Menabur untuk mendukung pelayanan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 29 Oktober 2025 11.45 oleh Sari (bicara | kontrib) (Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Setiap pelayanan membutuhkan doa, pengurapan Roh Kudus, dan kesetiaan hamba-hamba Tuhan. Namun kita tidak bisa menutup mata bahwa pelayanan juga membutuhkan dukungan secara finansial. Memberi atau menabur bukan soal jumlah uang yang kita miliki, tetapi soal iman, hati, dan pengakuan bahwa Allah adalah sumber segalanya.

Baca: 2 Korintus 9:6-15

Pendahuluan

Setiap pelayanan membutuhkan doa, pengurapan Roh Kudus, dan kesetiaan hamba-hamba Tuhan. Namun kita tidak bisa menutup mata bahwa pelayanan juga membutuhkan dukungan secara finansial. Rasul Paulus dalam 2 Korintus 9 berbicara dengan jujur tentang hal ini. Ia sedang mengumpulkan bantuan untuk jemaat di Yerusalem yang sedang mengalami kesulitan, dan ia mengajar jemaat Korintus tentang arti memberi yang benar. Firman ini berbicara langsung ke dalam hidup kita hari ini. Memberi atau menabur bukan soal jumlah uang yang kita miliki, tetapi soal iman, hati, dan pengakuan bahwa Allah adalah sumber segalanya.

Isi

Mari kita pelajari 3 prinsip penting dari nasihat Paulus tentang menabur untuk mendukung pelayanan

  1. 2 Korintus 9:6-7 Menabur adalah hukum rohani
  2. Jika kita kembali membaca dan merenungkan 2 Korintus 9:6-7, Paulus menekankan dalam hal memberi atau menabur bukan sekedar besar kecilnya jumlah yang kita berikan, tapi juga motivasi hati saat kita memberi. Sebagai insan pentakosta, kita percaya Roh Kudus menuntun seluruh hidup kita, termasuk dalam hal memberi. Memberi bukan rutinitas, melainkan respon iman. Roh Kudus yang memenuhi hati kita dengan kasih, juga yang menumbuhkan sukacita ketika kita menabur. Karena itu, orang yang dipenuhi Roh biasanya juga rela dan sukacita dalam memberi. Setiap kali kita memberi, mari kita tanya diri kita: apakah saya memberi dengan sukacita atau masih merasa terpaksa? Apakah saya sungguh percaya bahwa apa yang saya tabur akan jadi benih rohani yang berbuah untuk kemuliaan Tuhan?
  3. 2 Korintus 9:8-10 Allah yang mencukupkan dan menumbuhkan
  4. Setelah menyampaikan tentang hati dalam memberi, Paulus memaparkan landasan teologisnya sebagai kunci dalam hal memberi (2 Korintus 9:8). Paulus mengatakan bahwa sumber hidup kita bukan hanya dari gaji, usaha, atau tabungan, tapi Allah sendiri sebagai sumbernya. Paulus menjelaskan bahwa Allah bukan hanya memberi benih untuk ditabur, tapi juga membuat benih itu bertumbuh (2 Korintus 9:10). Artinya, kita ini hanyalah pengelola, bukan pemilik sepenuhnya. Kita menabur, tapi Allah yang menumbuhkan. Hal ini cocok sekali dengan iman pentakosta. Kita percaya Roh Kudus bisa bekerja nyata dalam pemeliharaan setiap hari. Walau logika kita bilang "tidak cukup," Roh Kudus mampu membuka jalan, memberi hikmat, bahkan melakukan mujizat. Banyak orang bersaksi, ketika mereka berani memberi di tengah kekurangan, justru di situ mereka melihat tangan Tuhan nyata bekerja. Sering kali kita menahan diri untuk memberi karena takut jika memberi maka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi justru itu saatnya kita belajar melangkah dengan iman. Kita bisa berkata: "Tuhan, Engkaulah sumberku. Aku menabur bukan karena aku punya banyak, tetapi karena aku percaya Engkau yang mencukupkan dan menumbuhkan."
  5. 2 Korintus 9:11-15 Menabur menghasilkan rasa syukur dan kesaksian
  6. Pada 2 Korintus 9:11 Paulus menjelaskan bahwa hasil dari memberi bukan sekedar tentang uang yang terkumpul, tapi banyaknya ucapan syukur yang naik kepada Tuhan. Orang yang menerima bantuan akan merasa dikuatkan, mereka akan bersyukur, dan bahkan mendoakan orang yang sudah memberi. Dengan begitu, hubungan dalam tubuh Kristus jadi makin erat. Paulus menutup bagian ini (2 Korintus 9:15) dengan seruan bersyukur, artinya, memberi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan, tapi juga membuat penyembahan dan kesaksian semakin luas. Sebagai orang pentakosta, kita percaya bahwa menabur ikut mendukung misi Injil sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8). Dukungan finansial membuat pelayanan bisa terus berjalan. Baik itu misi ke desa, pelayanan anak, pembangunan gereja, maupun penginjilan. Setiap rupiah yang kita tabur tidak pernah sia-sia. Itu berubah menjadi kesaksian nyata: jiwa diselamatkan, jemaat dibangun, dan nama Tuhan dimuliakan. Karena itu, setiap kali kita memberi, bayangkan ini: "Lewat taburanku, ada orang yang mengucap syukur kepada Tuhan. Ada doa yang dinaikkan. Ada jiwa yang dijangkau." Dengan cara pandang ini, memberi tidak lagi jadi beban, tapi menjadi sukacita yang besar.

Diskusikan

  1. Selain melalui persembahan di gereja, pernahkah saudara menabur untuk pelayanan tertentu?
  2. Berkat apa yang Anda terima ketika belajar menabur untuk pelayanan? Sharingkan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Menabur untuk mendukung pelayanan bukanlah sekadar soal keuangan, tetapi soal iman. Paulus mengingatkan kita bahwa menabur adalah hukum rohani, bahwa Allah adalah sumber yang mencukupkan, dan bahwa hasil akhirnya adalah gelombang syukur yang memuliakan Allah. Dalam terang pentakosta, menabur bukan berarti kehilangan, tetapi kesempatan untuk melihat Roh Kudus bekerja mencukupkan kebutuhan, memperluas pelayanan, dan membawa jiwa jiwa kepada Kristus. Mari kita menabur dengan sukacita, karena setiap benih yang kita tanam dalam kerajaan Allah akan berbuah lebat bagi kemuliaan-Nya.

Jadwal

  • 07 Nov: Materi COOL 1
  • 14 Nov: Materi COOL 2
  • 21 Nov: Materi COOL 3
  • 28 Nov: Doa keliling