Respons setelah mengalami mujizat

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2013 05.38 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd unified info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. (Markus 6:52)

Pendahuluan

Alkitab menjelaskan bahwa ternyata percaya itu bukanlah sesuatu yang mudah. Walaupun para murid telah melihat mujizat yang luar biasa yang Tuhan Yesus kerjakan seperti peristiwa lima roti dan dua ikan, angin ribut diredakan, mertua Petrus yang disembuhkan dari sakit penyakit, dan banyak lagi, hati mereka tetap degil. Degil artinya sudah diberitahu berulangkali tetap tidak mau mengerti dan percaya.

Mungkin kehidupan kita pun sama seperti para murid Yesus. Seringkali kita mengalami mujizat yang luar biasa, namun ketika goncangan datang menerpa kehidupan kita, akhirnya kita goyah dan mulai tidak percaya akan kuasa dan mujizat Tuhan Yesus.

Isi dan sharing

Apa yang mestinya dilakukan ketika kita sudah mengalami mujizat Tuhan? Respons seperti apa yang Tuhan inginkan ketika kita sudah mengalami mujizat?

  1. Bangun mezbah bagi Tuhan Yesus (Kejadian 8:18-20)
    Kita bisa belajar dari kehidupan Nuh. Nuh mengalami mujizat yang luar biasa di mana dia dan seisi rumahnya diselamatkan oleh Tuhan. Mereka diluputkan dari air bah yang begitu dahsyat, sementara orang-orang di sekelilingnya mengalami kematian. Nuh bersyukur kepada Tuhan dengan membangun Mezbah dan mempersembahkan korban bakaran.
    Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki respons yang sama seperti Nuh ketika Tuhan menolong dan memberikan mujizat di dalam hidup ini? Atau kita sama seperti bangsa Israel yang bersungut-sungut kepada Tuhan dan Musa, walaupun mereka sudah mengalami banyak pertolongan dan Mujizat Tuhan (Keluaran 16:3)?
    Sharing: Mezbah berbicara tentang Doa, Pujian, dan Penyembahan. Coba kita renungkan, bagaimana dengan Mezbah Keluarga dan Mezbah Pribadi Anda, apakah masih menyala-nyala?
  2. Jaga hati (Amsal 4:23)
    Banyak orang ketika mengalami mujizat, mereka berkata "Luar biasa! Yesus dahsyat!" Namun kemudian lupa untuk menjaga hatinya. Bangsa Israel pun mengalami hal yang sama. Mereka takjub dengan apa yang Tuhan kerjakan atas hidup mereka. Mujizat dan pertolongan Tuhan sungguh nyata namun mereka hanya sekedar takjub, tapi lupa untuk menjaga hatinya. Takjub boleh saja tapi yang lebih penting dari pada itu jaga hati. Jangan sampai apa yang sudah kita dapatkan dan alami hilang begitu saja karena kita kurang menjaga hati.
  3. Muliakan Tuhan di dalam hidup ini (Mazmur 86:12)
    Mungkin kita pernah mendengar satu pujian yang berkata “O Muliakan Tuhan, Dia layak terima pujian“. Sudah sepantasnya kita memuliakan Tuhan baik melalui harta yang kita miliki ataupun dengan tubuh kita. Inilah rasa syukur yang seharusnya dilakukan oleh orang percaya karena kita telah mengalami banyak mujizat dan pertolongan Tuhan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Mari responi kasih dan kebaikan Tuhan di dalam hidup kita, dengan membangun Mezbah Tuhan baik secara pribadi ataupun bersama keluarga. Jaga hati kita dan muliakan Tuhan dalam hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati.