Menjadi orang Kristen yang rajin berbuat baik (Pdm Sukirman Pardi)
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 29 Juli 2018 |
Gereja | GBI Bogor Nirwana Residence |
Lokasi | Aston Bogor Hotel and Resort |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Shalom, ada sukacita Saudara? Amin! Saya percaya dalam Tuhan pasti ada sukacita. Amin!
Dalam Alkitab banyak ayat yang mengajak kita untuk berbuat baik, bahkan Firman Tuhan katakan agar kita mengasihi musuh kita. Siapa yang menampar pipi kanan, berilah juga pipi kirimu. Saya percaya ayat ini bukan bermakna harafiah. Yesus waktu ditampar di ruang sidang tidak serta merta memberikan pipi kiri-Nya, Rasul Paulus juga di penjara, disesah, ditampar, tidak memberikan pipi kirinya. Jadi ayat ini tidak bicara harafiah, tapi secara rohani, ayat ini bermakna kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan! Seperti waktu Yesus disalib, justru Tuhan berdoa agar Bapa mengampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Orang Kristen harus selalu dan terus berbuat baik kepada semua orang. Galatia 6:9 katakan, Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, selama masih ada kesempatan, mari kita berbuat baik. Kepada siapa? Kepada semua orang! Artinya, berbuat baik adalah sebuah kesempatan.
Ada satu saat kita mau berbuat baik tapi sudah tidak bisa. Kalau Tuhan kasih kesempatan, kasih kesehatan, berkat, masih kasih kekuatan untuk berdayakan hidup kita untuk Tuhan, inilah kesempatan kita berbuat baik buat Tuhan.
Berbuat baik adalah sebuah kesempatan. Orang Kristen harus berbuat baik. Tapi sayangnya banyak orang Kristen yang tidak berbuat baik, bahkan menjadi penjahat. Saya belum pernah pelayanan di penjara, tapi di penjara banyak orang Kristen. Ada Matius yang mengedarkan narkoba, Yohanes yang pembunuh, Yonatan yang memperkosa, macam-macam. Kita patut bersedih kalau orang Kristen tidak menjadi teladan malah menjadi batu sandungan. Orang Kristen harus berbuat baik.
Camkan, orang Kristen bukan berbuat baik supaya masuk sorga, bukan supaya selamat. Agama-agama mengajarkan berbuatlah baik-baik supaya masuk sorga, supaya selamat. Bahkan ada satu agama mengajarkan bahwa berbuat baik adalah satu komponen terpenting untuk masuk sorga, kenapa? Karena nanti waktu akhir zaman perbuatan baik akan ditimbang. Kalau perbuatan baiknya lebih banyak maka masuk sorga, sebaliknya kalau perbuatan baiknya lebih sedikit berarti masuk neraka. Jadi perbuatan itu merupakan komponen yang sangat penting bagi ajaran ini untuk masuk sorga. Saya pikir-pikir, bagaimana kalo seimbang, beratnya sama? Masuk ke mana?
Saudara yang dikasihi Tuhan, itulah pandangan agama. Agama mengajarkan berbuat baik agar masuk sorga.
Kekristenan mengajarkan bahwa masuk sorga bukan karena perbuatan baik kita. Kekristenan mengajarkan bukan karena amal ibadah, kita masuk Sorga. Kita diselamatkan karena anugerah, murni karena anugerah.
Jadi kalau saudara bekerja, kemudian dapat upah, itu hak Saudara. Dan itu Saudara berhak untuk menerima karena itu hasil kerja Saudara. Tapi kalau Saudara tidak kerja tahu-tahu dapat sekian juta rupiah, itulah anugerah. Anugerah adalah pemberian cuma-cuma untuk orang yang tidak pantas menerimanya.
Keselamatan adalah anugerah Tuhan. Saudara dan saya dibenarkan, diselamatkan, murni karena anugerah Tuhan. Kita bukan diselamatkan karena amal ibadah kita, tapi karena anugerah Tuhan.
Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. (Yakobus 2:10)
Firman Tuhan katakan, kalau kamu mau selamat dengan perbuatan baikmu, kamu harus melakukan seluruh hukum Taurat, seluruh perintah Allah harus kita lakukan. Begitu kurang satu, hukumnya adalah neraka.
Misalnya, Saudara orang baik, bahkan super baik, enggak pernah bohong, enggak pernah menipu orang apalagi berzinah, rajin ke gereja, rajin persepuluhan, cuma satu kekurangan, Saudara enggak bayar hutang. Itu hukumnya neraka. Kalau Saudara lakukan hukum Tuhan hanya 99%, dan tidak melakukan yang 1%, maka hukumnya adalah neraka. Saya mau tanya, ada enggak dari sekian milyar manusia di muka bumi ini yang bisa melakukan perintah Tuhan secara sempurna? Kecuali Tuhan Yesus, tidak ada.
Saya percaya kalau karena perbuatan saja, kita semua pasti masuk neraka. Tapi puji Tuhan, Saudara dan saya diselamatkan bukan karena perbuatan, tapi karena anugerah.
Agama mengajarkan berbuat baik supaya selamat. Tapi Kekristenan sebaliknya, kita diselamatkan karena iman. Setelah diselamatkan karena iman, kemudian kita pun berbuat baik.
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (Efesus 2:8)
Jadi jangan berpikir berbuat baik supaya diselamatkan, tapi berimanlah supaya Saudara diselamatkan! Karena ketika kita beriman kepada Tuhan Yesus, Tuhan akan berikan Roh Kudus ke dalam hati kita. Dan kalau Roh Kudus tinggal di dalam hati kita, Roh Kudus akan mengerjakan pengudusan, dan akan timbul buah Roh, yaitu perbuatan baik.
Jadi kenapa orang Kristen harus berbuat baik?
#1 Bukti iman percaya kepada Tuhan
Orang Kristen berbuat baik sebagai bukti iman percaya kepada Tuhan.
Yakobus 2:17, Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Yakobus 2:26, Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Saudara, kita diselamatkan karena iman. Tapi dengar baik, iman itu adalah sesuatu yang tidak kelihatan. Iman itu sifatnya abstrak, tidak terlihat, tapi iman itu bisa terlihat lewat perbuatan kita. Berarti saya berbuat baik bukan untuk diselamatkan. Kita diselamatkan karena beriman, dan kita berbuat baik karena kita diselamatkan.
Ilustrasi, ada seseorang sakit, kemudian dia minum obat, setelah itu sembuh. Setelah sembuh, dia berolah raga.
Orang sakit ini sembuh karena apa? Karena olah raga atau minum obat? Karena minum obat. Dan buktinya dia sudah sembuh, dia berolahraga. Kalau sudah sembuh, tapi loyo, itu namanya ngaku-ngaku sembuh.
Orang yang berdosa, setelah beriman kepada Tuhan Yesus, bertobat, otomatis dia diselamatkan. Lalu dia berbuat baik. Apa yang membuat dia diselamatkan? Berbuat baiknya atau bertobatnya? Tentu bertobatnya.
Kalau ada orang bilang saya sudah selamat, tapi perbuatannya masih amburadul, masih tipu sana sini, bohong sana sini, itu namanya omong kosong. Iman yang kosong. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Kalau ada yang berkata saya sudah selamat, mati pasti masuk sorga, tapi hidupnya teler mabuk-mabukan terus, itu adalah iman yang kosong. Iman tanpa perbuatan adalah mati.
Jadi perbuatan baik adalah bukti bahwa kita beriman kepada Tuhan Yesus. Bukti bahwa Saudara dan saya adalah orang Kristen. Jangan ngaku orang Kristen kalau belum bisa berbuat baik.
Inilah alasan pertama, sebagai bukti kita percaya kepada Tuhan Yesus. Berarti kita adalah anak-anak Allah yang mewarisi janji-janji Allah.
#2 Agar damai di hati
Kedua, mengapa orang Kristen harus berbuat baik? Agar damai di hati, agar hidup kita berbahagia.
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35)
Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, (Yesaya 48:18)
Berarti orang yang taat Firman, hidupnya akan berbahagia. Ini adalah janji Tuhan, orang yang berbuat baik hidupnya akan berbahagia. Sebaliknya yang berbuat jahat, berdosa, tidak ada damai di hati. Yang ada ketakutan, kecemasan.
Beberapa bulan lalu, saya nonton di Kompas TV, dipandu Rosi Silalahi, mewawancarai Tim Basarnas (Badan SAR Nasional). Badan ini dibentuk pemerintah untuk bencana-bencana besar. Misalnya, ada kapal tenggelam di tengah laut, maka tim ini diterjunkan ke tengah laut. Atau kalau ada bencana di hutan, mereka diterjunkan ke tengah hutan yang penuh bahaya.
Dia ditanya, Apa yang memotivasi Anda sehingga berani mempertaruhkan nyawa Anda di dalam tim ini? Dijawab, ada satu kebahagiaan yang tidak bisa dibeli, tidak ada harga yang bisa dibayar, ketika saya berhasil menyelamatkan orang lain.
Ketika kita berbuat sesuatu buat orang lain, ada kebahagiaan yang luar biasa. Sebaliknya ada yang mencekam kita ketika kita berbuat sebaliknya, berbuat dosa. Ketika Daud jatuh dalam dosa dengan Bersyeba, damai itu hilang di dalam hidupnya.
Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela (Mazmur 32:3-4)
Damai hilang dalam hidup Daud. Yang ada ketakutan. Kecemasan, kekuatiran, ketika kita hidup di dalam dosa.
Ada seorang anak kecil, baru belajar menggunakan ketapel, sama seperti senjata yang digunakan Daud untuk membunuh Goliat. Kebetulan di depan rumah ada bebek Papanya yang lagi berkeliaran. Dia keker baik-baik, jebret, matilah bebek itu persis kena kepalanya.
Lantas dia ketakutan, bagaimana kalau Papanya tahu? Pasti saya kena marah, kena pukul. Dia berinisiatif bebek itu dibuang ke kali. Sepanjang hari dia dicekam rasa takut, bagaimana kalau Bapa tahu? Kakaknya pun melihat dia. Jadi waktu dia istirahat, Kakaknya bilang berikan uang jajanmu pada saya, kalau tidak saya kasih tau Papa. Begitu terus. Waktu jajan di kantin, Kakaknya minta uang jajan, kalau enggak mau dilaporkan ke Papa. Setiap hari dia hidup dalam ketakutan dan harus memberikan "pajak" kepada sang kakak.
Akhirnya, dia pikir dia lebih baik mengaku pada Papanya. Ternyata Papanya sudah tahu. Papanya memeluk dia. Papa sudah tahu yang kamu lakukan itu. Papanya menerima maaf anaknya itu. Dan sejak itu anak itu bebas dari rasa takut dan kuatir. Dan besoknya waktu mau jajan, kakaknya hampiri 'ingat bebek". Dia bisa bilang, enggak ada bebek-bebekan lagi, saya sudah diampuni oleh Papa!
Saudara yang dikasihi Tuhan, sepanjang ada dosa, tidak ada damai di hati kita. Yang ada si penuntut itu akan terus menuntut sampai kita datang minta ampun kepada Bapa di Sorga. Sejak minta ampun, maka saat itu juga Saudara akan bebas dari rasa takut dan kuatir.
Hari ini, kalau kita masih simpan dosa dalam hidup kita, dalam bentuk apapun, mungkin Saudara menyimpan benci, mungkin Saudara bilang, sampai 7 turunan tidak akan aku ampuni orang itu. Hari ini, mari lepaskan.
Yang selingkuh dan berpikir tidak seorang pun tahu perselingkuhan saya, di mata Tuhan tidak ada yang tersembunyi. Lepaskan itu semua, datang dan minta ampun kepada Bapa. Bertobat dan berbuat baiklah. Sejak itu Saudara akan terlepas dan damai sejahtera Saudara akan berlimpah seperti air mengalir dalam hidupmu.
#3 Agar hidupnya bertambah baik
Alasan ketiga, kenapa orang Kristen harus berbuat baik, adalah agar hidupnya bertambah baik dan keluarganya bertambah baik.
Firman Tuhan katakan berilah maka kamu akan diberi. Jangan jemu berbuat baik, karena pada saatnya kamu akan menuai. Itu adalah hukum Tuhan yang sifatnya pasti. Kalau Saudara menabur, pasti akan menuai. Itu adalah kepastian. Kalau menabur satu biji jagung, Saudara akan menuai ribuan biji jagung. Kalau berbuat baik, saudara akan menuai 30, 60, 100x lipat. Oleh sebab itu, orang Kristen harus selalu berbuat baik.
Rajinlah berbuat baik, terus berbuat baik, agar hidupmu diberkati, hidup keluargamu diberkati. Perbuatanmu tidak berdampak pada keselamatanmu, tapi berdampak pada kualitas hidupmu dan keluargamu di bumi ini. Dan berdampak pada kualitas kehidupan keturunanmu di bumi ini.
Mari, jangan jemu-jemu berbuat baik selama masih ada kesempatan. Saudara ada di sini itu adalah sebuah kesempatan. Pada waktunya Saudara pasti akan menuai.
Mazmur Daud, Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat. (Mazmur 37:25-26)
Janji Tuhan, TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman. (Ulangan 28:12)
Hari ini, selama masih bisa kita berbuat baik, mari kita layani pekerjaan Tuhan. Banyak berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita pasti akan menuai!
Amin!