Roh Kudus membukakan fokus Kerajaan Allah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal03 Juni 2012
Renungan khusus lainnya

"Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia." (Roma 14:17-18)

Kita sedang berada dalam masa pencurahan Roh Kudus dan baru saja melewati Hari Pentakosta. Inilah momentum kita dalam mengenal Roh Kudus dengan benar dan mengalami-Nya dengan nyata. Mengalami Roh Kudus adalah unsur penting untuk kita mengerti kehendak Allah. Mengerti kehendak Allah akan menjadikan kita bisa berjalan senantiasa dalam tujuan-Nya sehingga berkenan kepada-Nya. Mengenakan pikiran yang diperbaharui Tuhan dan berfokus kepada-Nya akan membuat hal ini terwujud dalam hidup kita.

I. Mengerti kehendak Allah

Mengerti kehendak Bapa di sorga dan melakukannya adalah perkara yang sangat vital, karena menentukan ending hidup kita akan berada bersama Dia dalam kemuliaan di sorga atau tidak.

"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. " (Matius 7:21)

Akan ada banyak orang-orang yang merasa telah memperoleh hidup kekal hanya karena selama hidupnya telah melakukan banyak mukjizat, mengusir setan dan bernubuat demi nama Tuhan Yesus, akhirnya terkejut dan kecewa saat bertemu dengan Raja segala raja dan Hakim yang adil kelak. Mengapa bisa begitu? Karena ternyata bahwa mereka sesungguhnya tidak mengerti dan tidak melakukan kehendak Allah dengan benar. Apa yang Tuhan kehendaki tidak seperti apa yang mereka lakukan/perbuat disepanjang hidup mereka.

"Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:22)

II. Roh Kudus memberi kemampuan

Mengenal dan menuruti Roh Kudus membuat kita mengerti dan dapat melakukan kehendak Bapa atas kita. Roh Kudus adalah Penolong, yang memberikan kemampuan atas keterbatasan kita; untuk melakukan kehendak-Nya dengan benar. Dialah sumber kekuatan kita. Dialah yang menghadirkan terang pengertian akan kehendak Bapa, dan memberikan kekuatan kepada kita dalam melangkah menurutinya. Sebagaimana Yesus tidak berbuat dari diri-Nya sendiri, melainkan mengandalkan Bapa yang bekerja di dalam Dia, maka kita pun haruslah sedemikian dalam mengandalkan Roh Kudus bekerja.

"Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak." (Yohanes 5:19)

Yesus telah mewariskan teladan, Dia tidak mengandalkan kekuatan diri-Nya sebagai Anak Manusia, melainkan bergantung pada Bapa sepenuhnya. DIA lah model bagi kita, dan Dia memberikan perlengkapan kemampuan bagi kita untuk dapat melakukan apa yang Yesus telah lakukan dalam menyelesaikan pekerjaan Bapa sorgawi. Dengan memberikan Roh Kudus, Dia memberi kemampuan Ilahi (divine ability) di dalam kita.

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. " (Yohanes 14:15-17)

Roh Kudus telah datang sebagai Penolong. Dialah yang membangkitkan kasih di dalam kita, sehingga oleh karena kasih terdorong untuk mentaati perintah-Nya. Kasih selalu memberi dorongan untuk taat. Dia ada di dalam kita, dan Dia menyertai kita di dalam apa yang sedang kita hadapi dan kerjakan. Marilah kita mengundang Dia untuk berkarya di dalam kita menghadapi segala yang harus kita selesaikan bagi Bapa di sorga. Katakan kepada-Nya: "Roh Kudus, Engkau Penolong saya dalam menghadapi pekerjaan ini, berikan hikmat dan pengertian yang benar, Engkaulah kekuatan untuk saya dapat melakukannya. Engkau ada di dalam saya, dan Engkau menyertai saya sampai saya menyelesaikannya seperti yang diingini Bapa di sorga. "

Percayalah, bahwa Dialah yang menaruhkan di dalam hati kita keinginan melakukan dan menyelesaikan pekerjaan yang Bapa percayakan kepada kita. Dia pasti mendengar permohonan yang demikian, dan kita akan melihat Dia yang berkarya di dalam kita, dan melalui hidup kita. Itu dapat terjadi dalam segala aspek hidup kita.

III. Pikiran dari Roh Kudus

Roh Kudus di dalam kita membawa pikiran Bapa dan rahasia hati-Nya ke dalam kita.

"Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. " (1 Korintus 2:10)

Apa yang tersembunyi bagi pikiran orang lain, hal itu dibukakan Roh Kudus kepada kita. Karena itu kita bisa mengenal Allah dan mengerti kehendak-Nya, karena Roh Kudus menyingkapkannya bagi kita. Inilah yang membuat kita akan selalu bisa mengerti kehendak Allah, dimampukan untuk melakukannya, sehingga kita menjadi orang yang berkenan kepada-Nya.

IV. Pembaharuan pola pikir

Aslinya pikiran manusiawi kita tidak mengerti pikiran Allah, dan lebih suka mengikuti logika sendiri. Di dalam Yesus kita diciptakan baru. Pikiran kita pun didesain ulang oleh hikmat Roh Kudus dan pengertian-Nya, di mana pikiran manusiawi kita yang lama diselaraskan kepada pikiran Kristus. Kehadiran Roh Kudus memberikan hikmat dan pengertian yang tertuju kepada Kerajaan Allah dan kepada Sang Raja sebagai pusat pikiran dan fokus hidup kita. Kita dibangun untuk memiliki pola pikir Kerajaan Allah. Pola pikir Kerajaan Allah adalah pikiran yang diperbaharui di dalam Kristus sehingga mengutamakan Kerajaan Allah dan kebenarannya. Pola pikir Kerajaan terbentuk ketika pikiran kita dibangun ulang terus menerus untuk menjadi selaras dengan pikiran Kristus. Pola pikir Kerajaan terbentuk karena pengalaman bertemu dengan Sang Raja, dan menerima pikiran-Nya menjadi pikiran kita.

Karena itu bangunlah hidup penyembahan dalam Roh dan perenungan firman Tuhan yang memfasilitasi kita untuk mengalami perjumpaan dengan Allah Sang Raja. Penyembahan kita kepada Tuhan dan perenungan firman Tuhan haruslah meresapkan pikiran Kristus ke dalam pengertian, menjadi pikiran kita yang baru.

Perjumpaan Ilahi dengan Allah menjadikan kita menerima dan memiliki benih Allah di dalam roh kita (1 Yohanes 3:9). Perjumpaan dengan Allah selalu menjadi awal terjadinya perubahan mendasar. Pertama perubahan sifat dasar, menjadi Ilahi, selanjutnya perubahan perilaku, meniru Kristus. Perubahan perilaku sesungguhnya adalah ekspresi dari perubahan pikiran. Tanpa pembaharuan pikiran, tidak ada perubahan perilaku. Perubahan pikiran dari pikiran lama menjadi pikiran Kristus adalah faktor penentu yang menjadikan kita bisa mencapai keserupaan dengan Kristus. Kita dapat menjadi serupa dengan Kristus karena memiliki benih Ilahi saat lahir baru, dan mengalami transformasi pikiran. Transformasi pikiran adalah proses yang berlangsung tahap demi tahap, pikiran salah diubahkan, dan dengan keterbukaan mau menerima dan mengenakan pikiran Kristus ganti pikiran sendiri.

Pikiran yang diperbaharui memiliki kemampuan untuk menyadari kehadiran Allah. Ketika pikiran baru diberikan input rohani firman Tuhan dan dijaga untuk tidak dikeruhkan oleh atmosfir dunia sekitar, maka pikiran baru berperan sebagai pintu gerbang surga bagi kita. Yaitu membukakan dan jalan masuk bagi Roh Kudus membawa apa yang dari hati Allah Bapa di sorga ke dalam roh kita.

"Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia." (Roma 14:17-18)

Ketika mengenakan pikiran Kerajaan, maka kita bisa tegak di atas kebenaran, lebih memilih kebenaran Allah, bersandar kepada Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran, dan yang memimpin ke dalam kebenaran. Hasilnya adalah hati kita senantiasa diselimuti damai sejahtera dan sukacita-Nya. Ketika konsisten menghidupinya dengan benar, maka kita berkenan kepada Allah dan terhormat di depan pandangan manusia.

Ketika konsisten mengenakan pikiran Kerajaan Allah, kita dapat melekat kepada Roh Kudus dan mengalami "aliran yang terus on" dari hidup-Nya, maka:

  1. Pikiran menjadi gerbang surga,-bukan lagi pintu sampah untuk ide dunia masuk meresapi pikiran- karena pikiran difokuskan dan terbuka untuk dapat meraih dan menyerap apa yang berasal dari Bapa di sorga.
  2. Memiliki kepekaan dan sadar akan kehadiran Roh Kudus karena menerima aliran hikmat dan hidup-Nya.
  3. Pikiran tidak lagi tetap dihuni oleh rasa penasaran "tentang apa yang Allah belum lakukan bagi kita", melainkan diisi dengan pewahyuan siapa Dia sesungguhnya.
  4. Pikiran kita mengekspresikan kehadiran Roh Kudus yang menaungi kita, sehingga tercermin dan berpengaruh kepada atmosfir orang-orang yang berinteraksi dengan kita. (2 Korintus 3:18)

Roh Kudus telah dicurahkan, marilah kita memberikan hidup kita untuk dikendalikan dan berfokus kepada Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Amin.

Sumber

  • [MG] (03 Juni 2024). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 03 Juni 2012.

    "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia." (Roma 14:17-18)

Kita sedang berada dalam masa pencurahan Roh Kudus dan baru saja melewati Hari Pentakosta. Inilah momentum kita dalam mengenal Roh Kudus dengan benar dan mengalami-Nya dengan nyata.