Menjadi pembawa kabar baik

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 30 Juli 2024 08.20 oleh Sari (bicara | kontrib)
Lompat ke: navigasi, cari

Milikilah kepastian keselamatan dan keyakinan akan injil dan mulailah berdoa.

Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"

— (Roma 10:15)

Pendahuluan

Minggu lalu kita sudah belajar dan sharingkan bersama tentang keindahan mereka yang membawa kabar baik. Lantas apa yang harus kita lakukan untuk menjadi pembawa kabar baik? Sharingkan.

Isi dan sharing

Mari kita pelajari dan teladani apa yang Rasul Paulus lakukan sebagai pembawa kabar baik.

  1. Seorang pembawa kabar baik adalah seorang yang bersyafaat untuk keselamatan jiwa-jiwa. Roma 1:9-10
  2. Mengawali segala sesuatu dengan doa! Seorang tokoh penginjil mengatakan sebuah pernyataan yang isinya kira-kira sebagai berikut: ceritakan kepada Yesus tentang sahabatmu sebelum engkau menceritakan kepada sahabatmu tentang Yesus. Ini adalah doa untuk penginjilan. Rasul Paulus sebelum pergi memberitakan injil senantiasa berdoa bagi mereka yang akan diberitakan injil olehnya. Dalam doanya, ia senantiasa mengingat akan mereka. Mulailah dengan berdoa bagi jiwa-jiwa yang Anda rindukan dan targetkan untuk diberitakan injil, agar pintu kasih karunia dan keselamatan terbuka bagi mereka. Catat dan ingatlah nama-nama mereka dan jangan lupa untuk mendoakan mereka secara intens dan kontinu (1 Timotius 2:1-4).

  3. Seorang pembawa kabar baik didorong oleh perasaan berhutang kepada jiwa-jiwa yang belum diselamatkan. Roma 1:14-15
  4. Perasaan berhutang mendorong Rasul Paulus untuk memberitakan injil. Dorongan yang sangat kuat dari Roh Kudus karena ia sendiri telah mendapat kasih karunia keselamatan dalam Kristus Yesus (Matius 10:7-8, Roma 1:1, 1 Kor 9:16). Bagaimana dengan kita? Tidakkah kita memiliki rasa berhutang kepada jiwa-jiwa sekitar kita yang belum percaya kepada Tuhan Yesus? Apa yang Anda lakukan saat Tuhan izinkan berjumpa dengan jiwa-jiwa yang belum diselamatkan? Sharingkan.

  5. Seorang pembawa kabar baik memiliki keyakinan yang kokoh akan Injil. Roma 1:16-17
  6. Kepastian keselamatan dan keyakinan yang kokoh akan injil haruslah dimiliki dan menjadi dasar bagi para pembawa kabar baik. Mereka yang memiliki keyakinan yang kokoh dalam injil akan dengan penuh gairah, penuh pengharapan dan penuh keyakinan dalam memberitakan injil. Dia tidak malu terhadap kabar baik/berita injil yang dia bawa. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya! Wooow... Haleluya!

Kesaksian

Dari 3 hal yang telah kita bahas secara bersama sebagai pembawa kabar baik, point manakah yang Anda alami secara kuat secara pribadi dan berkat apa yang Anda dapatkan ketika melakukannya? Sharingkan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Milikilah kepastian keselamatan dan keyakinan akan injil dan mulailah berdoa untuk keluarga atau kerabatmu yang membutuhkan injil keselamatan, serta Jangan malu akan injil, dan jangan ragu untuk memberitakan injil.

Jadwal

  • 02 Agust: Materi COOL: Keindahan pembawa kabar baik
  • 09 Agust: Materi COOL: Menjadi pembawa kabar baik
  • 16 Agust: Materi COOL: Keluarga yang kokoh
  • 23 Agust: Materi COOL: Mengalami kemerdekaan sejati
  • 30 Agust: Bergabunh dengan Worship Night DBR