kata bahasa Yunani yang artinya hidupnya. Jadi waktu dia memberi dua peser miliknya, sesungguhnya dia sedang memberi hidupnya.

  5. Memberi dari kekurangan vs memberi dari kelimpahan
  6. Merupakan pembelajaran yang penting bagi kita. Memberi itu bukan menunggu kaya, diberkati atau banyak uang. Janda miskin memberi dari kekurangannya, artinya kekurangan atau kondisi kurang secara ekonomi bukanlah alasan atau pembenaran bagi kita untuk tidak memberi. Janda miskin memberikan contoh dan teladan yang baik. Apa yang ia lakukan mendapat pujian dari Tuhan Yesus serta pembelajaran bagi murid-murid Yesus. Dibutuhkan iman, pengharapan dan kebergantungan yang penuh kepada kasih dan pemeliharaan Tuhan untuk dapat melakukan apa yang janda miskin lakukan.

Kesaksian

Dari 3 penjelasan di atas mana yang sudah Anda lakukan sampai saat ini?

Kesimpulan dan saling mendoakan

Memberi dengan rela dan sukacita merupakan sarana bagi Allah untuk memberkati umat-Nya.

Jadwal

  • 07 Apr: Libur
  • 14 Apr: Materi COOL
  • 21 Apr: Libur
  • 28 Apr: Doa