Bereskan pelitamu! (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 September 2024 07.09 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| name= Sutadi Rusli↵" menjadi "| name= Sutadi Rusli | type= pesangembala ")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Kita sudah memasuki bulan kedua tahun 2019. Ini merupakan satu tanda-tanda bahwa kedatangan Tuhan untuk menjemput gereja-Nya yaitu setiap Saudara dan saya, berarti bertambah dekat dan bertambah dekat. Amin! Yesus segera datang! Amin! Dia amat segera datang untuk menjemput gereja-Nya. Untuk itu apa yang harus kita lakukan mempersiapkan kedatangan Tuhan?

Mengalirlah kuasa Roh Kudus
Mengalirlah di tempat ini
Mengalirlah o… Roh Kudus
Pulihkanku!

Shalom dan selamat pagi, pasti semua sangat diberkati Tuhan! Dia hadir di tengah-tengah kita. Amin!

Kita sudah memasuki bulan kedua tahun 2019. Ini merupakan satu tanda-tanda bahwa kedatangan Tuhan untuk menjemput gereja-Nya yaitu setiap Saudara dan saya, berarti bertambah dekat dan bertambah dekat. Amin! Yesus segera datang! Amin! Dia amat segera datang untuk menjemput gereja-Nya. Untuk itu apa yang harus kita lakukan mempersiapkan kedatangan Tuhan?

Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam Matius 25, Tuhan memberikan sesuatu perumpamaan yang menarik, mengenai 5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh. Gadis yang bijaksana itu membawa pelita, juga membawa buli-buli berisi minyak cadangan. Sementara yang bodoh hanya membawa pelita saja, tanpa membawa serta minyak cadangannya.

Lalu mereka bersepuluh menunggu kedatangan mempelai pria. Hari-hari ini kita sedang menunggu mempelai pria kita, Tuhan Yesus Kristus. Aduh rasanya begitu lama tidak datang-datang, sudah begitu lama kita dengar Tuhan segera datang, tapi sepertinya sampai hari ini Dia tidak juga datang. Tapi Saudara yang dikasihi Tuhan, Dia pasti datang menggenapi janjinya menjemput Gereja-Nya, yaitu Saudara dan saya. Yesus pasti datang! Amin!

Dan akhirnya menjelang tengah malam, tiba-tiba saja ada orang yang berseru-seru, Mempelai datang! Songsonglah dia! Mempelai pria sudah datang! Kita juga akan segera mendengar suara sangkakala, itu satu tanda bagaimana mempelai pria kita yaitu Tuhan Yesus Kristus menjemput gereja-Nya.

Ketika kesepuluh gadis mendengar seruan itu, merekapun bangun. Apa yang mereka lakukan?

Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. (Matius 25:7)

Mereka pertama-tama membereskan pelita mereka. Hari ini Tuhan pesankan, bereskan pelitamu! Saya mesti bereskan pelita saya, Saudara harus bereskan pelita Saudara, setiap pribadi, setiap orang harus punya satu niat untuk membereskan pelitanya, supaya waktu Tuhan Yesus datang, kita pasti bertemu dengan Dia.

Pelita mereka pada waktu itu hampir padam, tapi bedanya, kelima gadis yang bodoh itu tidak punya minyak cadangan. Mereka segera pergi untuk membeli, sehingga akhirnya mereka ketinggalan, dan pintu pesta itu sudah ditutup. Saya berdoa kita semua tidak ada yang ketinggalan, kita dapat masuk dalam pesta perjamuan yang kudus, Tuhan Yesus Kristus! Amin!

Kalau kita diminta membereskan pelita kita, apa yang harus kita bereskan?

Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; (Matius 6:22)

Mata berbicara tubuh kita, mata jasmani, tapi juga mata rohani. Tentu kita harus perbaiki nomor satu adalah mata rohani kita. Pagi ini ada 4 hal yang harus kita pelihara, perbaiki, periksa dalam hidup kita.

#1 Mata kesombongan

Satu waktu, Raja Daud sudah begitu banyak memenangkan peperangan, dan mulai timbul di dalam hatinya rasa bangga. Timbul rasa kecongkakan di dalam hatinya. Raja Daud menyuruh Panglima Perangnya, Yoab, untuk menghitung jumlah tentara yang dimiliki. Yoab sudah bilang, jangan tuanku, nanti Tuhan marah. Tapi Raja Daud bersikukuh, Ngga, pokoknya kamu keliling dan hitung berapa pasukan yang kita miliki. Karena hanya sekedar panglima, Yoab akhirnya pergi juga dan keliling menghitung. Kemudian Yoab pun melapor ada 800.000 orang Israel dan 500.000 orang-orang Yehuda.

Waktu dengar itu, hati Daud bergetar, dia tahu Tuhan amat marah sama dia. Ternyata Daud sudah dihinggapi roh kesombongan.

Mata pertama dari Raja Daud adalah mata kesombongan.

Sebagai hukuman, Tuhan memberikan Daud tiga pilihan: tiga tahun kelaparan, atau dikejar-kejar musuh selama 3 bulan, atau tiga hari penyakit sampar di negerinya? Daud pun menyerahkan kepada Tuhan, dan akhirnya terjadi penyakit sampar, 70.000 orang Israel mati dibantai dengan penyakit itu.

Kita harus bereskan pertama dalam hidup kita adalah kesombongan.

Kesombongan itu, kalau boleh saya bilang, adalah dosa yang "murah meriah". Dari yang paling sederhana sampai yang punya duit, baik yang bersekolah ataupun tidak, dari muda sampai tua, pria atau wanita, semua bisa dihinggapi roh kesombongan. Saudara yang dikasihi Tuhan, hati-hati, Tuhan benci orang yang sombong.

Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. (Amsal 18:12)
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 14:11)

Roh kesombongan bisa menghinggapi saya maupun Saudara, tidak ada yang kebal.

Apa itu ciri-ciri orang yang memiliki kesombongan?

  • Orang yang sombong merasa dirinya yang paling benar, paling kudus, paling hebat.
  • Ingat, Kita semua punya kekurangan, tapi kita semua masing-masing bisa dipakai Tuhan untuk kemuliaan-Nya.
  • Orang yang sombong juga suka menghakimi, karena dia merasa hebat, sehingga orang lain serba kurang menurut dia.
  • Orang yang sombong tidak mau dikasih nasihat. Tidak mau ditegur, karena merasa lebih baik dari yang memberikan nasihat.

Hati-hati,

  • Lucifer jatuh karena kesombongan
  • Herodes ditampar malaikat Tuhan karena dia sombong dan tidak menghormati Allah
  • Rakyat Israel mati 70.000 orang karena Raja Daud sombong.

Kenapa Tuhan concern dengan kesombongan? Karena itu menyentuh langsung pribadi Tuhan. Keluaran 20:3 katakan, Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Allah kita adalah Allah yang Maha Kuasa, Allah yang hidup. Amin!

#2 Mata perzinahan

Raja Daud di atas sotoh rumah melihat Batsyeba yang sedang mandi, sehingga akhirnya berselingkuh dengan Batsyeba.

Saudara yang dikasihi Tuhan, hati-hati hari-hari ini, ada orang-orang yang bilang selingkuh itu singkatan dari selingan indah namun keluarga tetap utuh. Kira-kira bener atau ngga ini? Tentu ngga bener.

Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. (Maleakhi 2:15)

Istri muda atau istri masa muda? Istri masa muda! Ingat jangan salah!

Saudara, standar Perjanjian Baru itu beda dengan Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, berzinah itu artinya berhubungan badan dengan wanita/pria yang bukan muhrimnya. Itu adalah pengertian berzinah dalam Perjanjian Lama.

Tapi pada zaman Perjanjian Baru, standarnya berbeda:

Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (Matius 5:27)

Jadi bukan hanya sekedar daging, tapi daging dan roh! Baik pria maupun wanita, kalau melihat dan timbul birahinya, di hadapan Tuhan sudah dikatakan berzinah. Standarnya sudah beda. Kita ada dalam standarnya Tuhan Yesus Kristus, standar sebagai murid-murid Yesus yang akan bertemu Dia kalau kita memelihara hidup kita! Amin!

#3 Mata kebencian

Ketika Saul menjadi Raja bangsa Israel, Daud pun menjadi salah satu panglima perang Raja Saul. Satu waktu, Daud menang gilang gemilang, perempuan-perempuan keluar dari rumah mereka. Mereka berseru-seru, Saul membunuh beribu-ribu musuh, tapi Daud membunuh berlaksa-laksa.

Waktu dengar itu, Saul dalam hatinya, ini anak kemarin sore, masa lebih dipuji daripada aku? Perikopnya berbicara, Saul membenci Daud. Saudara yang dikasihi Tuhan, mata yang ketiga berbicara mata kebencian.

Standar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru juga memiliki perbedaan mengenai hal ini. Dalam Perjanjian Lama, seseorang itu disebut sebagai pembunuh ketika dia benar-benar membunuh orang. Tapi dalam Perjanjian Baru, jauh berbeda:

Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. (1 Yohanes 3:15)

Kita hidup dalam Perjanjian Baru, Amin! Standarnya Perjanjian Baru itu beda sekali. Punya kebencian aja kita sudah disebut seorang pembunuh. Tidak perlu tusuk orang sampai mati, baru kesal dan benci saja sudah disebut pembunuh! Saudara hati-hati!

#4 Mata duitan

Mata yang keempat adalah mata Yudas Iskariot, mata duitan.

Siapa itu Yudas Iskariot?

  • Yudas Iskariot adalah murid Yesus.
  • Yudas Iskariot diangkat sebagai Bendahara di antara murid-murid Yesus. Bendahara itu bisa dipercaya ngga? Pasti yang diangkat sebagai Bendahara adalah orang yang bisa dipercaya.

Pertama dia murid Yesus, sama seperti kita semua adalah murid-murid Yesus. Amin! Kedua, kita semua juga adalah bendahara-bendahara Tuhan. Uang kita adalah semua dari Tuhan. Posisi kita itu seperti Yudas Iskariot. Dia murid Yesus, kita murid Yesus. Dia dipercaya sebagai bendahara, kita pun adalah bendaharanya Tuhan. Dia mengelola kumpulan uangnya. Demikianlah juga kita. Kita mesti tahu, kita hanya pengelola hartanya Tuhan.

Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Matius 6:21, 24)

Saudara, di dalam Kitab Lukas, ada perumpamaan mengenai seorang kaya, bendahara yang kaya. Dia memiliki keserakahan. Kalau kita pelajari dengan singkat, bagaimana ciri-ciri orang yang punya keserakahan:

  1. Punya iman hanya kepada uang. Dia pikir semua dia bisa beli dengan uang.
  2. Dalam pikirannya hanya uang. Masa depannya adalah uang. Dia pikir masa depannya tergantung pada uangnya.

Biarlah hidup kita dipersembahkan bagi Tuhan, kita hanya sekedar pengelola.

Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. (Amsal 10:22)