Kasih karunia dan perbuatan baik (2)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 02
Revisi sejak 18 Juli 2018 10.00 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. (Kisah Para Rasul 14:26-27)

Ketika sebelumnya Rasul Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan gereja asal mereka di Antiokhia, mereka “diserahkan kepada kasih karunia Allah.” Jemaat di Antiokia percaya bahwa Tuhan akan mencurahkan kasih karunia yang diperlukan dalam perjalanan misi Paulus dan kawan-kawannya.

Perjalanan misi tersebut sangat luar biasa. Mereka harus menghadapi nabi palsu yang menghalangi mereka untuk bertemu dengan gubernur pulau Pafos. Dengan berani Paulus menghardiknya dengan kuasa Roh Kudus. “Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?” (Kisah Para Rasul 13:10). Ketika Tuhan menghukum tukang sihir itu menjadi buta, gubernur menjadi percaya kepada Tuhan.

Lalu di Perga, Paulus mengajar di rumah ibadat tentang Kristus yang sudah bangkit dari kematian. “Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar Firman Allah” (Kisah Para Rasul 13:44). Saat orang-orang Yahudi menentang mereka, Injil justru diterima oleh orang-orang bukan Yahudi. “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan Firman Tuhan… Lalu Firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu” (Kisah Para Rasul 13:48-49)

Berikutnya di Ikonium, banyak muncul buah-buah pekerjaan Paulus dan kawan-kawannya, walaupun ada yang menentang mereka. “sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya. Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu. Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karunia-Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat” (Kisah Para Rasul 14:1-3).

Di Listra, Paulus dilempari batu oleh mereka yang tidak mau menerima Injil. Namun Paulus tidak menyerah. Paulus meneruskan sampai ke Derbe dan kota-kota lainnya. “Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman” (Kisah Para Rasul 14:21-22).

Akhirnya para misionaris tersebut kembali ke gereja asal mereka di Antiokhia. Pekerjaan pelayanan yang direncanakan sudah selesai, karena kasih karunia Allah memampukan mereka untuk menyelesaikannya. “Di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan.” Lalu mereka memberikan laporan kepada jemaat, mereka menceritakan apa yang Tuhan lakukan, bukan apa yang mereka lakukan. “Lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.”

Doa

Allah Bapa di Sorga, ajar aku mengandalkan kasih karunia-Mu untuk melakukan tugas-tugas yang Engkau berikan kepadaku. Ampuni aku Tuhan, karena aku lebih sering mengandalkan diriku sendiri dan akhirnya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadaku. Aku tahu bahwa ketika semua tugas tanggung jawab ku selesai, semua kemuliaan hanya bagi Engkau, bukan untuk aku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. (Kisah Para Rasul 14:26-27) Ketika sebelumnya Rasul Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan gereja asal mereka di Antiokhia, mereka “diserahkan kepada kasih karunia Allah.” Jemaat di Antiokia percaya bahwa Tuhan akan mencurahkan kasih karunia yang diperlukan dalam perjalanan misi Paulus dan kawan-kawannya.