Tinggal tenang dan menguasai diri

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom...

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. (1 Petrus 4:7-8)

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Firman Tuhan berkata supaya kita, tinggal tenang. Jadi bukan panik, khawatir, ragu, bingung, bukan..., itu bukan tempat pijakan kita. Tinggallah di dalam Kristus dan dalam ketenangan.

Kenyataan yang ada akibat pandemi COVID-19: banyak orang dalam stress, terintimidasi, hilang pengharapan, dan melihat masa depan yang gelap. Ya, iblis memang sangat ingin merusak, mencuri dan membunuh manusia. Melalui semua yang sedang terjadi, iblis ingin membunuh pengharapan, damai sejahtera, masa depan, dan membinasakan manusia. Itulah kenyataan orang-orang yang tidak memiliki Firman Tuhan dan mengabaikan Roh Kudus. Namun kita umat Tuhan tidaklah demikian.

Kenyataan hari ini menyadarkan kita, bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Tuhan Yesus segera datang kembali mengangkat JemaatNya dalam kemuliaanNya. Saat Rapture (Pengangkatan Gereja) sudah di ambang pintu. Waktu yang tersedia tidak banyak lagi. Jangan sia-siakan hanya untuk khawatir dan bingung. Bangkitlah jadi orang bijak yangmenggunakan waktu untuk berbuah dan berdampak. Dan itu didasari oleh kehidupan doa yang sehat dan kuat. Ketika doa menjadi lemah dan kosong, mudah jadi bulan-bulanan kebohongan Iblis, dan permainan keadaan yang tidak menentu.

Bangunlah doa yang kuat dari ketenangan. Tuhan adalah benteng kehidupan kita, menara keselamatan dan gunung batu kekuatan kita. Mari berpijak di atas gunung batu kekuatan Yesus Kristus, bukan di atas kenyataan secara fakta manusiawi. Itulah iman.

Firman katakan: Kuasai diri, jadilah tenang - supaya bisa berdoa.

Supaya bisa berdoa artinya, kita dalam kemerdekaan bisa berdoa dalam keteduhan. Jadi tinggal tenang di hadirat Tuhan adalah bagian yang sangat penting yang harus kita bangun dalam hidup kita. Berdoa dari ketenangan menjadikan doa lahir dari iman. Kebalikannya, ketika tidak menguasai diri, maka jadi mangsa kebohongan iblis, akibatnya tidak bisa melihat kebenaran Tuhan, tidak akan memegang firman dalam keyakinan. Firman jadi hambar dan kering, Tuhan itu jadi terasa jauh, dan doa kita jadi seperti asap tipis tertiup angin. Kata-kata yang kita ucapkan mentok di atap.

Kenyataannya, ketika hati kita khawatir, perasaan kita panik, maka doa kita lahir dari kepanikan. Kita sejatinya bukan sedang berdoa, melainkan hanya berteriak dari kegalauan. Dan pasti tidak akan mengubahkan keadaan.

Kebalikannya, Roma 8:26 katakan Roh Kudus menolong kita untuk berdoa. Mari kenakan itu dalam doa kita.

Roma 8:26,

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Kita memiliki Penolong, yaitu Roh Kudus, sumber kekuatan dan hikmat. Dia ada di dalam kita, Dia menuntun kita dan memberikan kekuatan dalam doa.

Ketika Tuhan berkata: "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, ..." Tuhan memperingatkan kita bukan dengan kekuatan atau keperkasaan kita, melainkan oleh kemampuan Roh Allah. Hiduplah oleh Roh. Tinggal dalam hadirat-Nya, memberikan arena bagi Roh Kudus dalam penyerahan dan keterbukaan kepada Roh Kudus. Terus renungkan Firman dan janji-Nya, dan perkatakan dengan kesungguhan hati, sampai tembus ke dasar hati jadi keyakinan. Maka doa kita dipenuhi kekuatan firman dan pengharapan. Terus lakukan, dan pasti berkemenangan. (MG)