Kuasa kebangkitan Kristus

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Renungan Khusus 2019.jpgRenungan Khusus 2019-1x1.jpg
Renungan khusus
Tanggal09 April 2023
PenulisPdt Chris Silitonga
Renungan khusus lainnya

Salah satu tokoh dalam Alkitab Perjanjian Baru yang mengalami perubahan hidup yang amat drastis adalah Paulus. Lukas menulis dalam Kisah Para Rasul 8 dan 9, bagaimana Saulus, yaitu nama lain Paulus, adalah seorang Yahudi dan Farisi yang hatinya begitu berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan Yesus. Saulus bahkan meminta izin agar dia beri kuasa untuk memburu semua pengikut Tuhan Yesus, membawa mereka semua ke Yerusalem, agar semua pengikut Tuhan tersebut mengalami nasib kematian yang sama seperti yang dialami Stefanus (Kisah 7:54-8:1a). Namun segalanya berubah ketika ia mengalami perjumpaan langsung dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju ke Damsyik. Singkat cerita, setelah melalui proses yang tidak pendek, Saulus dibimbing oleh para pengikut Kristus, diterima di dalam lingkaran orang percaya, bahkan akhirnya ikut dalam persidangan penting di Yerusalem (Kisah 15) dan menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dalam membesarkan gereja Kristen abad pertama. Dari seorang pemburu pengikut Kristus, menjadi seorang pengikut Kristus yang “memburu” Kristus seumur hidupnya (Filipi 3:12-14).

Paulus mengungkapkan apa yang menjadi keinginan hatinya dalam Filipi 3:10-11, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Pengalaman perjumpaannya dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju Damsyik dan proses pemuridan yang dia alami sesudahnya, membuat Paulus begitu rindu untuk makin mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, karena kedua hal itulah yang membuat dia mengalami suatu pembalikan total cara pandang dan cara hidupnya. Paulus mengajar jemaat agar sama seperti dirinya kita pun terus mengejar pengenalan akan Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya. Kita jangan hanya tahu Yesus tetapi tidak mengalami kuasa kebangkitan-Nya, karena justru oleh kebangkitan-Nya lah iman kita hari ini tidak sia-sia (1 Korintus 15:14).

Mari kita perhatikan beberapa fakta ini: peringatan kelahiran Yesus, Natal, senantiasa dirayakan meriah oleh banyak orang diseluruh dunia, sementara kematian dan kebangkitan-Nya tidak dirayakan semeriah Natal padahal oleh karena kematian dan terlebih karena kebangkitan-Nya-lah Kekristenan menjadi ada. Bagi umat Kristiani, kematian dan kebangkitan Yesus menjadi sentralitas iman dan keselamatan kita (Roma 10:9-10). Semua orang di atas muka bumi ini mengalami siklus yang sama, yaitu lahir dan mati, namun hanya ada satu pribadi yang bangkit dari kematian, bahkan mengalahkan kematian dan hidup selama-lamanya, yaitu Yesus Kristus. Dengan kematian-Nya Ia membuktikan kebesaran kasih-Nya kepada dunia dan melalui kebangkitan-Nya Ia memberikan jaminan keselamatan bagi mereka yang percaya kepada-Nya (Ibrani 7:22, 25-27). Sebagai orang yang percaya kepada Kristus marilah kita mengucap syukur dan mengenal dengan sungguh-sungguh akan Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, bahkan mengalami kuasa itu.

#1 Kuasa kebangkitan-Nya mengubah jalan hidup kita

Dalam 1 Korintus 15:20-22 dikatakan, Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” Dosa membuat arah jalan hidup orang menuju kepada kebinasaan, namun karena Yesus Kristus telah mati lalu bangkit dari kematian dan mengalahkan maut, maka kita semua yang ada dalam persekutuan dengan diri-Nya, sekalipun tubuh fisik kita akan mati, tetapi kita akan hidup kembali dalam kekekalan bersama dengan Dia. Ini adalah kasih karunia yang Allah anugerahkan dan jaminan keselamatan yang Yesus janjikan kepada semua yang percaya kepada-Nya (Yohanes 3:16; 14:6).

Namun perubahan jalan hidup yang dialami oleh orang percaya bukan hanya berbicara nanti dalam kekekalan itu saja. Oleh karena kebangkitan Yesus dari kematian, perubahan hidup itu pun sudah terjadi sejak kita lahir baru, yaitu sejak menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Perjalanan hidup kita di dunia ini, baik rohani maupun jasmani, diubahkan oleh Tuhan ke arah yang Ia kehendaki. Kebangkitan-Nya yang mulia memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan iman kepada-Nya dan terus dituntun oleh Roh-Nya menuju kepada keserupaan dengan Kristus (Efesus 4:13-15, bdk. 2 Korintus 3:18). Karena Yesus bangkit dan hidup, maka kita pun dapat menjalani kehidupan seperti yang Yesus lakukan. Tidak heran Paulus berkata dalam Galatia 2:20, namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Sungguh, kebangkitan-Nya mengubahkan jalan hidup kita!

#2 Kuasa Kebangkitan-Nya menghancurkan musuh kita

Alkitab sangat jelas memberitahu bahwa musuh-musuh kita bukanlah manusia lainnya melainkan roh-roh jahat (Efesus 6:12). Kebangkitan Yesus dari kematian mengalahkan kuasa kematian dan pengaruh roh-roh jahat yang mencengkeram manusia (1 Yohanes 5:5). Kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, hidup manusia untuk selamanya akan selalu diperbudak oleh dosa dan tidak dapat merdeka dari pengaruh si jahat (Roma 7:15-20). Namun, sebagaimana telah diterangkan di atas bahwa orang-orang yang percaya kepada Kristus juga akan mengalami kuasa kebangkitan-Nya, maka karena Dia bangkit mengalahkan maut (Roma 6:9 bdk. Ibrani 2:14) maka kita sekarang memiliki kuasa untuk berkata “tidak!” kepada tipu-muslihat si jahat dan kita juga memiliki kuasa untuk menghancurkan sepak terjang musuh ini (1 Yohanes 5:4; Roma 5:17; 6:5). Kebangkitan Yesus memungkinkan kita untuk menjalani hidup yang tidak lagi diperbudak dosa oleh karena godaan si jahat (Roma 6:22); kebangkitan-Nya memberi kita kemerdekaan dan kemenangan bahkan kuasa untuk melawan iblis (1 Korintus 15:57 bdk. Efesus 6:11; Yakobus 4:7).

Tidaklah heran, kita dapat membayangkan betapa sukacitanya Paulus ketika ia menerangkan hal tersebut dan bagaimana ia ber-eksklamasi dalam tulisannya sebagai mana dicatat dalam 1 Korintus 15:57, “Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Betapa besar dan hebatnya kuasa kebangkitan-Nya itu bagi kita.

#3 Kuasa kebangkitan-Nya memperkuat iman kita

Saat kita mempelajari bagaimana Yesus dan para murid-murid-Nya berinteraksi, sangat menarik kita temukan bahwa sekalipun Yesus telah beberapa kali memberitahu dan mengajar diri-Nya sebagai mesias akan mengalami penderitaan dan kematian, murid-murid tersebut tidak sepenuhnya mengerti dan percaya. Mereka sepertinya “beriman penuh” kepada Yesus, namun peristiwa sengsara dan penyaliban Yesus mengguncang diri mereka. Rasul Yohanes mengingat hal ini dengan baik, sehingga semenjak awal tulisannya ia mengungkapkan betapa mereka dahulu tidak percaya penuh akan firman, tetapi semua berubah semenjak kebangkitan Yesus; mereka menjadi percaya penuh akan apa yang dikatakan Kitab Suci dan perkataan yang telah diucapkan Yesus (Yohanes 2:22).

Salah satu bukti nyata bahwa Yesus benar-benar bangkit adalah para rasul, mereka memberitakan mengenai Yesus bahkan sampai berujung hilangnya nyawa mereka sendiri. Paulus pun memiliki sikap yang sama sebagaimana ditulis dalam 2 Timotius 2:8, “Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.” Apabila kebangkitan Yesus adalah sebuah hoax atau tipuan yang dibuat oleh para rasul, maka secara logika tidak akan ada dari mereka yang akan mati karena Kristus. Ini perlu dicamkan karena tidak akan ada orang yang mau mati fisik atas kebohongan yang dibuatnya sendiri. Orang lain mungkin saja mati untuk sebuah kebohongan yang dibuat orang lain, tetapi tidak ada orang yang akan mau mati untuk kebohongan yang dibuatnya sendiri. Para rasul telah melihat sendiri bahwa Yesus bangkit dari kematian, dan berita inilah yang senantiasa mereka sampaikan dalam penginjilan mereka (bdk. Kisah 2:24-36). Iman para murid-murid menjadi semakin kuat mengetahui dan percaya Yesus bangkit dari kematian. Hari ini kita pun dengan iman percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian, mengalahkan maut dan memberi kita kemenangan! Haleluya!

Penutup

Pendeta Adrian Rogers pernah berkata (terjemahan bebas), “Kebangkitan Yesus bukanlah sekedar sejarah dalam dunia Kekristenan; tanpa kebangkitan-Nya tidak akan ada yang namanya Kekristenan. Kebangkitan-Nya adalah satu doktrin yang mengangkat Kekristenan di atas iman lainnya di dunia.” Kehidupan yang kita miliki sekarang, yang memungkinkan kita untuk bangkit dan jadi pemenang, terjadi karena Tuhan Yesus telah bangkit dan hidup. Amin! (CS)

Catatan

  • Seluruh ayat yang digunakan diambil dari Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua, terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), 2023

Sumber

  • Pdt Chris Silitonga (09 April 2023). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 10 April 2023.

    Salah satu tokoh dalam Alkitab Perjanjian Baru yang mengalami perubahan hidup yang amat drastis adalah Paulus. Lukas menulis dalam Kisah Para Rasul 8 dan 9, bagaimana Saulus, yaitu nama lain Paulus, adalah seorang Yahudi dan Farisi yang hatinya begitu berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan Yesus.