My hiding place (Pdt Sutadi Rusli)
| Pesan Gembala | |
|---|---|
| Ibadah | Ibadah Raya |
| Tanggal | Minggu, 9 November 2025 |
| Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
| Lokasi | Grha Amal Kasih |
| Kota | Bogor |
| Video | YouTube |
| Khotbah lainnya | |
| |
| |
| |
Kita semua perlu perlindungan dari Tuhan di hari-hari ini. Di tengah goncangan yang terjadi, di tengah masalah hidup, dalam keluarga, pekerjaan, dan pelayanan — kita semua membutuhkan perlindungan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Shalom, baru saja kita menaikkan pujian: “You are my hiding place.” Artinya, Engkau adalah tempat perlindunganku, Engkau adalah batu gunungku! Inilah tema yang menjadi pesan Tuhan hari ini, My Hiding Place. Tempat perlindungan! Kita semua perlu perlindungan dari Tuhan di hari-hari ini. Di tengah goncangan yang terjadi, di tengah masalah hidup, dalam keluarga, pekerjaan, dan pelayanan — kita semua membutuhkan perlindungan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
- Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan yang sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah; sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut, sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai; Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
Luar biasa ayat ini! Kalau Saudara lanjutkan membaca, di bagian akhir Mazmur 46, Tuhan berkata:
- Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!
Ayat ini memberikan kekuatan bagi kita yang sedang menghadapi badai kehidupan.
Saya ingin bagikan satu pengalaman pribadi. Beberapa tahun lalu, saya dan Ibu Fanny mengunjungi Alyssa yang sedang kuliah di Australia. Saat tiba di bandara, kami dijemput oleh Alyssa, lalu melanjutkan perjalanan menuju kota. Perjalanan cukup jauh dan kalau Saudara pernah ke Australia, tentu tahu banyak daerah di sana yang sangat terbuka.
Menjelang pertengahan jalan, langit tiba-tiba menjadi gelap — dan hujan badai besar turun dengan sangat deras. Bukan hanya hujan biasa, tapi badai besar disertai angin kencang. Tiba-tiba kap mobil berbunyi “pletok-pletok-pletok” — wah, ini pasti ada sesuatu yang lebih dahsyat!
Puji Tuhan, Tuhan berikan perlindungan. Sekitar 100-200 meter di depan kami, ada jalan layang besar. Kami segera berhenti dan berlindung di bawah jalan tersebut. Di situ kami menunggu selama kira-kira 15-20 menit. Dari dalam mobil kami bisa melihat langit begitu gelap, hujan deras, dan angin begitu kuat — rasanya menakutkan. Tapi puji Tuhan! Setelah sekitar 20 menit, hujan itu reda dan langit menjadi cerah. Dan saya belajar satu hal: setiap badai pasti berlalu! Katakan kepada kanan dan kiri Saudara, “Badai pasti berlalu!” Amin!
Saat kami melanjutkan perjalanan ke kota, pemandangan yang kami lihat benar-benar mengagetkan. Di kanan-kiri jalan, banyak mobil yang rusak parah — kaca pecah, kap mesin penyok, atap mobil berlubang. Ternyata selain hujan dan badai, juga turun hujan es dengan bongkahan sebesar bola tenis, bahkan sebesar telapak tangan! Namun puji Tuhan, kami tetap selamat dalam perlindungan Tuhan.
Saudara pun berada dalam perlindungan Tuhan di tengah badai kehidupan, karena Tuhan menyertai setiap langkah perjalanan kita. Katakan: Amin!
Jadi, di tengah setiap pergumulan, di tengah masalah-masalah hidup — siapa di sini yang punya masalah? Semua pasti punya masalah! Amin! Dan di tengah-tengah semua itu, kita butuh satu hal: tempat perlindungan. Tempat itu tidak lain adalah nama Tuhan Yesus Kristus — nama yang penuh kuasa, nama yang menyelamatkan, nama yang memberikan kekuatan baru bagi kita.
Puji Tuhan, dalam perjalanan hidup ini kita semua berada di bawah naungan perlindungan Tuhan.
#1 Mengandalkan Tuhan
Pesan Tuhan yang pertama dari ayat-ayat ini adalah kita harus mengandalkan Tuhan. Mengandalkan siapa? Tuhan!
Mari kita buka Yeremia 17:5-8,
| Mengandalkan manusia | Mengandalkan Tuhan |
|---|---|
| (5) Beginilah firman Tuhan: Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan. | (7) Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapnya pada Tuhan! |
| (6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara; ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik. Ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.” | (8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik; daunnya tetap hijau, ia tidak khawatir dalam tahun kering, dan ia tidak berhenti menghasilkan buah. |
Amin!
Sekarang, apa reaksi Saudara dan saya saat menghadapi masalah? Ada dua pilihan. Saudara bisa memilih hidup seperti ayat 5-6, yaitu mengandalkan manusia, atau memilih ayat 7-8, yaitu mengandalkan Tuhan! Saudara mau ikut ayat yang mana? 7 dan 8, tentu saja! Tapi sering kali, jujur saja, dalam menghadapi masalah, kita spontan lebih dulu mengandalkan manusia. Kita berpikir: Saya kan punya uang, saya punya teman, saya punya koneksi, saya punya kemampuan, saya punya gelar.
Tanpa sadar, kita melupakan yang seharusnya menjadi nomor satu — mengandalkan Tuhan.
Mari kita lihat perbedaannya.
Kalau kita mengandalkan manusia, hasilnya seperti apa? Seperti semak belukar — kering, berduri, tidak berbuah. Awalnya tampak beres, tapi akhirnya kita masuk ke keruwetan, ke masalah yang lebih besar, ke situasi yang penuh kebingungan. Hidup terasa gersang.
Tetapi kalau kita mengandalkan Tuhan, hasilnya berbeda. Ada aliran sungai, ada damai sejahtera, dan hidup kita berbuah serta berhasil. Amin!
Kenapa kita tidak boleh mengandalkan manusia? Karena manusia terbatas. Setuju? Seberapa hebat pun koneksi kita, seberapa banyak pun uang kita, seberapa tinggi pun kemampuan kita — semua itu terbatas.
Tapi puji Tuhan! Waktu kita mengandalkan Tuhan, hasilnya tidak terbatas. Allah kita tidak terbatas! Katakan: Amin! Manusia bisa mengecewakan, tapi Tuhan? Tidak! Ada yang berkata, “Pak, doa saya belum dijawab.” Saya mau katakan: pengharapan dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan.
Jadi, mari kita sikapi setiap masalah dengan cara yang benar — responilah semuanya dengan mengandalkan Tuhan.
Saya teringat bagaimana Tuhan memimpin kita membangun tempat ini. Tiga puluh tahun yang lalu, semuanya dimulai dari gedung di Jalan Poso. Di situ kita beribadah, mungkin 200-300 orang saja. Ada hamba-hamba Tuhan yang setiap hari Sabtu datang pasang sound system, membereskan kursi, menyiapkan semuanya.
Puji Tuhan, jemaat bertambah dan kita pindah ke tempat yang lebih besar, sampai akhirnya Tuhan percayakan gedung yang sekarang ini. Semua karena kita mengandalkan Tuhan!
Dan hasilnya apa? Gedung ini bukan hanya jadi tempat ibadah, tetapi menjadi berkat bagi banyak jiwa. Ini adalah bukti bahwa ketika kita mengandalkan Tuhan, Dia sanggup melakukan perkara besar. Ingat baik-baik, ini pesan penting untuk kita di hari-hari penuh goncangan ini: Nomor satu, jangan andalkan manusia — andalkan Tuhan!
Mari kita baca kembali Yeremia 17:7-8 dengan iman:
- Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapnya pada Tuhan. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air; yang tidak mengalami datangnya panas terik; daunnya tetap hijau, tidak khawatir dalam tahun kering, dan tidak berhenti menghasilkan buah.
Inilah yang kita alami waktu kita mengandalkan Tuhan.
Saya mau dorong Saudara: responilah setiap masalah dengan iman yang mengandalkan Tuhan. Tanpa Tuhan, kita tidak akan pernah berhasil. Tapi bersama Tuhan, kita akan berbuah, diberkati, dan berhasil dalam segala perkara!
Amin!
#2 Jangan takut
Lalu poin yang berikutnya, Jangan takut.
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Ada yang tanya, “Pak, rasa takut itu manusiawi atau tidak?” Saya jawab: rasa takut itu manusiawi banget! Saya juga pernah takut, sering bahkan. Siapa di sini yang pernah merasa takut? Semua pasti pernah punya rasa takut – takut akan masa depan, takut penyakit tidak sembuh, takut keluarga berantakan, takut ekonomi makin sulit, takut gagal sekolah, takut tidak berhasil. Pokoknya macam-macam rasa takut bisa datang dalam hidup kita. Dan itu manusiawi.
Kenapa saya bilang manusiawi? Karena Tuhan Yesus pun pernah takut. Waktu Dia berdoa di Taman Getsemani bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes, Alkitab mencatat dalam Lukas 22:42-45,
- Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa; peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang jatuh ke tanah.
Yesus mengalami ketakutan yang luar biasa. Ia berdoa,
- “Bapa, jikalau boleh, biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku; tetapi bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang jadi.”
Sebagai manusia, Yesus tahu persis apa rasanya takut — dan karena itu Ia juga tahu rasa takut kita hari ini. Itulah sebabnya di Alkitab, Tuhan berulang-ulang berkata: “Jangan takut!” Para ahli Alkitab mengatakan, kalau kita hitung seluruh isi Alkitab, ada kira-kira 365 kali Tuhan berkata “Jangan takut.” Artinya apa? Setiap hari dalam satu tahun, Tuhan punya pesan yang sama buat kita: “Jangan takut, Aku menyertaimu!”
Ketika malaikat datang kepada Maria, malaikat berkata, “Jangan takut!”
Ketika malaikat menampakkan diri kepada para gembala di padang, pesan yang sama juga: “Jangan takut!”
- Satu waktu, Yesus mengajak murid-murid-Nya menyeberangi Danau Galilea. Mereka naik perahu bersama-sama.
Tapi di tengah danau, badai besar datang menghantam. Ombak tinggi, air masuk ke kapal — para murid panik luar biasa! Kapal hampir tenggelam, dan mereka pun membangunkan Yesus yang sedang tidur. “Tuhan! Tuhan! Bangunlah! Engkau tidak peduli kami binasa?” begitu mereka berteriak.
Yesus pun bangun, berdiri, lalu berkata kepada badai itu: “Diam! Tenanglah!” Dan seketika itu juga badai pun reda. Setelah semua tenang, Yesus menegur murid-murid-Nya: “Mengapa kamu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
Ini juga menjadi pesan bagi kita hari ini: Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?Semua di sini yang percaya Tuhan Yesus? Amin! Mungkin kelihatannya tidak ada jalan keluar, tapi tetaplah percaya — karena pengharapan dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan. Amin!
- Saya kembali teringat bagaimana waktu kita mulai membangun gedung ini.
Tuhan memberikan firman kepada saya dari Yohanes 5, tentang seorang yang lumpuh di tepi kolam Betesda selama 38 tahun. Ketika Yesus datang kepadanya, Ia bertanya, “Maukah engkau sembuh?”
Dan Yesus berkata kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”
Ayat itu menjadi rhema buat saya. Dua puluh tahun kita berdoa untuk gedung ini. Saya sempat ragu, takut melangkah. Tapi Tuhan bilang, “Bangkit, bangun, ambil tanggung jawabmu, dan berjalan.” Saya melangkah dengan iman. Di perjalanan, tentu ada banyak godaan, banyak pikiran yang melemahkan: “Bagaimana kalau gagal? Bagaimana kalau tidak jadi? Apa kata orang?” Semua itu nyata, Saudara. Tapi Tuhan terus mengingatkan, “Bangkit, ambil tilammu, dan berjalan.”
Bahkan pernah saya berpikir, “Ah, bangun bagian bawah dulu saja — basement-nya dulu, nanti atasnya menyusul.” Tapi Tuhan tidak izinkan saya berhenti di situ. Tuhan ingatkan lagi firman-Nya: “Bangkit, ambil tilammu, dan berjalan.”
Dan benar, waktu kita berjalan bersama Tuhan, hal-hal yang kita khawatirkan tidak terjadi, tapi pertolongan Tuhan yang nyata datang menggantikan semua ketakutan itu!Karena itu, jangan takut! Tuhan menyertai langkah kita. Yang penting, kita berani melangkah dalam iman.
#3 Waktu Tuhan yang terbaik
Kita sampai pada poin yang terakhir, yaitu Waktu Tuhan yang terbaik. Siapa yang percaya waktu Tuhan adalah yang terbaik? Amin!
Kita hidup di zaman yang serba cepat. Semuanya instan: mie instan, kopi instan, makanan cepat saji, bahkan kalau buka HP pun semua harus real time! Semua dipercepat, semuanya ingin segera. Tapi justru karena ritme dunia yang serba instan itu, kita sering lupa bahwa Tuhan tidak bekerja dengan cara instan — Tuhan bekerja lewat proses.
Kalau hari ini doa Saudara belum dijawab, jangan menyerah. Tuhan sedang berkata, “Ikuti proses-Ku. Jalani langkah-langkah-Ku. Aku sedang membentukmu.” Satu waktu nanti, ketika saatnya tiba, Tuhan pasti akan memberikan jalan keluar yang indah.
Mari kita baca kembali Mazmur 46:6,
- Allah akan menolongnya menjelang pagi.
Dan juga Pengkhotbah 3:11,
- Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
Amin!
Sering kali karena kita tidak sabar, akhirnya bukan indah yang kita dapat, tapi berantakan. Tapi kalau kita mau ikut prosesnya Tuhan, kita akan melihat — perlahan tapi pasti — hasilnya akan sungguh diberkati oleh Tuhan.
Mungkin ada yang berkata, “Tuhan, kok lama banget keluarga saya dipulihkan?” “Lama banget ekonomi saya enggak naik-naik.” “Lama banget penyakit saya belum sembuh.” “Lama banget suami saya belum bertobat.”
Kadang kita mengeluh karena merasa semua berjalan terlalu lama, lalu kita mencari jalan pintas supaya cepat beres. Tapi hati-hati — jalan pintas sering berakhir buntu.
- Ingat kisah Abraham. Tuhan sudah berjanji akan memberinya anak perjanjian.
- Begitu juga anak bungsu dalam perumpamaan Yesus.
- Ada satu ilustrasi. Suatu hari ada empat orang naik pesawat kecil: seorang pilot, seorang pebisnis, seorang pendeta, dan seorang pramuka. Di tengah penerbangan, pesawat itu kehabisan bensin dan mulai oleng. Mereka panik! Pilot buru-buru ambil satu parasut dan loncat. Selamat. Si pebisnis juga cepat-cepat ambil satu tas dan langsung terjun. Tinggal si pendeta dan si pramuka. Pendeta berkata, “Nak, saya sudah tua. Kamu saja yang pakai parasut terakhir itu. Saya siap menghadapi apa pun yang terjadi.” Si pramuka menatapnya dan berkata, “Om pendeta, jangan sedih. Masih ada dua parasut kok.” Pendeta bingung, “Loh, kok bisa?” Pramuka menjawab, “Yang tadi dipakai si pebisnis itu bukan parasut, Om… itu ransel saya!” Akhirnya si pramuka dan pendeta selamat, tapi si pebisnis celaka. Kenapa? Karena terburu-buru!
Jangan buru-buru. Waktu Tuhan adalah waktu yang terbaik! Amin!
Penutup
Tuhan sedang berbicara pada kita pagi ini.
- Yang pertama, mengandalkan Tuhan.
- Yang kedua? Jangan takut!
- Dan yang ketiga, waktu Tuhan adalah waktu yang terbaik! Amin!
Percayalah, ketika kita tinggal di dalam tempat perlindungan Tuhan, kita akan tetap tenang menghadapi setiap masalah dan terus berjalan dalam proses-Nya. Karena waktu Tuhan selalu tepat, selalu indah, dan selalu membawa berkat.
Jangan takut. Andalkan Tuhan. Ikuti waktunya. Maka perjalanan kita akan berhasil dan beruntung.
Amin.
Nyanyi:
You are my hiding place
You always fill my heart
With songs of deliverance
Whenever I am afraid
I will trust in You
