Waktu Tuhan selalu yang terbaik

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 7 Desember 2025 08.30 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Waktu Tuhan berbeda dengan waktu manusia, tetapi selalu membawa keindahan ketika rencana-Nya digenapi. Penantian dalam Tuhan adalah proses yang membentuk karakter, iman, dan kesiapan kita sebelum menerima janji-Nya. Karena Tuhan bekerja dengan cara yang tidak terlihat, kita harus tetap percaya, menanti dengan tenang, dan menyerahkan waktu kita sepenuhnya kepada-Nya.

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Pengkhotbah 3:1

Dunia menginginkan segala sesuatu cepat dan instan: bagaimana cepat kaya, cepat berhasil, cepat terkenal—bahkan melalui cara-cara seperti judi atau jalan pintas lainnya. Padahal segala sesuatu perlu proses. Tuhan bekerja dalam proses dan dalam waktu-Nya sendiri.

Waktu Tuhan berbeda dengan waktu manusia.

Yesaya 55:8-9,

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,” demikianlah firman TUHAN. “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Tuhan tidak terikat waktu seperti kita. Ia tahu kapan yang tepat, dan bagaimana yang terbaik bagi kita. Contoh-contoh waktu Tuhan:

  1. Abraham dan Sara
  2. Mereka menunggu janji Tuhan selama 25 tahun sampai Ishak lahir. Secara manusia itu terasa terlambat, tetapi bagi Tuhan itu tepat waktu.
  3. Lazarus
  4. Ketika Yesus datang, Lazarus sudah mati. Manusia berpikir semua sudah terlambat, tetapi Yesus membuktikan bahwa tidak ada kata terlambat bagi Tuhan, Ia pun membangkitkan Lazarus.

Penantian membentuk kita

Mazmur 27:14,

Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

Penantian adalah proses pembentukan karakter, iman, dan motivasi. Dalam menanti waktu Tuhan, kita sedang dibentuk seperti emas yang harus melalui proses pemurnian sebelum menjadi perhiasan yang indah.

Contoh: Yusuf. Sejak muda Yusuf menerima mimpi dari Tuhan, namun harus melalui proses panjang:

  • dibenci saudara-saudara,
  • dimasukkan sumur,
  • dijual sebagai budak,
  • difitnah,
  • dimasukkan penjara.

Tetapi pada akhirnya ia menjadi orang yang dipercayakan Tuhan memegang kekuasaan di Mesir. Waktu Tuhan tadi membentuk karakter Yusuf sebelum rencana itu tergenapi.

Waktu Tuhan membawa keindahan

Pengkhotbah 3:1,

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.

Keindahan rencana Tuhan terlihat setelah kita melewati prosesnya.

Hasil dari waktu Tuhan tidak pernah membawa penyesalan.

Kesaksian pribadi:

Di awal pernikahan, saya dan istri mengontrak rumah selama 3 tahun karena belum memiliki dana. Ketika akhirnya kami memiliki cukup uang untuk membeli rumah pertama, kami menemukan rumah yang cocok. Bahkan sudah membayar DP dan menunggu akad.

Namun, pada hari-H transaksi, pemilik rumah tiba-tiba membatalkan tanpa alasan jelas. Secara manusia, kami hancur—kami merasa sudah berdoa dengan sungguh-sungguh, tetapi kenapa bisa gagal?

Beberapa bulan kemudian kami mengetahui bahwa rumah tersebut ternyata memiliki surat-surat palsu dan sedang dalam sengketa. Dalam hal ini saya bersyukur karena Tuhan melindungi kami dari masalah besar.

Tidak lama setelah itu, Tuhan memberikan rumah yang jauh lebih baik, lebih luas, dan lebih cocok bagi keluarga kami. Waktu Tuhan memang selalu yang terbaik.

Belajar menunggu

Ratapan 3:25-26,

Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan tenang pertolongan dari Tuhan.

Menunggu bukan berarti pasif. Kita tetap harus:

  • berdoa,
  • percaya,
  • melayani, dan
  • tetap melakukan bagian kita.

Tuhan bekerja di balik layar — meskipun kita tidak melihat bagaimana, kapan, atau dengan cara apa Ia akan menolong.

Penutup

  1. Waktu Tuhan selalu tepat.
  2. Tuhan sedang bekerja di balik layar; tidak ada sesuatu pun yang kebetulan.
  3. Waktu Tuhan tidak bisa diprediksi—bisa besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau bahkan bertahun-tahun kemudian—tetapi pasti yang terbaik.
  4. Percayakan waktu hidup kita kepada Tuhan.

Amin.