Ketaatan dan kehidupan Yesus

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 06
Revisi sejak 18 Juli 2018 23.09 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. (Yohanes 8:29)

Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! (Kolose 1:27)

Tuhan Yesus ingin anak-anak-Nya hidup di dalam ketaatan kepada kehendak-Nya: “Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Matius 28:20a). Tuhan juga selalu bersama-sama dengan kita dalam setiap langkah dari perjalanan hidup kita, memberikan kasih karunia-Nya supaya kita dapat hidup dalam ketaatan. “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20b). “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya” (Roma 1:5). Ini juga yang menjadi cara hidup Yesus di bumi dalam persekutuannya dengan Allah Bapa di sorga. “Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." Allah Bapa menyertai Allah Anak, dan Allah Anak hidup untuk menyenangkan Allah Bapa.

Yesus datang ke dunia ini hidup dengan rendah hati dalam pengandalan dan ketaatan penuh kepada Bapa. “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Filipi 2:8). Walaupun ketaatan pada akhirnya membawa Yesus ke kayu salib, Yesus menuruti kehendak Bapa. Di taman Getsemani, Yesus yang taat bergumul dengan implikasi dari kayu salib. Dia yang kudus dan kekal, harus mencicipi cawan dosa dan maut demi kita semua. Seluruh keberadaan-Nya tidak dapat menerima apa yang bertentangan dengan hakikat-Nya. “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya... Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” (Matius 26:38-39). Namun, Yesus dengan taat berserah kepada kehendak Bapa. “Tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39). Inilah teladan yang sesungguhnya dari sebuah ketaatan.

Yesus yang sama, yang selalu menyenangkan Bapa, bahkan sampai mati, sekarang tinggal di dalam kita. Yesus yang sama adalah “Pengharapan akan kemuliaan." Dialah pengharapan kita untuk menerima kemuliaan di sorga nanti. Dia juga harapan kita agar dapat berjalan dalam realitas sorga di bumi sekarang ini. Dialah harapan kita untuk hidup dalam ketaatan.

Sesungguhnya ketaatan berkaitan erat dengan kehidupan Yesus. Kehidupan Yesus di bumi ini adalah contoh yang sempurna dari ketaatan. Kehidupan yang hendak Yesus nyatakan di dalam dan melalui kita adalah harapan kemuliaan kita akan ketaatan.

Doa

Tuhan Yesus, aku melihat kehidupan-Mu di dunia dan aku melihat hidup ketaatan yang aku rindukan terjadi dalam hidupku. Aku tahu bahwa aku tidak dapat melakukannya dengan kekuatanku sendiri. Aku menyadari bagaimana Engkau sudah hidup di dalam aku, dan aku memiliki pengharapan bahwa aku dapat bertumbuh dalam ketaatan. Aku berharapan bahwa Engkau menyatakan ketaatan-Mu di dalam dan melalui perkataanku, perbuatanku, pilihan-pilihanku dan melalui seluruh hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. (Yohanes 8:29) Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! (Kolose 1:27) Tuhan Yesus ingin anak-anak-Nya hidup di dalam ketaatan kepada kehendak-Nya: “Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Matius 28:20a).