Memilih isi pikiran

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 15 Oktober 2025 14.51 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Pikiran menentukan arah hidup kita — dari pikiran lahir perkataan, perbuatan, kebiasaan, karakter, dan akhirnya nasib. Karena itu, Tuhan mengingatkan agar kita mengisi pikiran hanya dengan hal-hal yang benar, mulia, suci, dan patut dipuji seperti dalam Filipi 4:8. Saat pikiran kita dipenuhi Firman Tuhan, kita akan hidup dalam damai, pengharapan, dan sukacita meski keadaan di luar tidak selalu baik.

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Filipi 4:8

Tema ini diambil karena sering kali pikiran kitalah yang menentukan arah dan nasib hidup kita. Semua kehidupan berawal dari pikiran. Karena itu, kita harus berhati-hati mengelola apa yang ada dalam pikiran kita, sebab pikiran memengaruhi perilaku, kebiasaan, bahkan masa depan kita.

Pertanyaannya: apa yang kita pikirkan hari-hari ini? Apakah hal-hal yang positif, optimis, dan penuh pengharapan walaupun keadaan di luar sedang tidak baik? Ataukah kita membiarkan diri larut dalam kekhawatiran, ketakutan, dan pikiran negatif? Semua itu adalah pilihan. Pikiran tidak seharusnya dikendalikan oleh situasi, tetapi kita yang harus mengendalikan pikiran.

Banyak orang kehilangan damai karena pikirannya dikendalikan oleh dunia luar — berita buruk, kondisi ekonomi, atau masalah pribadi. Akibatnya mereka hidup dalam ketakutan dan kecemasan. Karena itu, kita perlu belajar mengisi pikiran dengan hal-hal baik. Jika pikiran kita penuh kekhawatiran, maka tindakan dan ucapan kita juga akan mencerminkan ketakutan. Namun jika pikiran kita dipenuhi iman, pengharapan, dan ucapan syukur, maka hidup kita akan memancarkan damai sejahtera.

Filipi 4:8 menegaskan bahwa yang perlu kita pikirkan adalah segala yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, penuh kebajikan, dan patut dipuji. Itulah standar Tuhan bagi isi pikiran kita.

Mungkin hari-hari ini pikiran kita sedang galau. Apa yang harus kita lakukan? Renungkan Firman Tuhan. Firman itu memberi kekuatan dan menenangkan hati. Sering kali kegalauan dipakai Iblis untuk membuat kita semakin khawatir, sehingga apa yang kita takutkan justru terjadi. Karena itu, jangan biarkan pikiran negatif menguasai. Isilah pikiran dengan hal-hal positif, harapan, dan ucapan syukur, sebab nasib kita ditentukan oleh apa yang kita pikirkan.

Urutannya sederhana namun mendalam:

  • Dari pikiran timbul perkataan.
  • Dari perkataan yang berulang lahirlah perbuatan.
  • Dari perbuatan yang diulang menjadi kebiasaan.
  • Dari kebiasaan terbentuklah karakter.
  • Dari karakter itulah terbentuk nasib hidup kita.

Tuhan memberi kita kuasa untuk memilih apa yang memenuhi pikiran kita. Ketika kita memilih untuk mengisinya dengan Firman Tuhan, maka meski keadaan luar tidak menyenangkan, kita tetap bisa bersukacita, penuh pengharapan, dan berjalan dalam rancangan Tuhan — rancangan damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan.