Khotbah:20020609-0600/SR

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 September 2024 13.59 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| name= Sutadi Rusli↵" menjadi "| name= Sutadi Rusli | type= pesangembala ")
Lompat ke: navigasi, cari

Pada 11 Juni 2002 adalah hari ulang tahun GBI Bogor yang ke-7. Tujuh adalah angka sempurna di dalam Yesus Kristus. Saya memang belum pernah menceritakan apa saja yang sudah kita lakukan semenjak ibadah perdana GBI Bogor, 11 Juni 1995. Kalau saya mengingat-ingat 7 tahun yang berjalan, bagaimana Tuhan menuntun langkah-langkah kita melalui hamba-hambaNya dan saudara semua, hingga hari ini kita bisa merayakan ulang tahun ke-7. Kami bersyukur waktu itu kami bertiga: Bpk. Sofjan Nagawan, Bpk. Sitompul, dan saya sendiri, membentuk satu persekutuan doa Bogor yang bernama Imanuel di Jalan Suryakencana, di bawah pembinaan GBI Karsa Pemuda Jakarta. Ada sekitar 20-30 orang yang setia hadir setiap Rabu, mereka rindu dipulihkan dalam pujian dan penyembahan. Lalu Tuhan semakin tambahkan jiwa-jiwa baru sampai lebih dari 100 orang. Pada tahun 1994, GBI Jakarta memutuskan Family Altar menjadi satu program utama gereja. Seluruh persekutuan doa yang ada dilebur menjadi Family Altar, termasuk yang di Bogor. Kita berkerinduan kita juga mempunyai satu tempat ibadah di Bogor waktu itu. Maka pada 11 Juni 1995, akhirnya di Danau Bogor Raya dimulai ibadah perdana yang dihadiri oleh sekitar 200 orang. Tahun 1995 itu juga Bpk. Sitompul dipanggil Tuhan pulang ke rumahNya, padahal begitu banyak jiwa yang harus kita gembalakan. Sekarang, 200 jemaat itu sudah menjadi hamba-hamba Tuhan membuka tempat-tempat baru, bahkan sampai ke luar Bogor. Tahun pertama kita mulai membuka di Cibinong, lalu Bogor Utara, Bogor Selatan, dan merambah ke daerah-daerah lain, sampai hari ini sudah ada 24 tempat dengan 45 jam ibadah.

Tantangan dan masalah begitu banyak. Di tahun-tahun awal penuh dengan tekanan dan kendala, kita hadapi bersama-sama, tetapi hamba-hamba Tuhan ini tetap berada di dalam sukacita Allah yang berlimpah-limpah. Ribuan jemaat berarti ribuan karakter. Kadang-kadang kita serba salah dalam mengambil sikap. Tetapi dalam tangga nada juga ada bermacam-macam nada, jika disatukan akan menjadi satu lagu yang bagus.

Visi

Kita terus bertumbuh dan terus maju dengan visi yang Tuhan berikan sampai tahun 2004: 70 cabang/ranting, 2.500 Kelompok Family Altar, 50.000 jemaat. Hari ini kita juga mulai membuka ibadah di Ciriung dan ibadah remaja di Danau Bogor Raya. Ujung Genteng akan segera dibuka, juga tempat-tempat baru lainnya sampai visi Tuhan itu tercapai. Hari-hari ini adalah penuaian jiwa yang dahsyat. Tuhan menyuruh kita pergi, bukan tunggu saja, untuk memberitakan Injil kebenaran. Orang Yahudi mempunyai pola ibadah membangun satu tempat ibadah dan orang-orang berdatangan untuk beribadah. Tetapi semenjak Yesus ada, semenjak Kisah Para Rasul, pola itu berubah. Yesus pergi mengunjungi tempat-tempat yang harus diberitakan kebenaran. Kita semua hamba-hamba Tuhan harus terlibat dalam pelayanan, memberdayakan jemaat untuk menjadi para pelayan Tuhan. Jangan hanya puas menjadi jemaat.

Iman dan pengharapan

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibrani 11:1) Saya mempunyai pengharapan pelayanan GBI Bogor makin berkembang, saya mempunyai pengharapan pelayanan dalam hidup saya berkembang. Masing-masing kita mempunyai pengharapan. Kita harus berjalan di dalam iman, bukan dengan mata jasmani kita. Saya hanya melangkah, dan Tuhan yang menyelesaikan semuanya.

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah. (Ibrani 12:1-2)

Yang saya lakukan hanya melihat kepada Dia.

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17)

Kalau pengharapan Saudara ingin dijawab, jangan bosan-bosan membaca firman Tuhan, jangan bosan-bosan berdoa. Siapapun yang kotbah, saya berketetapan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian karena Tuhan bisa memakai siapa saja, dari pendeta yang paling sederhana sampai yang besar. Saya selalu berkata kepada Tuhan, beri sesuatu dari kotbah yang saya dengar menjadi rhema dan kekuatan dalam hidup saya, yang membangkitkan semangat saya. Kalau tidak berhati-hati, iblis akan mencuri berkat untuk kita dari kotbah tersebut supaya kita tidak bertumbuh.

Jangan mundur!

Tetapi orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup. (Ibrani 10:38-39)

Di dalam Tuhan tidak ada kata "mundur", yang ada hanya kata "maju". Pada bendera Australia, ada lambang dua binatang; satu burung kasuari yang tidak bisa terbang, satunya lagi binatang kangguru. Kedua binatang ini tidak bisa berjalan mundur. Bila kedua binatang ini mencoba berjalan mundur, mereka akan jatuh. Binatang-binatang ini menjadi lambang bagi bangsa Australia bahwa tidak ada "mundur". Lebih lagi untuk orang Kristen, seharusnya tidak ada yang mundur bersama Tuhan Yesus. Genderang perang Napoleon tidak mempunyai genderang perang mundur, yang ada hanyalah genderang perang untuk maju. Katakan kepada diri Saudara: saya tetap maju bersama Tuhan Yesus! Sekalipun ada tekanan berat, jangan mundur, teruslah maju.

Tanah di Bukit Sentul

Kurang lebih 2 tahun yang lalu Tuhan memberi satu rhema untuk membeli tanah di Bukit Sentul. Saya bagikan kepada para pengerja dan kita bawa dalam doa meminta peneguhan dan tuntunan Tuhan. Dan Tuhan melakukan perkara ajaib dengan harga tanah yang begitu murah dan lokasi yang cukup di muka. Bulan Agustus 2002 nanti pembayarannya akan selesai dan kita berdoa tahun ini juga pembangunan sudah bisa dimulai. Di dalam ketidakmengertian tuntunan Tuhan ini, menjelang akhir 2001 Bpk. Niko, sebagai bapa rohani kita, mendapat rhema juga untuk membeli tanah di Bukit Sentul, padahal Bukit Sentul bukanlah bagian dari rayon Jakarta tetapi sudah menjadi bagian otonomi rayon Bogor. Tetapi beliau taat dan mulai membeli tanah itu sedikit demi sedikit. Beberapa bulan yang lalu ada seorang hamba Tuhan, guru Sekolah Minggu gereja Rev. Yonggi Cho, pemimpin gereja besar di Korea Selatan, datang ke Indonesia dan mempunyai beban berdoa untuk Indonesia. Dia datang ke Bpk. Soehandoko, pemimpin GBI Pusat, dan mengatakan bahwa beliau harus membeli tanah yang besarnya 10 hektar, dan memberi benih iman sebesar 6 juta rupiah. Lalu Bpk. Soehandoko dan rekan-rekan berdoa dan menghubungi Bpk. Niko. Akhirnya tanah yang sudah dibeli oleh Bpk. Niko itu, sebesar 10 hektar yang memang Tuhan taruh juga dalam hati Bpk. Niko, diserahkan ke GBI dan akan dibangun untuk bukit doa dan menara doa. Tanah itu bukanlah milik GBI, tetapi gedung yang dibangun nanti akan menjadi milik seluruh gereja di Indonesia dan gereja internasional. Menara doa akan menjadi tempat berdoa para pemimpin jemaat gereja-gereja, dan bukit doa untuk jemaat. Bangsa Indonesia tidak akan pernah bisa berubah kecuali gereja-gereja Tuhan berdoa bersama-sama, maka barulah akan terjadi perubahan yang sangat dahsyat. Indonesia baru akan berubah jika orang-orang kudusNya berdoa. Seluruh penduduk Indonesia, 206 juta orang, akan mengaku Yesus adalah Tuhan. Kedatangan Rev. Yonggi Cho bulan Juli nanti juga akan mengunjungi Bukit Sentul ini untuk mendoakannya. Kita memang tidak mengerti ketika menjalani tuntunan Tuhan, tetapi pada waktuNya, semua terbuka dan akan cocok satu sama lain.

Seorang hamba Tuhan dari Singapura, George Anadorai, tahun lalu mengilustrasikan kedatangan Tuhan seperti pesawat jumbo yang akan mendarat. Butuh satu lintasan yang lebar yaitu kesatuan gereja satu sama lain. Tubuh Kristus harus disatukan dan kepalanya adalah Dia sendiri. Butuh juga lampu-lampu yang menyala 24 jam, yaitu menara doa 24 jam. Tahun 2002 ini orang-orang percaya harus hidup seperti satelit yang diluncurkan ke orbit dengan roket, lalu roket tersebut lepas setelah satelit itu masuk dalam orbit bumi dan tinggal mengikutinya saja. Demikian kita juga untuk ikut orbit Tuhan, kita harus melepaskan kedagingan dan konsep-konsep kita.

Berbahagialah orang-orang yang diam di rumahMu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah! Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion. (Mazmur 84:5-8)

Kita ikuti saja tuntunan Tuhan, maka kita makin lama akan makin kuat untuk bertemu Yesus Kristus yang menunggu kita di Sion. Apa yang menjadi pergumulan Saudara hari-hari ini, tinggalkan di kaki Yesus dan percayalah kepadaNya, masuk mengikuti orbitnya Tuhan. Dan Dia akan membawa kita ke tempat yang penuh berkat.