Orang Farisi dan pemungut cukai

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Juli 2024 03.35 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Kristus mengajarkan nilai kesederhanaan dan kerendahan hati dalam hubungan dengan Allah.

Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpaman ini: ...

Lukas 18:9-14

Pendahuluan

Wanita Allah, perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus Kristus mengenai orang Farisi dan pemungut cukai menyampaikan pesan penting tentang kesombongan dan rendah hati dalam beribadah. Dalam konteks ini, Kristus menyoroti perilaku kedua kelompok tersebut ketika berdoa di bait Allah. Melalui perumpamaan ini, Kristus mengajarkan nilai kesederhanaan dan kerendahan hati dalam hubungan dengan Allah.

Isi

Mari kita merenungkan perumpamaan perkataan Tuhan Yesus ini

  1. Makna perumpamaan
  2. Perumpamaan ini mengecam kesombongan dan merendahkan hati dalam ibadah, menyoroti perilaku mereka yang merasa benar dan menganggap rendah orang lain.

  3. Karakteristik orang yang dikecam
  4. Mereka yang memandang tinggi diri sendiri, menganggap diri paling suci, dan berharap imbalan dari Allah atas kebaikan mereka.

  5. Penggambaran kedua orang dalam perumpamaan
  6. Dua orang melakukan ibadah pribadi di Bait Allah, menunjukkan perbedaan sikap antara orang Farisi yang angkuh dan pemungut cukai yang rendah hati.

  7. Tujuan perjalanan ke bait Allah
  8. Meskipun keduanya pergi ke Bait Allah untuk berdoa, tujuan mereka berbeda; orang Farisi dengan kesombongannya, sementara pemungut cukai dengan kerendahan hatinya.

Penutup

Wanita Allah, perumpamaan ini menyoroti bahaya kesombongan dan merendahkan hati dalam ibadah. Kristus mengecam sikap memandang tinggi diri dan menghina orang lain. Melalui dua orang yang berdoa, dia mengajarkan pentingnya kerendahan hati dan kesungguhan dalam penyembahan. Pesan ini relevan dalam kehidupan sehari-hari, mengingatkan kita untuk datang kepada Allah dengan rendah hati dan kejujuran, tanpa membandingkan diri dengan sesama, melainkan dengan standar-Nya yang mulia.

Pertanyaan bagi renungan pribadi atau diskusi kelompok

  1. Bagaimana perumpamaan ini mencerminkan bahaya kesombongan dan merendahkan hati dalam ibadah?
  2. Mengapa Kristus mengecam sikap memandang tinggi diri dan menghina orang lain?
  3. Apa yang dapat kita pelajari dari perbandingan antara orang Farisi dan pemungut cukai dalam konteks peribadatan mereka?

Tuhan Yesus memberkati.

Jadwal

  • 02 Juli: Materi COOL: Kristus memuji janda yang miskin
  • 09 Juli: Materi COOL: Orang farisi dan pemungut cukai
  • 16 Juli: Menara Doa Wanita (MDW)
  • 23 Juli: Ibadah Wanita Bethel Indonesia (Ibadah WBI)
  • 30 Juli: Materi COOL: Allah kita adalah Allah yang bertanggung jawab