Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku (9 Weeks of Breakthroughs)
Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku | |
9 Weeks of Breakthroughs | |
---|---|
Periode | Minggu V |
Tanggal | 13 November 2010 |
Oleh | /ptk |
Sebelumnya | Dipulihkan dengan hati dan roh yang baru (Pdt David Sulardi) |
Selanjutnya | Sakramen Perjamuan Kudus |
Buletin #06 |
Tanpa terasa, kita sudah memasuki minggu kelima dari “9 Weeks of Breakthroughs”. Artinya kita sudah di pertengahan jalan dalam wadah terobosan ini. Dan kita sudah mendengar mengenai terobosan-terobosan yang dialami oleh jemaat pada saat mereka menerobos keluar dari zona nyaman. Kita harus selalu ingat bahwa ini barulah permulaannya, baru langkah awalnya. Setiap kita pasti akan dibawa Tuhan untuk mengalami terobosan demi terobosan yang semakin luar biasa dalam segala aspek hidup kita.
Pada minggu yang kelima ini kita akan meneruskan pembahasan mengenai Yosua. Di minggu yang keempat kita sudah membahas mengenai bagaimana Yosua dan bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan dengan cara yang ajaib, yaitu ketika Tuhan membuat sungai Yordan kering. Sekitar dua juta orang Israel bisa melewati sungai Yordan yang sedang dalam kondisi meluap dengan selamat. Langkah iman bangsa Israel membawa mereka untuk mengalami mujizat.
Salah satu musuh iman paling besar adalah lupa. Berapa sering kita lupa bagaimana Tuhan sudah menyelamatkan dan menolong kita sehingga kita hidup tanpa iman percaya kepada Tuhan. Sering waktu kita ada dalam masalah, kita bersikap seolah-olah Tuhan tidak pernah menolong kita.
Salah satu musuh iman paling besar adalah lupa
Demikian pula dengan orang Israel. Tuhan tidak mau mereka lupa mengenai apa yang sudah Tuhan lakukan bagi mereka di Sungai Yordan. Tuhan sudah mengetahui bahwa bangsa Israel akan menghadapi banyak rintangan setelah mereka menyeberangi Sungai Yordan, tetapi Tuhan juga tidak ingin bangsa Israel merasa bahwa Tuhan pernah tidak menolong mereka. Oleh karena itu Tuhan menyuruh mereka untuk membuat sebuah tugu peringatan.
Dua belas batu peringatan
Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: “Pilihlah dari bangsa itu dua belas orang, seorang dari tiap-tiap suku, dan perintahkanlah kepada mereka, demikian: Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam.” (Yosua 4:1-3)
Setelah bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan, Tuhan memberikan perintah kepada Yosua untuk memilih dua belas orang, satu orang dari masing-masing suku, untuk membawa batu dari tengah-tengah sungai Yordan, dan kemudian meletakkan dua belas batu itu tempat mereka berkemah.
Lalu Yosua memanggil kedua belas orang yang ditetapkannya dari orang Israel itu, seorang dari tiap-tiap suku, dan Yosua berkata kepada mereka: "Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel, supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. (Yosua 4:4-6a)
Yosua kemudian memerintahkan kepada wakil-wakil dari dua belas suku yang sudah sampai diseberang sungai Yordan untuk kembali ke tengah-tengah sungai Yordan dan mengambil masing-masing sebuah batu yang berada di dasar Sungai Yordan yang sedang kering, yaitu di dekat kaki para imam yang sedang membawa Tabut Perjanjian.
Batu yang diangkat kemungkinan berukuran cukup besar sehingga Yosua memerintahkan supaya batu tersebut dibawa dengan mengangkatnya di bahu. Kemudian batu-batu tersebut harus dibawa ke perkemahan bangsa Israel di Gilgal dan ditempatkan di sana sebagai tugu peringatan.
Bangsa itu telah keluar dari sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di Gilgal, di batas timur Yerikho. Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal. (Yosua 4:19-20)
Tujuan batu peringatan
Supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu? maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya." (Yosua 4:6-7)
Jadi tujuan dari Batu Peringatan tersebut adalah supaya mereka dan generasi-generasi berikutnya selalu ingat apa yang sudah Tuhan lakukan bagi bangsa Israel di Sungai Yordan. Batu Peringatan ini mengingatkan kepada bangsa Israel hal-hal berikut:
- Sebagai kesaksian dari kesetiaan Tuhan dengan membawa bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian.
- Sebagai tanda bagi generasi-generasi berikutnya mengenai apa yang telah Tuhan lakukan.
“Supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu?” (Yosua 4:6)
- Sebagai peringatan dan pelajaran bagi bangsa Israel bahwa Tuhan itu Maha Kuasa.
- “Maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini: Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering! -- sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkan-Nya di depan kita, sampai kita dapat menyeberang.” (Yosua 4:22-23)
- Sebagai proklamasi kepada bangsa-bangsa lain bahwa Tuhanlah satu-satunya Allah.
- “Supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu.” (Yosua 4:24)
Dalam Alkitab, perintah Tuhan untuk membuat suatu tugu atau suatu perayaan sebagai peringatan adalah hal yang umum. Banyak perayaan bangsa Israel merupakan cara Tuhan untuk membuat bangsa Israel dan keturunannya selalu ingat apa yang sudah Tuhan lakukan untuk mereka. Perayaan Paskah adalah salah satu contoh yang paling baik.
Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini? Maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah. (Keluaran 12:26-27)
Peringatan tidak hanya dilakukan oleh orang Israel saja, kita sebagai Gereja Tuhan juga memiliki peringatan yaitu Sakramen Perjamuan Kudus.
Perjamuan Kudus adalah peringatan akan apa yang Tuhan Yesus sudah lakukan bagi seluruh umat manusia.
Sakramen Perjamuan Kudus adalah perintah dari Tuhan Yesus sendiri untuk kita lakukan. Ketika malam sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Ia bersama-sama dengan murid-murid-Nya melakukan perjamuan malam yang sering disebut perjamuan malam terakhir.
Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." (Lukas 22:19)
Jika Dua Belas Batu Peringatan Yosua dan Perayaan Paskah adalah peringatan akan apa yang Tuhan lakukan kepada bangsa Israel maka Perjamuan Kudus adalah peringatan akan apa yang Tuhan Yesus lakukan bagi seluruh umat manusia.
Sakramen Perjamuan Kudus juga harus kita gunakan sebagai kesempatan bagi kita untuk mengajarkan kepada anak-anak kita dan generasi selanjutnya tentang apa yang Tuhan Yesus telah lakukan di kayu salib, yang dilambangkan dengan terpecahnya roti sebagai gambaran tubuh Kristus dan tercurahnya anggur sebagai lambang darah Kristus.
Unity
Menarik untuk dicatat bahwa ada dua belas wakil dari dua belas suku Israel. Padahal jika kita membaca Alkitab, hanya 9 ½ suku Israel yang memiliki daerah yang dijanjikan Tuhan di sebelah barat dari Sungai Yordan. Suku Ruben, Gad dan setengah dari suku Manasye mendapat tanah warisan di sebelah timur dari Sungai Yordan
Ketika seluruh bangsa itu selesai menyeberang, maka menyeberanglah tabut TUHAN itu serta para imam di depan mata bangsa itu. Juga bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu menyeberang, dengan bersenjata, di depan orang Israel itu, seperti yang dikatakan Musa kepada mereka. Kira-kira empat puluh ribu orang yang siap untuk berperang menyeberang di hadapan TUHAN ke dataran Yerikho untuk berperang. (Yosua 4:11-13)
Walaupun suku Ruben, suku Gad dan setengah dari suku Manasye sudah berada di lokasi warisan Tanah Perjanjian mereka, mereka tetap ikut berperang bersama-sama dengan suku-suku Israel yang lain di seberang barat Sungai Yordan. Hal ini sudah menjadi perjanjian bangsa Israel (Bilangan 32:20-28) dan diingatkan kembali oleh Yosua setelah Musa mati.
"Kepada orang Ruben, kepada orang Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu berkatalah Yosua, demikian: Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu, yakni: TUHAN, Allahmu, mengaruniakan keamanan kepadamu dan memberikan kepadamu negeri ini; perempuan-perempuan dan anak-anak di antara kamu dan ternakmu boleh tinggal di negeri yang diberikan Musa kepadamu di seberang sungai Yordan, tetapi kamu, semua pahlawan yang gagah perkasa, haruslah menyeberang di depan saudara-saudaramu dengan bersenjata, dan haruslah menolong mereka, sampai TUHAN mengaruniakan keamanan kepada saudara-saudaramu seperti kepada kamu juga, dan mereka juga menduduki negeri yang akan diberikan kepada mereka oleh TUHAN, Allahmu. Kemudian bolehlah kamu pulang kembali ke negerimu sendiri dan menduduki negeri yang diberikan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu di seberang sungai Yordan, di sebelah matahari terbit." (Yosua 1:13-15)
Sekitar 40.000 tentara dari suku Ruben, Gad dan setengah dari Manasye ikut menyeberangi sungai Yordan untuk berperang. Sedangkan rakyat yang lainnya tinggal di tanah warisan mereka masing-masing. Baru setelah seluruh Tanah Perjanjian direbut oleh bangsa Israel para tentara ini boleh kembali ke tanah warisan mereka. Hal ini berbicara mengenai kesatuan dan solidaritas yang kuat di antara suku-suku bangsa Israel.
Gilgal
Bangsa itu telah keluar dari sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di Gilgal, di batas timur Yerikho. Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal. (Yosua 4:19-20)
Bangsa Israel selesai menyeberangi sungai Yordan pada tanggal 10 bulan pertama, yaitu bulan Nisan (Maret-April). Dalam kalender Yahudi yang ditetapkan Tuhan sejak Tuhan memberikan hukum Taurat kepada Musa di Sinai dan digunakan sampai sekarang, tanggal 10 Nisan adalah hari di mana domba Paskah dipilih. Sedangkan tanggal 14 Nisan adalah hari raya Paskah yang akan dirayakan oleh bangsa Israel di Gilgal sebelum mereka menyerang Yerikho. Hal ini dibahas dalam Yosua pasal yang kelima.
Sedangkan Gilgal menjadi basis operasi Yosua dan orang Israel selama penaklukan Tanah Perjanjian. Dalam masa-masa selanjutnya Gilgal menjadi lokasi yang memiliki peranan penting dalam sejarah bangsa Israel. Saul dinobatkan menjadi raja pertama orang Israel di Gilgal (1 Samuel 11), Daud kembali dari pengungsian setelah pemberontakan Absalom berhasil dihentikan (2 Samuel 19). Gilgal adalah salah satu dari tiga kota tempat Samuel menjadi hakim (1 Samuel 7:16). Gilgal juga merupakan tempat di mana Elia dan Elisa banyak melayani (2 Raja 2:1-2; 4:38).
Tetapi dalam masa-masa selanjutnya Gilgal justru memiliki reputasi yang buruk karena menjadi pusat berhala. Nabi Hosea dan Amos sama-sama mengecam Gilgal karena tidak lagi menjadi pusat peringatan rohani tetapi menjadi tempat penyembahan berhala.
Segala kejahatan mereka terjadi di Gilgal, sungguh, di sana Aku mulai membenci mereka. Oleh karena jahatnya perbuatan-perbuatan mereka Aku akan menghalau mereka dari rumah-Ku. Aku tidak akan mengasihi mereka lagi, semua pemuka mereka adalah pemberontak. (Hosea 9:15)
Bila di Gilead ada kejahatan, maka mereka menjadi kesia-siaan belaka; di Gilgal mereka mempersembahkan lembu-lembu jantan, maka mezbah-mezbah mereka juga menjadi seperti timbunan batu di alur-alur ladang. (Hosea 12:12)
"Datanglah ke Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan perhebatlah perbuatan jahat! Bawalah korban sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari yang ketiga! (Amos 4:4)
Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap." (Amos 5:5)
Ada kemungkinan Dua Belas Batu Peringatan Yosua tidak lagi diperingati secara rohani tetapi menjadi tempat keramat bagi orang Israel. Hal ini sering juga terjadi dalam hidup orang Kristen. Karena fokus hanya kepada upacara, ritual dan tradisi sehingga sudah kehilangan maknanya. Banyak orang Kristen yang melakukan segala bentuk ibadah seperti memuji dan menyembah Tuhan, melakukan baptisan, mengikuti perjamuan kudus bahkan berdoa tetapi tidak mengerti makna sesungguhnya dari hal-hal yang mereka lakukan. Cuma ikut-ikutan saja.
Bahkan hal yang lebih parah adalah ketika orang Kristen membuat ibadah menjadi semacam ritual dan benda-benda yang dipakai dalam ibadah sebagai sesuatu yang keramat dan memiliki kekuatan magis, sehingga benda-benda tersebut dianggap suci atau keramat seperti jimat.
Tuhan tidak pernah menginginkan agar tugu peringatan atau perayaan ibadah menjadi target penyembahan. Hanya Tuhan yang layak dan boleh disembah, hal-hal yang lainnya adalah media yang membawa kita kepada Tuhan. Dua belas Batu Peringatan seharusnya membawa orang Israel kepada Tuhan, bukan menjadi obyek penyembahan. Fokus ibadah orang Kristen adalah Tuhan, bukan ibadahnya sendiri, bukan perasaan kita sendiri, bahkan bukan roti dan anggur perjamuan kudus. Semuanya adalah peringatan akan Tuhan.
Kesimpulan
Dalam minggu kelima dari “9 Weeks of Breakthroughs” ini kita belajar bahwa Tuhan ingin agar kita selalu ingat kepada Tuhan. Peringatan ini dimaksudkan agar kita selalu fokus kepada Tuhan, dan menjadi alat kesaksian bagi orang lain. Peringatan juga dapat menjadi alat agar kita mengajarkan kepada anak-anak kita maupun generasi selanjutnya yang menunjuk kepada Tuhan.
Kita juga belajar mengenai kesatuan hati di antara suku-suku bangsa Israel yang tidak mementingkan kepentingan kelompoknya sendiri tetapi kepentingan seluruh bangsa.
Walaupun Tuhan ingin agar kita membuat peringatan lewat tetapi jangan sampai peringatan tersebut hanya menjadi sekedar acara atau ritual tanpa makna, tetapi sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai peringatan kepada Tuhan dan kepada apa yang sudah Tuhan lakukan.