Peduli kasih

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2013 05.30 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd unified info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Peduli kasih
Logo Cool.png
Materi COOL Umum
PeriodeOktober 2010
MingguIII (2010-41)
Sebelumnya
Selanjutnya
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. (Yakobus 1:27)

Pendahuluan

Pada tahun 2009 yang lalu salah satu stasiun TV swasta menayangkan salah satu program yang cukup luar biasa menggugah hati pemirsanya, yaitu program peduli kasih, di mana program ini menayangkan tentang kepedulian terhadap sesama, khususnya bagi mereka yang kurang mampu. Meskipun acara ini dikemas secara sekuler, namun sarat dengan muatan Alkitabiahnya, karena kepedulian adalah salah satu bentuk kasih yang Tuhan Yesus ajarkan kepada setiap orang percaya. Apakah hari-hari ini kita masih peduli terhadap sesama ketika mereka membutuhkan pertolongan kita? Apakah kita langsung turun tangan membantunya atau hanya diam dan berkata, “Kasihan orang itu,” tanpa melakukan tindakan apa-apa ketika orang lain membutuhkan pertolongan kita? Sharingkan.

Kasih bukan hanya sekedar kata-kata, namun dibutuhkan tindakan nyata yaitu dengan mempraktekkannya (Amsal 3:27-28).

Isi dan sharing

Ada beberapa ciri orang yang memiliki kepedulian terhadap sesama?

  1. Rela berkorban
    Kepedulian tidak pernah bisa dilepaskan dari kata pengorbanan atau rela berkorban. Seseorang tidak bisa dikatakan peduli jika tidak mau berkorban, karena kepedulian hanya bisa dilakukan ketika kita berani untuk melangkahkan kaki dengan mengorbankan tenaga, waktu, pikiran, dan juga materi untuk menolong sesama dengan keluar dari zona kenyamanan yang selama ini kita rasakan. Inilah salah satu wujud kepedulian kasih kepada sesama, ketika kita rela berkorban dan melepaskan hak untuk menolong sesama yang dalam kesusahan. Apakah Anda pernah berkorban bagi orang lain? Apa yang Anda rasakan ketika Anda melakukannya? Sharingkan.
  2. Mau melayani
    Melayani adalah salah satu perintah yang Tuhan Yesus ajarkan kepada setiap orang percaya (Markus 10:45), namun akhir-akhir ini banyak orang yang enggan bahkan cenderung untuk tidak mau melayani. Sebenarnya, ketika kita melayani, secara tidak langsung kita diajarkan untuk peduli terhadap sesama, belajar untuk mengasihi, karena dari sini kita dituntut untuk memberikan sesuatu dengan cara memperhatikan kebutuhan orang lain. Apakah Anda sudah melayani hari-hari ini? Sharingkan.
  3. Tidak egois (tidak mementingkan diri sendiri)
    Orang yang memiliki kepedulian adalah orang yang tidak egois (tidak mementingkan diri sendiri), dan yang tidak memusatkan perhatian pada dirinya sendiri, dan lebih cenderung mengutamakan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Apakah Anda termasuk orang yang egois atau tidak? Lebih mengutamakan orang lain atau mengutamakan diri sendiri? Sharingkan dengan terbuka berdua-dua.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Firman Tuhan dalam Yakobus 1:27 berkata, ibadah yang sejati ialah ketika kita peduli dan menolong mereka yang sedang mengalami kesusahan. Mulailah belajar untuk mempraktekkan kasih dengan cara melayani, berkorban, dan mulai untuk tidak mementingkan diri sendiri.