Undangan VVIP (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 14 Oktober 2025 16.01 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Tuhan Yesus memberikan undangan VVIP bagi setiap kita untuk mengikut Dia dan menjadi murid-Nya — bukan sekadar Kristen KTP, tetapi Kristen yang bertobat dan berubah. Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk menyangkal diri, memikul salib, saling mengasihi, dan menjadi penjala manusia yang membawa terang di tengah dunia yang gelap. Meski sering “ditumbuk” oleh proses hidup, justru dari sanalah menjadikan kita saksi Kristus yang membawa keluarga dan banyak jiwa masuk ke dalam Kerajaan Surga!

Shalom dan selamat pagi semuanya! Sehat-sehat semua? Semua bersukacita? Tetap teguh di dalam Tuhan? Karena Tuhan memberikan kita kekuatan demi kekuatan yang baru. Amin!

Hari ini saya mau bagikan satu undangan yang begitu penting. Ini bukan undangan dari saya, tapi undangan dari Raja di atas segala raja, Allah di atas segala allah, Tuhan di atas segala tuhan, Tabib di atas segala tabib. Siapa nama-Nya? Yesus Kristus!

Temanya pagi ini adalah “Undangan VVIP.” Saudara tahu artinya VVIP, kan? Very Very Important Person. Artinya orang-orang yang spesial. Jadi hari ini, Saudara semuanya adalah orang-orang spesial di hadapan Tuhan. Hari ini kita semua diundang oleh Tuhan sendiri. Siap menerima undangan dari Tuhan? Amin!

Saudara senang enggak kalau diundang Presiden? Wah, pasti senang ya — bisa makan enak, foto bareng, pengalaman langka! Tapi hari ini, ada undangan yang jauh lebih istimewa, yaitu undangan langsung dari Raja di atas segala raja, Tuhan Yesus Kristus! Haleluya!

Apa isi undangannya? Mari kita buka Matius 4:19-22.

Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalannya dan mengikuti Dia.
Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka Zebedeus, sedang membereskan jala di perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikut Dia.

Ini adalah kisah ketika Tuhan Yesus berjalan di tepi Danau Galilea. Ia melihat Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes — lalu berkata, “Mari ikut Aku.” Tujuannya apa? Supaya mereka menjadi penjala manusia. Dulu mereka penjala ikan, tapi Tuhan mau mengubah hidup mereka — dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Luar biasa, bukan? Itulah undangan VVIP dari Tuhan!

Undangan yang pertama bagi kita sebagai orang-orang spesial di hadapan Tuhan adalah undangan untuk mengikut Yesus dan menjadi murid-Nya.

Yesus berkata: “Mari ikut Aku, dan Aku akan menjadikan kamu…” Menjadi apa? Menjadi murid!

Saudara, ada tiga macam orang Kristen:

  1. Kristen KTP
  2. KTP singkatan dari Kristen Tanpa Pertobatan. Mereka Kristen hanya sebatas tulisan di KTP. Waktu ada pemeriksaan, ditunjukkan dengan bangga: “Agama Kristen.” Tapi hidupnya jauh dari pertobatan.

    Saya teringat saat kami menjalankan misi Bogor Agape Ministry dari tahun 2012 sampai 2019, sebelum pandemi. Kami melayani di kantong-kantong Kristen — ke Merauke, Tahuna, Alor, Soe, sampai Teluk Dalam. Kami temukan banyak orang yang memang beragama Kristen, tetapi hidupnya jauh dari Firman Tuhan. Mereka Kristen, tapi tidak hidup seperti pengikut Kristus. Itulah Kristen KTP — Kristen tanpa pertobatan.

    Puji Tuhan, sampai hari ini kami masih mengadopsi wilayah pelayanan di Kepulauan Alor, bahkan sampai ke pulau seberangnya, Pulau Pantar. Kami terus bergerak membagikan kebenaran Firman Tuhan di sana.
  3. Kristen Nawiti
  4. Nawiti singkatan dari Natal – Kawin – Mati. Artinya, mereka munculnya cuma waktu Natal, waktu ada acara pernikahan, dan waktu upacara kematian. Selain itu? Hilang!

    Jadi kalau hari Natal, ibadah penuh sesak — wajah-wajah yang setahun nggak pernah kelihatan, tiba-tiba muncul! Saya biasa sebut mereka ini Kristen Kapal Selam. Kenapa? Karena setelah Natal, mereka “menyelam” lagi, hilang dari permukaan. Tapi kalau Natal tiba, langsung muncul lagi!

    Tapi saya percaya, di sini tidak ada yang seperti itu. Katakan kepada sebelah kanan-kiri Saudara, “Kita mah jempol! Kita mah Kristen sungguh-sungguh!” Amin!
  5. Kristen murid
  6. Nah, yang ketiga — dalam hidup Saudara dan saya — adalah menjadi Kristen yang sungguh-sungguh, atau disebut juga Kristen murid.

    Siap semuanya jadi Kristen murid? Amin!

#1 Undangan VVIP menjadi murid

Waktu Tuhan Yesus naik ke surga, setelah Ia mati dan dibangkitkan, Ia berkeliling selama empat puluh hari, membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang hidup. Dan pada satu saat, Ia naik ke surga. Siapa yang menyaksikan peristiwa itu? Alkitab mencatat kurang lebih lima ratus orang yang menyaksikan Yesus naik ke surga — dan mereka semuanya adalah murid-murid Tuhan.

Dengarkan baik-baik, Gereja Tuhan! Satu kali kelak, dalam waktu yang tidak lama lagi, sangkakala akan berbunyi dan Tuhan akan menjemput umat-Nya di awan-awan yang permai. Tapi dengar ini: yang bisa mendengar dan melihat Dia di awan-awan itu hanya murid-murid-Nya. Amin?

Siapa yang mau diangkat oleh Tuhan? Siapa yang mau bertemu dengan Tuhan? Kalau Saudara mau bertemu dengan Tuhan, tidak ada jalan lain: kita harus jadi murid. Setuju? Kita harus jadi murid supaya waktu Yesus datang, tidak ada satu pun yang ketinggalan — semuanya diangkat oleh Tuhan.

Lalu, apa ciri-ciri orang yang hidupnya benar-benar sebagai murid Tuhan? Ada tiga ciri utama:

  1. Memiliki buah pertobatan
  2. Boleh jadi ada orang yang sudah Kristen 20 tahun, 30 tahun, bahkan 40 tahun, tapi hidupnya tidak berubah-ubah juga. Tidak ada bedanya. Padahal waktu Tuhan panggil murid-murid-Nya, Ia mau ubah mereka — dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Tapi banyak yang tetap tidak berubah; hidupnya tetap morat-marit, jalannya tidak benar, jauh dari Firman Tuhan. Jangan begitu!

    Satu kali Yohanes Pembaptis berseru di padang gurun: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” Ia berseru-seru: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!”

    Ia berkata, “Kapak sudah tersedia pada akar pohon. Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik akan ditebang dan dibakar.”

    Ngeri kalau dengar itu. Tapi itu peringatan supaya kita hidup dalam pertobatan. Saya berdoa untuk diri saya, keluarga saya, dan kita semua: jangan ada satu pun yang ditebang dan dibakar. Tapi biarlah kita semua diselamatkan dan bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus. Katakan: Amin!
  3. Menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Tuhan
  4. Yesus berkata: “Barangsiapa mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” Enak atau tidak? Enggak enak! Tapi itu yang Tuhan mau.

    Menyangkal diri berarti berkata, “Tuhan, bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu yang jadi.” Kadang kita pikir jalan kita sudah benar, tapi ternyata bukan itu maunya Tuhan. Firman Tuhan berkata: “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”

    Karena itu, saya belajar makin hati-hati mengambil keputusan. Saya mau ikut keputusan Tuhan, karena keputusan Tuhanlah yang terbaik, yang orisinal, yang membawa kita selamat sampai tujuan. Amin!

    Pikul salib memang berat, tapi itu kehendak Tuhan. Ayo, tetap pikul salib dan ikut Yesus sampai akhir!
  5. Memiliki hati yang saling mengasihi satu dengan yang lain
  6. Firman Tuhan berkata dalam 1 Yohanes 3:15, “Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh.”

    Kadang kita berpikir, “Saya sih cuma benci aja, enggak apa-apa. Saya cuma sakit hati, kesal, ditipu, dirugikan, disakiti.” Tapi Firman Tuhan tegas bilang: orang yang membenci saudaranya sama saja seperti pembunuh.

    Kita sering kaget lihat berita pembunuhan di mana-mana dan berkata, “Wah, kejam banget ya!” Tapi tanpa sadar, berapa banyak dari kita juga sudah “membunuh” — dengan kebencian terhadap suami, istri, anak, teman, atau rekan kerja. Hati-hati! Mari kita semua hidup sebagai murid Kristus yang saling mengasihi.

Setuju semuanya mau jadi Kristen murid? Lambaikan tangan Saudara yang mau jadi murid Yesus, supaya nanti ketika Dia datang, kita semua bertemu dengan Dia. Beri tepuk tangan bagi Tuhan Yesus! 👏

#2 Undangan VVIP menjadi penjala manusia

Setelah kita menjadi murid, Tuhan memanggil murid-murid-Nya dan mengubah mereka. Ada proses. Mereka dirubah dari dalam, dan kemudian dipanggil untuk apa? Untuk menjadi penjala manusia.

“Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Matius 4:19)

Jadi, undangan yang kedua dari Tuhan bagi kita semua adalah menjadi penjala manusia. Siapa yang mau dipakai Tuhan untuk menjala manusia? Amin! Saudara mau dipakai Tuhan menjangkau keluarga, suami, istri, anak, orang tua, mantu, cucu — semuanya? Itu tugas kita.

Syarat utama untuk menjadi penjala manusia itu apa?

Bayangkan ada satu ruangan gelap. Gelap sekali. Tapi begitu kita datang membawa pelita, membawa obor, apa yang terjadi? Ruangan itu jadi terang!

Begitu juga dunia ini. Di tengah kegelapan zaman, di tengah kegelapan keluarga, pekerjaan, atau lingkungan kita — kita harus membawa terang! Harus membawa api Tuhan!

Bukankah Firman Tuhan berkata kepada kita: “Kamu adalah terang dunia.” Saudara dan saya adalah garam dan terang dunia. Karena itu, kita harus membawa api supaya ruangan yang kita masuki menjadi terang. Itulah syarat utamanya.

Siap semua untuk membawa terang? Saya tanya lagi, siapa yang siap membawa terang? Semuanya harus bawa terang! Tapi, ada caranya!

Keluaran 27:20-21,

Haruslah engkau perintahkan kepada orang Israel supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang murni untuk lampu, supaya lampu tetap menyala.

Dengar baik-baik: supaya saya bisa menyala, supaya hidup saya bisa menerangi, supaya ruangan yang saya masuki menjadi terang, saya harus punya minyak. Minyak zaitun yang — apa tadi katanya? — ditumbuk!

Enak apa enggak ditumbuk? Siap enggak ditumbuk? Siap! Karena hanya minyak yang ditumbuk yang bisa menyala.

Kalau Saudara pernah dengar kesaksian pemimpin kita, Pak Niko, di awal-awal waktu beliau dipanggil Tuhan untuk menjadi penjala manusia — di era tahun 80-an — itu masa yang tidak mudah. Beliau ditumbuk habis-habisan oleh Tuhan. Dalam kesaksiannya, beliau mengalami des-des-des, ludes! Des pertama ludes, belum selesai; des kedua masih ditumbuk; des ketiga masih diuji; dan sampai habis-habisan. Tetapi setelah proses tumbukan itu selesai, Tuhan pakai hidupnya luar biasa.

Saya pun mengalami hal yang sama. Banyak hamba Tuhan juga mengalami proses “tumbukan” itu. Rasanya tidak enak, betul-betul habis-habisan. Tapi di balik proses itu, Tuhan sedang menyalakan api yang baru dalam hidup kita.

Saya tidak akan lupa satu tanggal penting yaitu 9 Februari 2021, hari di mana saya benar-benar mengalami proses “tumbukan” dari Tuhan. Waktu itu saya sedang bersepeda, bersiap ikut menara doa, tapi saya jatuh — karena kesalahan saya sendiri. Saya harus dirawat di rumah sakit beberapa hari, darah di mana-mana. Tapi puji Tuhan, semuanya Tuhan tolong.

Dan di balik kejadian itu, Tuhan beri saya penglihatan. Dalam mimpi saya melihat sebuah gedung yang panjang, dan di pinggir gedung itu banyak sekali orang berpakaian putih sedang berbaris. Saya penasaran, lalu saya berjalan ke depan, dan ternyata di ujung sana sedang berlangsung pesta pernikahan. Orang-orang berpakaian putih itu sedang menuju masuk ke pesta pernikahan itu.

Dari situ saya mengerti, Tuhan sedang berbicara. Dari proses tumbukan itu, Tuhan ingin saya menyala, bangkit, dan membangun kembali — termasuk membangun gedung ini. Haleluya!

Dari hasil tumbukan itu, saya harus terus menyala. Semangat saya harus menyala. Hidup saya harus menyala di dalam kebenaran. Gedung boleh berdiri, sarana boleh lengkap, tapi itu semua hanya alat. Yang jauh lebih penting adalah kerohanian jemaat harus naik!

Sebagai pemimpin, sebagai gembala jemaat, tugas saya — bersama para hamba Tuhan, bersama Pak Sukirman, Pak Ami, dan semua rekan pelayan jemaat — adalah membawa setiap Saudara menjadi seperti Kristus dan bertemu dengan Dia. Itulah tujuan dari semua pelayanan ini. Gedung boleh jadi, tapi yang paling utama adalah setiap jemaat harus makin naik, makin naik, makin naik, sampai bertemu dengan Tuhan! Amin!

Penutup

Kisah Para Rasul 1:8,

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, dan sampai ke ujung bumi.

Kita harus jadi saksi di mana? Pertama-tama di Yerusalem! Yerusalem berbicara tentang rumah tangga kita — keluarga inti, keluarga besar, orang-orang terdekat kita. Di situ kita mulai menjadi terang.

Saya ingat kisah Nuh. Waktu Tuhan berfirman kepadanya: “Bangunlah sebuah bahtera.” Nuh taat, dan ia masuk ke dalam bahtera bersama keluarganya — istri, tiga anaknya, dan tiga menantunya. Mereka semua diselamatkan karena ketaatan Nuh.

Demikian juga kita. Tugas kita adalah membawa keluarga kita masuk ke dalam bahtera keselamatan. Membawa suami, istri, anak-anak, cucu, semuanya masuk ke dalam Kerajaan Surga. Itu tanggung jawab kita sebagai murid Kristus dan penjala manusia.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Video