Karakter, komitmen, kompetensi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 29 Agustus 2010 08.42 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Galatia 5:22-23)

Pendahuluan

Setiap orang, siapa pun dia, menginginkan suatu kesuksesan dalam hidupnya. Itu sebabnya, hari-hari ini orang mengejar kemampuan agar mendapatkan keberhasilan. Hal itu tidaklah salah, tapi apakah hanya kemampuan semata sehingga banyak sekolah-sekolah, lembaga-lembaga pendidikan yang hanya mengedepankan kemampuan dan mengesampingkan kegiatan-kegiatan sekolah yang bertujuan untuk membangun kepribadian dan karakter.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Thomas Jefferson Research menemukan alasan mengapa pemimpin-pemimpin Amerika Serikat di awal sejarah memiliki pemimpin-pemimpin yang luar biasa seperti: Washington, Madison, Jefferson, Roosevelt, dan banyak pemimpin hebat lainnya. Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa para pemimpin hebat Amerika di zaman dulu ternyata mendapat pendidikan yang 90% di antaranya bersifat moral, etis, dan religius!

Rupanya hal-hal tersebut akan membangun manusia yang berkarakter dan pada akhirnya kualitas hidupnya menjadi sedemikian maksimal karena ditopang oleh karakter yang sangat positif tersebut. Apa gunanya kita mampu dan pintar tetapi tanpa hati nurani? Apa gunanya kita pintar dan mampu tetapi tidak dilandasi dengan hidup yang takut akan Tuhan?

Jadi, karakter adalah hal yang utama/fondasi, kemudian komitmen dan kompetensi. Hal ini jangan dibalik: kompetensi, komitmen, baru karakter. Hukum yang utama dan yang terutama adalah kasih, atau karakter.

Isi dan sharing

  1. Karakter
    Hari-hari ini Allah sedang mencari buah Roh. Itulah karakter yang kita pelajari dari Tuhan Yesus. Buah Roh yang terdapat dalam Galatia 5:22-23 itu kesemuanya dapat dipadatkan menjadi kasih (1 Korintus 13:1-9). Mari kita periksa hidup kita, hal-hal mana yang belum ada.
  2. Komitmen dan kompetensi (mari kita belajar dari Daniel)
    Komitmen Daniel berketetapan artinya memiliki komitmen yang kuat dengan Allah untuk menjadi orang yang benar dan tidak menajiskan dirinya (Daniel 1:8). Daniel memiliki komitmen dalam doanya tiga kali sehari (tiga kali di sini berbicara mengenai komitmen) serta tetap pada pendirian walaupun harga harus dibayar (Daniel 6:11)
  3. Kompetensi
    Maka Allah memberikan kemampuan lebih kepada Daniel (Daniel 1:17, 20). Kemampuan manusia terbatas, tetapi Allah kita tidak terbatas. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. (1 Korintus 13:9)

Diskusi dan saling mendoakan

Ketika kita memprioritaskan Tuhan dalam segala hal, kejarlah kasih (karakter Kristus), maka Allah yang melakukan lebih banyak daripada yang kita harapkan (1 Korintus 2:9).