Perkenanan Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 22 November 2025 17.35 oleh Leo (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Perkenanan Tuhan bukan terjadi secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang membentuk karakter dan ketaatan kita. Ketika hidup kita selaras dengan firman, dipimpin Roh Kudus, dan dilakukan dalam praktik setiap hari, kita menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan. Dalam waktu-Nya, Tuhan akan menyatakan pengurapan, promosi, dan penggenapan rencana yang telah Ia tetapkan atas hidup kita.

Perkenanan Tuhan adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup orang percaya. Tanpa perkenanan Tuhan, apa pun yang kita kerjakan akan menjadi sia-sia. Perkenanan berarti waktu, musim, dan saat yang ditentukan Tuhan — saat di mana Dia menyatakan persetujuan-Nya, menyatakan bahwa hati-Nya berkenan atas seseorang.

Dalam bahasa Indonesia, kata kenan berarti setuju, merasa cocok, dan senang hati. Dalam hidup ini, ada dua jenis waktu: Kronos, yaitu waktu yang berjalan seperti biasa, dan Kairos, yaitu waktu Tuhan—waktu perkenanan. Dalam konteks ini, perkenanan Tuhan dinyatakan melalui pengurapan dan proses yang membentuk seseorang menjadi pribadi yang disukai Tuhan.

Contoh perkenanan Tuhan dalam Alkitab:

  1. Yusuf
  2. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. (Kejadian 39:2)
    Yusuf mengalami proses panjang: dibenci saudara-saudaranya, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dipenjara, dan dilupakan. Namun semua proses itu membentuk kemurnian karakter Yusuf. Ketika Kairos Tuhan tiba, Yusuf diangkat mendadak menjadi orang kedua di Mesir. Barulah ia mengerti maksud mimpi-mimpinya — rencana Tuhan yang sempurna sedang digenapi melalui hidupnya.
  3. Daud
  4. Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. (Kisah 13:22)

    Mengapa Daud berkenan di hati Tuhan?

    1. Daud melakukan kehendak Tuhan. Ia selalu bertanya kepada Tuhan sebelum bertindak.
    2. Daud memiliki hati yang tulus. Ketika jatuh dalam dosa, ia terbuka pada teguran, bertobat, dan merendahkan diri.
    3. Daud memiliki iman yang teguh. Ia menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah yang berjanji dan tidak mudah kecewa.

Bagaimana kita bisa berkenan di hadapan Tuhan?

  1. Menghidupi Firman Tuhan. Firman adalah dasar dari segala dasar.
  2. Meminta pertolongan Roh Kudus. Hanya Roh Kudus yang memampukan kita menjadi pelaku firman, bukan sekadar pendengar.
  3. Melakukan Firman dalam kehidupan sehari-hari. Hidup kudus adalah bagian dari panggilan kita, dan perkenanan Tuhan akan menjadi nyata ketika hidup kita selaras dengan kehendak-Nya.

Ketika hidup kita berkenan kepada Tuhan, maka apa pun yang kita minta—dalam kehendak-Nya— akan Ia kabulkan.

Amin.