Tahun Ayin Beth (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 September 2024 07.13 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| name= Niko Njotorahardjo↵" menjadi "| name= Niko Njotorahardjo | type= pesangembalapembina ")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Pada tanggal 28 September yang lalu setelah jam 6 sore di Israel, yang artinya setelah jam 11 malam di tempat kita, mereka merayakan tahun baru 5772 yang kita sebut dengan "Ayin Beth" (72). Biasanya setiap tahun sejak tahun 2000, saya selalu pergi ke convocation doa di Yerusalem seperti juga pada tahun ini. Convocation Jerusalem House of Prayer for All Nations biasanya dimulai pada waktu tahun baru orang Yahudi. Jadi sejak tahun 2000 hingga hari ini, baru 2 kali saya tidak hadir; termasuk yang sekarang ini, tetapi nanti malam saya akan terbang ke sana sebab bagian saya di sana adalah untuk mengimpartasikan pengurapan. Saya tidak bisa hadir dalam pembukaannya karena memang ada doa pengerja dan ini merupakan minggu pertama, sehingga saya harus bersama-sama dengan Saudara di tempat ini.

Pada tanggal 28 September yang lalu setelah jam 6 sore di Israel, yang artinya setelah jam 11 malam di tempat kita, mereka merayakan tahun baru 5772 yang kita sebut dengan "Ayin Beth" (72). Biasanya setiap tahun sejak tahun 2000, saya selalu pergi ke convocation doa di Yerusalem seperti juga pada tahun ini. Convocation Jerusalem House of Prayer for All Nations biasanya dimulai pada waktu tahun baru orang Yahudi. Jadi sejak tahun 2000 hingga hari ini, baru 2 kali saya tidak hadir; termasuk yang sekarang ini, tetapi nanti malam saya akan terbang ke sana sebab bagian saya di sana adalah untuk mengimpartasikan pengurapan. Saya tidak bisa hadir dalam pembukaannya karena memang ada doa pengerja dan ini merupakan minggu pertama, sehingga saya harus bersama-sama dengan Saudara di tempat ini.

Saudara, biasanya Tuhan memberikan tuntunan untuk tahun berikutnya dan kebanyakan Tuhan mulai berbicara sekitar bulan November, tetapi kali ini ada sesuatu yang luar biasa di mana untuk tahun 2012 Tuhan sudah membukakan satu tema kepada kita; sehari sebelum tahun baru orang Yahudi yang me-reka sebut dengan Rosh Hashanah. Jadi ketika mereka masuk tahun yang baru, mereka akan berkata, "Shana Tova!" Sehari sebelum Rosh Hashanah, Tuhan mengungkapkan bahwa tema tahun 2012 adalah, "Tahun 2012 adalah Tahun Perkenanan Tuhan!"

Saudara, pasti ada waktunya di mana Tuhan akan bicara secara mendetail akan hal ini, tetapi ada suatu yang luar biasa dengan tahun perkenanan Tuhan, sebab di sini artinya Tuhan yang berkenan! Tuhan yang mau! Jadi jika selama ini dikatakan bahwa kita harus percaya supaya apa yang kita percayai itu pasti terjadi, maka untuk tahun berikutnya semua itu akan terjadi karena Tuhan yang mau, meskipun kita ragu-ragu atau sedikit tidak terlalu yakin!

Mungkin kita yang sedang dalam keadaan sakit bertanya, "Benarkah saya akan sembuh?" Memang manusia penuh dengan kelemahan, termasuk saya; kadang-kadang dalam menghadapi sesuatu sempat ragu-ragu, tetapi karena ini adalah tahun perkenanan Tuhan, maka Tuhanlah yang berkenan, Tuhanlah yang berkehendak sehingga tidak ada yang bisa menghalangi! Nanti pada tahun 2012 Saudara akan banyak mengalami apa yang disebutkan dalam 1 Korintus 2:9, "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Amin!

Berjalan dalam tahun Ayin Beth

Sejak tahun 2009 Tuhan berbicara kepada kita tentang "Ayin" (70) yang huruf Ibraninya menyerupai sebuah mata. Dan banyak hamba-hamba Tuhan seluruh dunia yang percaya bahwa itu berbicara tentang mata Tuhan dan mata kita. Mazmur 32:8, "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu."

Saya percaya kita semua mau menerima nasehat Tuhan, tuntunan Tuhan dan ajaran Tuhan. Dan itu semua bisa kita tangkap hanya jika mata kita senantiasa tertuju kepada Tuhan Yesus! Saudara, ini penting! Memasuki tahun berikutnya kiranya mata kita hanya tertuju kepada Tuhan Yesus dan tidak kepada yang lain-lain. Tidak ada lagi yang namanya "mata keranjang", "mata duitan" apalagi "mata-mata". Pokoknya mata kita ini hanya tertuju kepada Tuhan Yesus. Amin!

Oleh sebab itu mari kita berjanji menjelang tahun yang baru ini, "Tuhan, biarlah mataku hanya tertuju pada-Mu!"

Tubuh kita adalah Bait Roh Kudus

"Ayin Beth" (72), "Beth" artinya Bait atau Rumah dan pesan Tuhan adalah 1 Korintus 6:19-20, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"

Saudara, ada berapa banyak yang mengerti bahwa Roh Kudus ada di dalam kita oleh karena kita percaya kepada Tuhan Yesus? Amin! Apa artinya Roh Kudus di dalam kita? Artinya, tubuh ini miliknya Tuhan Yesus dan bukan milik kita sendiri. Sebab kita sudah dibeli dan harganya sudah lunas dibayar. Jadi, tidak boleh ada orang yang berkata begini, "Tangan… tanganku sendiri! Mulut… mulutku sendiri! Mata… mataku sendiri! Uang... uangku sendiri! Aku bisa pakai semuanya! Aku bisa gunakan sesuka hatiku!"

Jangan ada yang berkata demikian! Sebab semuanya adalah milik Tuhan, apa pun yang kita lakukan, apa pun yang kita pikirkan, apa pun yang kita kerjakan biarlah semuanya itu menyenangkan hati Tuhan! Dengan demikian artinya kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita dan kekayaan kita. Kalau Saudara lakukan seperti itu maka multiplikasi dan promosi pasti terjadi dalam hidup Saudara. Haleluya!

Kalau kita mengerti bahwa tubuh kita adalah rumah-Nya Roh Kudus, maka kita akan mengerti bahwa tubuh kita juga adalah:

1. Rumah Roti

"Roti" itu adalah firman Tuhan. Yohanes 1:1, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."

Dia ada di dalam Saudara dan saya! Tubuh kita adalah Rumah Roti atau Rumah Firman atau Betlehem. Tuhan Yesus berkata, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya ..." (Yohanes 15:7). Saudara, kalau firman Tuhan tinggal di dalam kita maka kesukaan kita adalah firman Tuhan dan kita akan merenungkannya siang dan malam serta melakukannya. Kalau kita dalam kondisi seperti ini, maka apa saja yang kita perbuat pasti berhasil!

2. Rumah Berkat (House of Blessing)

Jika kita mengerti bahwa tubuh kita ini adalah rumah Roh Kudus, maka kita juga akan mengerti bahwa tubuh kita adalah "Rumah Berkat" sebab Dia Sang Pemberi Berkat yang Terbesar ada di dalam kita. Tuhan Yesus memberikan berkat yang luar biasa dan paling besar, yaitu nyawa-Nya dan hidup-Nya buat Saudara dan saya. Karena Dia ada di dalam kita, maka kita pasti diberkati; dan juga menjadi berkat bagi orang lain.

  • Daud pernah berkata, "Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat." (Mazmur 37:25-26).
  • Tuhan Yesus berkata, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38).

Apakah Saudara mau diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain? Berilah; maka engkau akan diberi!

Jika Saudara mau memberi beras dengan ukuran sebuah gelas, maka Tuhan pun akan mengembalikannya dengan memakai ukuran gelas tersebut.

Sekarang perhatikan caranya Tuhan mengembalikan kepada kita; takarannya adalah tetap gelas ukuran tersebut dan katakanlah beras juga yang akan diberikan kepada kita. Sesuai dengan janji firman-Nya,

  • Tuhan akan mencedok beras tersebut dan setelah penuh,
  • Tuhan akan memadatkan isi gelas itu se-hingga turun permukaannya,
  • lalu Tuhan menambahkan beras lagi ke dalam gelas itu dan memadatkannya lagi sehingga kembali turun permukaannya,
  • dan itu terus dilakukan hingga beras dalam gelas itu padat penuh.
  • Tetapi bukan hanya itu, gelas tersebut digoncang-goncang, sehingga beras itu mengisi rongga-rongga kosong yang masih ada dalam gelas tersebut, sehingga turun lagi permukaannya
  • dan kembali Tuhan menambahkan beras ke dalam gelas hingga penuh;
  • bahkan tidak hanya sampai di situ, karena Tuhan terus tambah-tambahkan sampai melimpah keluar!

Itulah yang akan dicurahkan ke dalam ribaanmu! Ukurannya tetap sama, tetapi apa yang kita terima tidak sama dengan apa yang kita beri dan kuncinya adalah:

  1. Berilah, maka kamu akan diberi!
  2. Perhatikanlah, dalam firman Tuhan tadi tidak ada kata-kata bahwa "Berilah! Ini hanya berlaku bagi orang yang mampu dan orang yang tidak mampu tidak perlu memberi". Tidak ada yang seperti itu! Jadi, baik orang yang mampu ataupun orang yang tidak mampu, semuanya harus memberi kalau mau diberkati! Akan tetapi seseorang yang memang tidak memiliki uang, bisa juga memberikan pemberian yang baik dalam bentuk lain, seperti kata-kata yang baik, pujian, sikap yang ramah, perbuatan yang baik, dan sebagainya. Jadi orang miskin pun bisa memberi. Memang ada pengertian yang salah yang selalu ditanamkan dalam pikiran orang yang miskin; bahwa bagian mereka hanya untuk menerima saja. Dan kalau ia hanya menerima saja, maka orang itu akan tetap miskin dan tidak mungkin jadi kaya karena firman Tuhan jelas berkata, "Berilah maka kamu akan diberi ..."
  3. Memberi tanpa syarat
  4. Kadang-kadang kita selalu memberikan syarat jika mau memberi, misalnya, "Baik, saya mau memberi asalkan kamu baik-baik saja. Air mukamu kalau meminta yang baiklah, kata-katamu juga harus yang sopan, maka nanti aku akan memberi. Tetapi kalau air mukamu cemberut sampai aku muak melihatnya, aku tidak akan memberi!" Yang seperti ini banyak terjadi! Beberapa waktu yang lalu saya pernah menonton televisi saluran National Geographic Adventure yang menayangkan tentang seorang wanita yang menapak tilas jalur perdagangan rempah-rempah pada zaman dulu di daerah Arab hingga Yaman dan seterusnya. Perjalanannya itu melalui Arab Saudi di mana di sana dia bertemu dengan Pangeran Arab Saudi. Sewaktu dia ke kantornya, pangeran itu berkata, "Baik, supaya kita punya lebih banyak kesempatan untuk berbicara; maukah kamu ikut saya malam ini?" dan si wanita itu berkata, "Baik, tetapi mau ke manakah kita ini?" Pangeran itu menjawab, "Ke padang gurun. Aku akan bertemu dengan kurang lebih 1.000 orang dari suku-suku di gurun." Akhirnya mereka pergi bersama dan apa yang mereka lakukan di sana? Ternyata sekretaris pangeran itu menerima banyak sekali kertas-kertas. Ketika ditanya kertas-kertas apakah itu, sang pangeran menjelaskan bahwa itu adalah kertas-kertas yang berisi permintaan mereka kepadanya. Lalu tiba-tiba ada seorang yang menghampiri pangeran tersebut dengan raut muka yang sangat tidak enak. Jangan lupa bahwa dia sedang menghadap kepada seorang pangeran! Kemudian orang itu kelihatan seperti ‘ngoceh-ngoceh’ dan pangeran itu hanya mengangguk-angguk. Wanita pembawa acara itu bertanya kepada pangeran, "Ada apakah gerangan?" dan pangeran ha-nya menjawab, "Oh, orang itu ada masalah, dia menginginkan mobil. Yah, sudahlah saya berikan saja mobil". Itu luar biasa dan pada saat itu Tuhan bicara kepada saya, "Kamu lihat, dia bisa memberikan mobil kepada orang yang caranya meminta kepada seorang pangeran seperti itu. Apakah kamu juga bisa memberi kepada orang yang seperti itu?" Di situlah saya bertobat, sebab kadang-kadang Tuhan kirimkan orang-orang yang meminta kepada kita, tetapi sepertinya kitalah yang berhutang! Namun hari ini Tuhan memberikan kita pilihan, "berilah, maka engkau akan diberi!" dan caranya memberi seperti ilustrasi gelas ukuran dan beras tadi. Sejak saat itu saya berjanji, "Tuhan, saya tahu bahwa apa yang dilakukan pangeran itu adalah benar" dan jika kita melakukan yang seperti itu maka Lukas6:38 tadi menjadi milik Saudara dan saya. Amin! Tetapi bagi yang memintanya juga harus mengkoreksi diri. Jangan karena mendengar khotbah saya maka orang itu bisa meminta dengan cara seenaknya. Sebab kalau Saudara hanya minta-minta, tidak akan mengalami janji Tuhan tadi. Tidak peduli apakah sedang berkekurangan atau tidak, kita harus memberi kalau mau diberi!

3. Rumah Damai Sejahtera (House of Shalom)

Kalau kita mengerti bahwa tubuh kita adalah rumah Roh Kudus, maka tubuh kita juga adalah “Rumah Damai Sejahtera” atau House of Shalom. Mengapa? Sebab Raja Damai itu ada di dalam kita. Seharusnya kita yang adalah orang-orang percaya mengalami apa yang dikatakan di dalam Yesaya 48:18-19, “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.”

Saya percaya kita semua menginginkan damai sejahtera dan kebahagiaan, dan kalau itu semua kita miliki maka hidup itu akan terasa luar biasa indahnya. Tetapi masih banyak yang mengeluh bahwa hidup ini seperti di neraka, dan sebagainya. Mengapa? Karena tidak memiliki damai sejahtera, padahal seharusnya jika Sang Raja Damai ada di dalam kita, kita pasti akan mengalami damai dan mengimpartasikan damai sejahtera itu kepada orang lain.

Ada nasehat firman yang sangat bagus tentang bagaimana supaya kita mengalami damai sejahtera yang berlimpah-limpah. Filipi 4:7-9, “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”

4. Rumah Mujizat (House of Miracle)

Jika kita mengerti bahwa tubuh kita adalah rumah Roh Kudus, maka kita juga akan mengerti bahwa tubuh kita adalah “Rumah Mujizat” atau House of Miracle. Mengapa? Sebab Sang Pembuat Mujizat itu ada di dalam kita.

Saudara, sungguh luar biasa karena apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus itu semuanya mujizat, dan Dia ada di dalam kita. Oleh sebab itu saya percaya Saudara akan mengalami mujizat demi mujizat. Dan Saudara akan dipakai untuk membawa mujizat kepada orang lain melalui pelayanan Saudara. Amin!

Sejak 5 tahun terakhir ketika Tuhan menyuruh saya untuk melayani KKR-KKR yang sebagian besar diselenggarakan di lapangan-lapangan terbuka, saya sudah melihat ribuan orang sakit yang disembuhkan seketika oleh Tuhan. Mujizat-mujizat terjadi dan mujizat itu masih ada!

Sampai dengan hari ini sudah 183 kali kita mengadakan KKR dan kemarin yang terakhir di Kelapa Gading, Blitar dan Batu di mana kita betul-betul mengalami apa yang disebut dengan ‘multiplikasi’ karena jumlah yang hadir karena di ketiga kota itu dua kali lipat dari prediksi sebelumnya.

Saudara yang dikasihi Tuhan, tahun 2011 yang berbicara tentang multiplikasi dan promosi segera berakhir dan Tuhan membuktikan bahwa benar tahun 2011 adalah tahun multiplikasi dan tahun promosi! Amin!

5. Rumah Doa, Pujian, dan Penyembahan

Saudara, gereja ini ada karena Tuhan memberikan visi yaitu sebagai alat Tuhan untuk merestorasi Pondok Daud. Apa maksud Tuhan merestorasi Pondok Daud? Kisah Para Rasul 15:17, “supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini,”

Tuhan Yesus merestorasi Pondok Daud supaya setiap lutut bertelut dan setiap lidah mengaku, Yesus adalah Tuhan!

Pondok Daud adalah doa, pujian, penyembahan bersama-sama dalam unity, siang dan malam dan saya mau beritahu Saudara bahwa proses restorasi itu sudah hampir selesai! Dan kalau sudah selesai maka tidak ada lagi yang direstorasi, mengapa? Sebab Dia pasti datang untuk kali yang kedua. Karena itu Tuhan Yesus berkata, “Waktunya sudah singkat! ... waktunya sudah singkat!”

Saya percaya sekarang Tuhan Yesus sedang merestorasi kearah ‘siang dan malam’ kita berada di hadirat-Nya dan hadirat Tuhan turundengan sangat kuat hari-hari ini.

Akhir-akhir ini, setiap saya berada di kantor (SICC), maka pasti saya akan ke Menara Doa karena Tuhan menghendaki saya untuk masuk kesana. Di sana saya merasakan hadirat Tuhan yang luar biasa. Ada 3 karya Roh Kudus yang sejak dari dulu hingga hari ini Tuhan minta supaya saya dengan serius menekankannya, yaitu:

  • Hadirat Roh Kudus
  • Pengurapan oleh Roh Kudus
  • Bahasa roh

Saya ingat, waktu pertama kali saya dipanggil menjadi hamba Tuhan. Ketika itu saya sedang memimpin pujian di Surabaya. Selesai memimpin pujian saya duduk di belakang mimbar lalu sang pengkhotbah naik ke mimbar. Ketika itu pengkhotbahnya adalah seorang Belanda yang bernama Ps. Schanck, yang sekarang sudah bersama-sama dengan Tuhan di sorga. Saya ingat bagaimana ketika dia sedang berkhotbah, tiba-tiba dia berbalik; menatap saya dan berlari menghampiri saya. Lalu dia menumpangkan tangannya atas saya, dan kata-katanya masih saya ingat sampai sekarang demikian, “Aku menetapkan engkau untuk menjadi alat-Ku untuk membawa umat-Ku, jemaat-Ku masuk dalam hadirat-Ku!”

Jadi, itulah tugas saya; untuk membawa jemaat masuk dalam hadirat Tuhan untuk dipertemukan jemaat dengan Tuhan Yesus. Kemarin saya berpesan dalam doa pengerja, “Saudara-saudara yang melayani dalam pelayanan mimbar, yang memimpin pujian dan yang main musik, Saudara yang bertugas di mimbar ini adalah untuk membawa jemaat masuk dalam hadirat Tuhan. Bukan untuk pamer khotbah karena fasih lidah! Bukan untuk lucu-lucuan sehingga orang-orang berkata bahwa pendeta itu lucunya luar biasa! Bukan untuk memamerkan kepandaiannya dalam memainkan alat musik atau memamerkan suaranya yang indah ketika bernyanyi. Bukan itu! Sebab tujuannya adalah untuk membawa jemaat masuk dalam hadirat Tuhan.”

Di awal-awal pelayanan saya, banyak orang yang mengeluh dan berkata, “Bagaimana sih Pak Niko, kita terus-terusan di bawa ke awan-awan?” Itulah awal-awalnya dan saya memang jarang berbicara misalnya;

  • tentang perzinahan dan hukumannya seperti apa, atau
  • tentang keluarga yang juga agak kurang saya singgung,

melainkan banyak berbicara tentang hadirat Tuhan; karena memang itulah yang menjadi tugas saya.

Pendeta-pendeta lain pun mempunyai bagiannya sendiri. Jadi tidaklah benar jika seseorang ‘memborong’ semuanya, sebab masing-masing mendapatkan tugasnya sendiri-sendiri dari Tuhan.

Tetapi hari ini saya bersukacita karena jemaat di tempat ini mengerti hadirat Tuhan. Dan saya percaya Saudara yang di tempat ini selalu berkata, “Waduh, suasananya luar biasa!” dan itu adalah tentang tentang hadirat Tuhan. Kalau dulu tidak seperti itu, karena belum banyak yang mengerti, yang ada hanya perkataan ini, “Waduh lucunya luar biasa khotbahnya!” Namun sekarang tidak lagi seperti itu karena hadirat-Nyalah yang memberkati kita.

Saya percaya gereja-gereja lain juga ada yang seperti itu, tetapi khusus gereja ini karena merupakan bagian saya, maka saya sangat menekankan hadirat Tuhan. Saya paling teliti dengan ketiga hal tadi, yaitu hadirat Tuhan, pengurapan, dan bahasa roh. Kalau kita menekankan ketiga hal tersebut, maka Saudara tidak usah pusing-pusing melihat ‘style’ atau bagaimana caranya berdoa, memuji dan menyembah Tuhan.

Dan hari-hari ini umat-Nya akan lebih dibawa masuk oleh Tuhan dalam hadirat-Nya. Sebab ini adalah untuk merestorasi yang ‘siang dan malam’ tadi. Kalau itu selesai direstorasi, maka selesailah sudah semuanya dan Dia datang untuk kali yang kedua dan biarlah kita didapati dalam keadaan yang telah siap sedia. Haleluya!

Saudara yang dikasihi Tuhan, hadirat Tuhan itu membawa kesembuhan.

  • Mazmur 16:11b, “... di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, ...” dalam bahasa Inggrisnya dikatakan, “... in thy presence is fullness of joy ...”
  • Amsal 17:22, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, ...”

Banyak orang yang berkata, “Hati yang gembira adalah obat ...”, tetapi dia lupa menambahkan ‘yang manjur’, sebab obat itu bisa manjur atau tidak. Oleh sebab itu jangan sekedar hanya obat saja, tetapi harus diperkatakan sebagai obat yang manjur! Karena dengan obat yang manjur, maka yang sakit pasti sembuh. Amin!

Sekali lagi, di hadirat Tuhan ada sukacita serta kegembiraan yang melimpah-limpah dan itu merupakan obat yang manjur, sehingga Saudara pasti sembuh dan sehat! Hari-hari ini jika Saudara mau masuk dalam hadirat Tuhan, maka jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Amin!