Sakramen Perjamuan Kudus (9 Weeks of Breakthroughs)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 25 November 2010 09.11 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Sakramen Perjamuan Kudus
Buletin 9 Weeks of Breakthroughs.jpg
9 Weeks of Breakthroughs
PeriodeMinggu V
Tanggal13 November 2010
Oleh/ptk
SebelumnyaPerbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku
SelanjutnyaPeperangan dan penuaian (Pdp Paulus Daniel Santo)
Buletin #06

Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.” (Lukas 22:19)

Pengakuan Iman Gereja Bethel Indonesia menulis; “Perjamuan Kudus dilakukan setiap kali untuk meneguhkan persekutuan kita dengan Tuhan dan satu dengan yang lain.”

Menurut Penjelasan Pengakuan Iman, makna sakramen Perjamuan Kudus; “Terjadi persekutuan antara orang percaya dengan kematian Yesus di kayu salib, juga antara orang percaya dengan sesama anggota tubuh Kristus lainnya, Perjamuan Kudus memiliki nilai peringatan akan karya penebusan Allah bagi setiap orang yang percaya, Perjamuan Kudus mengandung arti pemberitaan kematian Yesus kepada semua orang, Perjamuan Kudus mengajar agar kita selalu mengucap syukur akan karya Allah bagi manusia.”

Dalam Sakramen Perjamuan Kudus roti dan anggur adalah tanda atau lambang dari tubuh dan darah Yesus. Roti dan anggur tidak berubah bentuk menjadi tubuh dan darah Yesus seperti dipahami dalam pengajaran transsubstansiasi. Yesus hanya disalibkan satu kali untuk selama-lamanya.

Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. (Roma 6:9-10)

Dengan menganggap bahwa roti dan anggur perjamuan benar-benar menjadi tubuh dan darah Kristus sama dengan membuat Yesus dikorbankan berulang kali bagi penebusan dosa kita. Tetapi seperti Tuhan hanya satu kali membuat mujizat mengeringkan sungai Yordan bagi orang Israel demikian juga Yesus hanya satu kali disalibkan bagi umat manusia.

Tetapi untuk memperingatinya, Tuhan meminta bangsa Israel untuk membuat dua belas batu peringatan sebagai cara bagi bangsa Israel dan generasi-generasi selanjutnya untuk selalu ingat kepada Tuhan. Demikian juga Sakramen Perjamuan Kudus adalah cara untuk orang Kristen mengingat apa yang diperbuat Yesus di kayu salib.

Roti dan anggur perjamuan tidak sekedar tanda peringatan biasa, melainkan tanda yang suci (sakramen). Kristus sungguh-sungguh hadir di dalam, bersama-sama dan di bawah tanda-tanda roti dan anggur, karena tubuh Kristus yang telah dimuliakan itu sekarang bukan hanya berada di sorga, melainkan juga berada di mana-mana, sehingga tubuh itu juga berada di dalam roti dan anggur dari Perjamuan Kudus. Yesus Kristus sungguh hadir dalam Sakramen Perjamuan Kudus, tidak secara fisik/daging, namun secara rohani.

Perintah Tuhan sendiri

Kita melakukan perjamuan kudus karena hal ini memang diperintahkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Oleh karena itulah Rasul Paulus kemudian membuat penjelasan mengenai pelaksanaan perjamuan kudus.

Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan. (I Korintus 11:23a)

Roti Perjamuan

Yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" (I Korintus 11:23b-24)

Roti perjamuan melambangkan tubuh Yesus yang dihancurkan dalam aniaya salib. Pada perjamuan malam terakhir Yesus memecah-mecahkan roti barulah kemudian Ia membagikan pecahan-pecahan tersebut kepada murid-muridnya. Jadi kita tidak perlu lagi memecah-mecahkan sendiri roti perjamuan kudus yang kita terima, karena pada saat kita menerima roti perjamuan sudah dipecah-pecahkan, oleh karena itulah dibagikan kepada jemaat (Lukas 22:19).

Anggur Perjamuan

Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" (I Korintus 11:25)

Anggur perjamuan melambangkan darah Yesus yang tercurah untuk menebus dosa manusia.

Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. (I Korintus 11:26)

Perjamuan kudus juga berbicara mengenai memberitakan salib Yesus bahkan harus dilakukan sampai kedatangan Yesus yang kedua kali.

Bagaimana ikut dalam Sakramen Perjamuan Kudus?

Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. (I Korintus 11:27-29)

Seseorang yang makan dan minum perjamuan kudus tanpa mengakui pengorbanan Yesus maka ia makan minum dengan cara yang tidak layak dan berdosa terhadap tubuh dan darah Yesus.

#1 Hanya untuk orang percaya

Pendiri Sinode Gereja Bethel Indonesia, Pdt Dr HL Senduk dalam buku “Pelayan Tuhan” menulis bahwa:

Kepada orang yang belum bertobat atau belum lahir baru, jangan diberikan roti atau anggur itu, sebab, Perjamuan Suci itu hanya buat anak-anak Tuhan saja yang mau masuk dalam persekutuan dengan Kristus.

Pdt Stephano Ambesa, MDiv dalam buku “Gnosis”,

Ketika seseorang makan roti dan minum dari cawan, ia bersekutu dengan kematian-Nya dan bersekutu satu dengan yang lain sebagai tubuh Kristus. Bagaimana mungkin orang yang tidak percaya bersekutu dengan kematian-Nya dan terbilang sebagai tubuh Kristus dengan berpartisipasi dalam Perjamuan itu? Alkitab sendiri tidak pernah mencatat keterlibatan orang tidak percaya dalam Perjamuan Tuhan. Kesimpulan terakhir yang dapat dibuat di sini adalah setiap kali berpartisipasi dalam Perjamuan berarti orang percaya memiliki tugas panggilan pemberitaan karya keselamatan yang dikerjakan melalui kematian Yesus kepada orang lain.

#2 Hanya dilayani oleh hamba Tuhan/Pendeta

Tata Gereja GBI mengatur bahwa Perjamuan Kudus juga hanya boleh dilayani dan dibagikan oleh pejabat Gereja Bethel Indonesia (Pdt, Pdm, Pdp) seperti ditulis oleh Pdt Dr SJ Mesach, MTh. dalam buku “Pedoman Pelayanan Ibadah Gerejawi”,

Harus ada persiapan yang sungguh-sungguh dan jangan menyalahgunakan Tubuh dan Darah Tuhan sebagai benda suci/keramat yang boleh dibagi-bagikan ke orang sakit tanpa adanya ibadah, serta dilakukan tanpa mengerti Firman dan penerimaan Yesus sebagai Tuhan – Juruselamat pribadinya karena itu harus dilaksanakan oleh gereja melalui hamba-Nya.

Sakramen Perjamuan Kudus tidak boleh dilakukan tanpa ibadah yang dipimpin serta dilayani oleh hamba Tuhan. Roti dan anggur perjamuan tidak boleh dianggap seperti jimat atau benda keramat yang memiliki kekuatan gaib sehingga dibagi-bagikan secara sembarangan.

#3 Menguji dirinya sendiri

Sakramen Perjamuan Kudus adalah bentuk dari persekutuan dengan Tuhan dan persekutuan dengan sesama anggota tubuh Kristus. Bagaimana seseorang bisa bersekutu dengan Tuhan jika masih ada dosa yang disimpan dalam hatinya? Bagaimanakah seseorang bisa bersatu dengan anggota tubuh Kristus yang lain jika masih ada perselisihan satu dengan yang lainnya?

Tuhan Yesus juga mengajarkan yang serupa dalam hal beribadah dan mempersembahkan korban di mezbah.

Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (Matius 5:23-24)

Iman juga menjadi unsur yang penting dalam perjamuan kudus, karena segala sesuatu yang dilakukan tanpa iman adalah dosa.

Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa. (Roma 14:23)
Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji. (2 Korintus 13:5)

Kesimpulan

Seperti ketika Tuhan memerintahkan Yosua mendirikan 12 batu peringatan sehingga bangsa Israel bisa mengajarkan kepada keturunan mereka tentang kesetiaan Tuhan kepada bangsa Israel, demikian juga pada saat kita melakukan sakramen perjamuan kudus kita memperingati pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa kita. Dan kita memiliki tanggung jawab untuk memberitakan kepada anak-anak kita dan generasi selanjutnya bahkan kepada semua orang tentang pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib.

Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. (I Korintus 9:16)

Sumber

  • Tata Gereja GBI, Sinode Gereja Bethel Indonesia