Sumber iman (4)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 05.07 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Ia yang duduk di atas takhta itu berkata:… "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar" … Lalu Ia berkata kepadaku: "Perkataan-perkataan ini tepat dan benar"… Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17)

Yesus adalah saksi yang setia dan yang benar, yang memberikan kepada kita kebenaran yang sejati yang harus kita percayai supaya kita dapat menerima hidup dan hidup sesuai dengan yang Tuhan inginkan. “Yesus Kristus, Saksi yang setia… Saksi yang setia dan benar… Yang Setia dan Yang Benar” (Wahyu1:5; 3:14; 19:11). Saat kita melihat karakter-Nya yang setia dan benar, iman kepada Dia akan tumbuh dalam hati kita. Firman-Nya sangat penting dalam proses ini, karena firman-Nya juga memiliki karakter yang sama, yaitu benar dan dapat diandalkan. “Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”

Ketika manusia dengan rendah hati menerima firman Tuhan, Alkitab akan mengubah hidup mereka. Dengan cara inilah kita menjadi orang percaya: “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal. Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu” (1 Petrus 1:23-25). Kita dilahirkan kembali menjadi anggota keluarga Allah ketika firman Tuhan yang sempurna, yang hidup dan yang kekal, ditabur seperti benih di dalam hati kita. Hal ini terjadi ketika kita mendengar Injil. Kita percaya kepada kabar baik Yesus Kristus, dan benih Injil ini tumbuh di dalam hati kita sehingga kita memperoleh hidup yang kekal.

Setelah dilahirkan kembali oleh kasih karunia melalui iman kepada Kristus, Tuhan merancangkan kita untuk terus hidup dalam firman-Nya, seperti yang dilakukan oleh jemaat di Tesalonika. “Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh demikian--sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya” (1 Tesalonika 2:13). Orang-orang percaya di Tesalonika menyambut firman Tuhan ke dalam hati mereka. Mereka tahu bahwa ini bukanlah pesan manusia biasa, melainkan dari Tuhan sendiri. Mereka sangat bergairah untuk mendengarnya dan mengandalkan kebenaran-kebenaran yang menopang hidup mereka. Oleh karena itu, firman tersebut sangat mempengaruhi hati mereka karena mereka mempercayai kebenaran yang mereka dengar. “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Sejak awal dan untuk seterusnya, iman timbul dari pendengaran akan firman Tuhan, dan iman ini adalah jalan masuk kepada kasih karunia.

Doa

Ya Tuhan, seperti Engkau yang setia dan benar, demikian juga firman-Mu dapat diandalkan dan benar. Aku sudah memulai hidup baru lewat iman yang timbul dari mendengar Injil. Aku juga tahu bahwa aku hanya bisa tumbuh dalam iman ketika aku dengan rendah hati menerima firman-Mu setiap hari dalam hidupku. Aku rindu untuk hidup oleh iman supaya aku dapat bertumbuh dalam kasih karunia-Mu. Amin.

Ia yang duduk di atas takhta itu berkata:… "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar" … Lalu Ia berkata kepadaku: "Perkataan-perkataan ini tepat dan benar"… Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17) Yesus adalah saksi yang setia dan yang benar, yang memberikan kepada kita kebenaran yang sejati yang harus kita percayai supaya kita dapat menerima hidup dan hidup sesuai dengan yang Tuhan inginkan. “Yesus Kristus, Saksi yang setia… Saksi yang setia dan benar… Yang Setia dan Yang Benar” (Wahyu1:5; 3:14; 19:11).