Keluarga mesra (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 12 November 2024 15.04 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Setiap tanggal 12 November, sejak tahun 2006, di Indonesia diperingati sebagai hari Ayah. Tema hari ini adalah keluarga mesra. Siapa yang mau punya keluarga yang mesra? Amin! Harian Kompas menulis, peranan seorang ayah hari-hari ini makin pudar. Ini tentu perlu kita sikapi dengan baik dalam tuntunan Tuhan. Ada sebuah survei mengatakan bahwa Indonesia adalah peringkat ketiga dari fatherless country. Saya berdoa supaya ini tidak terjadi dalam gereja Tuhan!

Shalom dan selamat pagi, semua diberkati Tuhan? Semua bersukacita dalam nama Tuhan Yesus Kristus? Yes!

Masih ingat 27 November 2024 ada apa? Ada Pilkada. Dalam kesempatan ini, saya mau dorong kepada setiap umat Tuhan, jangan sampai tidak nyoblos! Boleh pergi liburan setelah nyoblos. Jangan tinggalkan! Suara Saudara itu amat sangat berharga. Dan itu menjadi kewajiban, hak kita sebagai bangsa Indonesia yang dikasihi Tuhan. Amin! Ayo kita datang ke TPS-TPS, kita coblos.

Setiap tanggal 12 November, sejak tahun 2006, di Indonesia diperingati sebagai hari Ayah. Tema hari ini adalah keluarga mesra. Siapa yang mau punya keluarga yang mesra? Amin!

Harian Kompas menulis, peranan seorang ayah hari-hari ini makin pudar. Ini tentu perlu kita sikapi dengan baik dalam tuntunan Tuhan. Ada sebuah survei mengatakan bahwa Indonesia adalah peringkat ketiga dari fatherless country. Saya berdoa supaya ini tidak terjadi dalam gereja Tuhan!

Kegagalan-kegagalan dari seorang ayah, sehingga peran seorang ayah hari-hari ini makin lama bukan makin baik tapi justru makin pudar. Mari kita belajar, apa yang diakibatkan kalau peranan seorang Ayah, Papa, Bapa dalam satu keluarga itu tidak berperan dengan baik. Dan ternyata ini menyedihkan sekali. Ini satu bagian saja yang saya tulis, tapi tentu banyak kegagalan kalau seorang ayah tidak berperan dengan baik. Menurut survei, akibat peran ayah berkurang, maka:

  1. Kemiskinan naik 4x lipat
  2. Kehamilan di luar nikah naik 7x lipat
  3. Putus sekolah 9x lipat
  4. Konsumsi alkohol, narkoba naik 10 x lipat
  5. Bunuh diri 2x lipat
  6. Kekerasan, tawuran 11x lipat
  7. Kriminal 20x lipat
  8. Pemerkosaan naik 7x lipat

Lihat kalau peranan seorang ayah dalam keluarga tidak berfungsi, tidak heran di luar sana kenakalan-kenakalan remaja, bukan hanya terjadi di luar gereja, tapi juga dalam gereja sendiri terjadi. Tentu menjadi satu hal yang perlu kita perhatikan.

Sebuah data yang mengatakan,

  • kalau Ibunya sungguh-sungguh kepada Tuhan dan ayahnya kurang sungguh-sungguh, maka anaknya yang sungguh-sungguh 30%.
  • Kalau ayahnya sungguh-sungguh kepada Tuhan tapi Ibunya kurang sungguh-sungguh, maka anaknya menjadi sungguh-sungguh 70%.
  • Kalau ayah dan ibunya sungguh-sungguh kepada Tuhan, maka anaknya yang sungguh-sungguh kepada Tuhan itu 100%.

Ada pesan Tuhan, dalam Perjanjian Lama, dan vakum 400 tahun sebelum Perjanjian Baru, menjadi pesan dari Maleakhi 4:5-6,

Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Ini menjadi pesan, hari-hari ini Tuhan berpesan kepada kita, bahwa hati bapa-bapa kembali kepada anak-anak, dan hati anak-anak kembali kepada bapa-bapanya. Dimulai dari bapanya atau anaknya? Dimulai dari bapanya. Ada langkah nyata dari bapanya, waktu bapanya mengambil tanggung jawab, anak-anak kembali dan menjadi keluarga yang takut akan Tuhan.

Penting perlu kita sadar, juga saya, juga semua bapa-bapa, ini menjadi tanggung jawab kita, sebagai orang tua laki-laki di setiap keluarga. Apa yang harus kita lakukan?

Ulangan 6:6-7,

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

Ada satu kerja sama antara tugas ayah dan ibu untuk membagikan, mengabarkan kebenaran Firman Tuhan berulang-ulang. Yang repot, kalau Papanya saja tidak sungguh-sungguh dalam Tuhan. Sehingga Tuhan mau, setiap keluarga orang percaya, harus dipulihkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Papa-Mama harus dipulihkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Ada seorang tetangga baru di dekat rumah saya, kita ngobrol. Ternyata dia khusus pindah ke kota Bogor, untuk dapat satu tempat buat anaknya di sebuah sekolah di Bogor. Luar biasa sampai bela-belain pindah agar anaknya bisa sekolah di SMA tersebut di Bogor. Saya sangat percaya, orang-orang tua di sini pasti mau memberikan yang terbaik buat anak-anaknya. Kita mau memberikan yang terbaik buat anak-anak kita. Yang Tuhan inginkan nomor satu, bukan akademis, tapi nomor satu adalah nilai-nilai untuk takut akan Tuhan, warisan rohani, warisan orang percaya. Itu yang nomor satu. Wariskan warisan rohani, iman percaya, bukan nomor satu warisan kekayaan, tentu itu boleh-boleh saja, tapi nomor satu adalah warisan-warisan rohani, iman percaya.

Saya mau cerita, bagaimana dulu saya itu bersama Ibu Fanny dan Alyssa, kalau kita ngga ada sesuatu pada sore malam hari, saya ajak keliling, sambil saya itu ngobrol sama Alyssa. Saya bagikan nilai-nilai. Ini kita lakukan seperti Firman Tuhan katakan, berulang-ulang.

Satu waktu, selesai kelas 12, Alyssa bilang, mau belajar di luar negeri. Saya dukung, ayo saya dukung. Tapi punya satu syarat, adalah tidak boleh meninggalkan komunitas gereja. Ngga boleh. Harus ada dalam satu komunitas gereja. Kita ngga mau begini, dari kecil ada dalam komunitas gereja, sudah diberikan warisan rohani, pergi mengejar akademis, sukses dalam akademis, tapi apa yang sudah didapat rontok dalam hal yang rohani. Berhasil akademis tapi hancur dalam kerohanian. Tentu ini tidak kita inginkan. Kita mau orang-orang percaya takut akan Tuhan dan dipakai bagi kemuliaan Tuhan.

Apa yang diakibatkan waktu kita tidak mengajar kepada anak-anak kita?

Hakim-Hakim 2:10-11,

Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel. Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.

Waktu peranan seorang ayah dan ibu, tidak dilakukan sesuai kebenaran Firman Tuhan, tidak mewariskan warisan rohani kepada anak-anak mereka, tapi yang diwariskan justru yang diwariskan nomor satu bukan rohani, ini yang dihasilkan, hilang satu angkatan. Dan akan timbul angkatan berikutnya yang tidak mengenal Tuhan dan jahat.

Kita sudah diselamatkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, anak-anak, cucu-cucu kita, juga harus jadi orang-orang yang takut akan Tuhan! Yang dipakai Tuhan, memuliakan Tuhan, dan diberkati Tuhan! Amin!

Mazmur 127,

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.

Bapak dan Ibu, kalau kita sebagai seorang pemanah, anak-anak muda digambarkan sebagai anak panah. Kalau kita mau memanah, sebelum kita memanah, anak-anak panah itu kita periksa dulu, kita periksa, tajam atau ngga. Batangnya lurus apa ngga. Di belakang, bulu-bulunya rapi apa ngga. Kita perhatikan baik, persiapkan baik. Kita tarik busurnya kencang, dan lepas anak panah itu sampai ke satu target yang Tuhan sudah tetapkan.

Ini adalah pesan bagi kita, sebagai orang tua. Ini untuk ayah dan ibu, kita harus mempersiapkan anak-anak kita. Persiapkan semua dengan baik. Kita tembakkan anak panah, timing dan kekuatannya tentu harus pas. Kalau tidak, bisa saja anak panah itu bukan jatuh kepada target, tapi sebelum target sudah jatuh. Mesti kencang tariknya, timing-nya mesti tepat. Ayo perhatikan anak-anak kita semua, lepaskan anak-anak kita pada waktunya, Tuhan akan pakai anak-anak kita bagi kemuliaan Tuhan. Amin!

Video