Be humble

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 4 April 2024 13.59 oleh Sari (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Hari ini mari kita instropeksi diri bersama-sama baik yang sudah atau akan melayani. Mari berjanji dihadapan Tuhan bahwa kita tidak akan menjadi saingan Tuhan.

Bahan Commander of Thousand JC-Youth minggu kedua Maret 2024

Hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.”."

Yosua 3:4

Penjelasan materi

Guys, pernahkah kamu mencoba membaca sebuah buku yang jarak pandangnya terlalu dekat dengan matamu? Apa yang terjadi? Bisakah kamu membacanya? Saya yakin kita akan sama-sama sepakat menjawab bahwa kita TIDAK BISA MEMBACA TULISAN DI BUKU ITU. Why? Karena jarak pandangnya terlalu dekat, yang mengakibatkan tulisan di buku itu menjadi berbayang. Tidak bisa dibaca sama sekali. Kalau dipaksa, akan membuat kepala kita menjadi pusing. Cara yang sehat dan benar menurut dokter mata adalah harus ada jarak yang pas antara mata kita dengan buku yang akan dibaca yaitu kurang lebih 25-30 cm supaya mata tidak berkontraksi terlalu keras. Dan guys tahukah kamu bahwa ternyata dalam Alkitab juga ada sebuah kisah dari bangsa Israel dimana Tuhan memerintahkan mereka untuk membuat jarak yang pas antara mereka dengan Tuhan. Yuk kita pelajari sama-sama.

Dibawah kepememimpinan Yosua untuk merebut TANAH PERJANJIAN, Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk membawa TABUT ALLAH bersama mereka saat mereka merebut tanah perjanjian tetapi dikatakan harus ada jarak kira-kira 2000 hasta (atau sekitar 914 m) antara bangsa Israel dengan Tabut ALLAH yang dibawa oleh para Imam (Yosua 3:4) dengan maksud supaya mereka dapat melihat dengan jelas jalan yang akan dan belum pernah mereka lalui sebelumnya. Tidak boleh terlalu dekat atau jauh. Jaraknya harus pas.

Dalam kaitannya dengan jaman sekarang, Pengkhotbah 7:16 mengatakan : Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?' Penulis ayat ini (Raja Salomo) mengingatkan kita (khususnya yang sudah melayani) untuk tidak menjadi SOMBONG ROHANI. Mengapa kita perlu diingatkan? Sebab sekarang ada sebuah situasi dimana ada hamba-hamba Tuhan (tidak semua) yang melayani di mimbar sudah menjadi SELEBRITAS ROHANI, yang hanya mengejar ketenaran semata-mata. Banyak orang mengagumi cara mereka berkotbah/memimpin pujian/ bermain musik.

Dulu sebelum terkenal, mereka bergumul dalam doa puasa untuk bertanya kepada Tuhan untuk bahan kotbah yang Tuhan mau mereka bagikan. Mereka bergumul untuk lagu-lagu yang Tuhan mau mereka nyanyikan waktu mereka memimpin pujian. Pemain musik di mimbar berlatih dari jauh-jauh hari. Mereka menyediakan waktu khusus untuk mendoakan jiwa-jiwa yang akan mereka layani tetapi sekarang itu tidak mereka lakukan lagi.

Sekarang mereka tidak pernah (atau jarang) bergumul lagi dengan Tuhan dalam doa puasa tentang apa yang menjadi keinginan Tuhan dalam pelayanan mereka. Mereka bahkan memakai ulang bahan kotbah mereka. Mereka menyanyikan lagu-lagu hanya karena sedang trend sebab itulah yang disukai oleh jemaat (yang belum tentu itu yang Tuhan sukai). Tanpa latihan dan doa mereka langsung melayani di mimbar. Tidak ada lagi doa puasa untuk mendoakan orang-orang yang akan mereka layani. Fokus mereka adalah jadwal yang penuh sebab itu berarti meraka akan dapat banyak uang dan ketenaran dari pelayanan mereka. Mereka menjadi selebritas rohani entah mereka sadar atau tidak dan akhirnya menjadi saingan dari Tuhan sendiri. Mereka tidak mau lagi mendengar teguran dari orang yang yang mereka rasa tidak selevel dengan mereka. Orang yang sombong rohani hanya mau ditegur oleh orang yang mempunyai level diatas mereka atau oleh Tuhan sendiri. Padahal Tuhan memakai hewan, tumbuhan bahkan anak kecil untuk menegur murid-murid-Nya waktu mereka berbuat salah (Matius 6:26-31, 18:2-5).

Firman Tuhan dalam Yohanes 3:30 menulis bahwa : IA (TUHAN YESUS) harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Tuhan mau hanya nama-Nya yang semakin besar dan tidak yang lain. Tuhan mau ada jarak yang pas sehingga kita dapat melihat dengan jelas kehendak Tuhan. Tuhan mau kita tidak mengalami maut seperti HOFNI DAN PINEHAS (anak dari Imam Besar Eli) yang binasa karena tidak mengindahkan Tuhan disebabkan terbiasa dengan hadirat Tuhan dan akhirnya meremehkan hadirat Tuhan (baca : TERLALU DEKAT DENGAN TABUT 1 Samuel 2:12-17, 22-25, 27-36, 4:11).

So guys, hari ini mari kita instropeksi diri bersama-sama baik yang sudah atau akan melayani. Mari berjanji dihadapan Tuhan bahwa kita tidak akan menjadi saingan Tuhan. Mari janji bahwa kita tidak akan ambil bagian yang menjadi miliknya Tuhan. LET ALL PRAISE AND EXALTATION BE FOR GOD ALONE. BE HUMBLE. Amin! (LJ)

Bahan Diskusi

  1. Tindakan apa yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kamu menjadi sombong rohani? Diskusikan dengan kelompokmu
  2. Tindakan apa yang bisa kamu lakukan bila kamu menghadapi seorang yang sombong rohani? Diskusikan dengan kelompokmu.