Ketidakmampuan Tuhan untuk berdusta

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 03.15 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. (Ibrani 6:17-18)

Berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta. (Titus 1:2)

Keuntungan dari hidup berdasarkan kepada janji-janji Allah berkaitan dengan apa yang Allah tidak dapat lakukan. Ia tidak dapat berbohong. “Allah tidak mungkin berdusta." Ketidakmampuan ini sebenarnya justru memuliakan Dia dan memberikan kepada kita kekuatan.

Ketidakmampuan Allah ini berhubungan juga dengan janji-janji-Nya. Kita yang hidup oleh iman adalah “yang berhak menerima janji." Kita mewarisi berkat-berkat Allah karena kita percaya bahwa Ia pasti menepati semua janji-Nya. Janji-janji ini adalah mengenai hidup yang kekal dan sudah ditetapkan sejak dahulu: “Berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta." Sekarang, Tuhan ingin agar kita sungguh-sungguh mengenal kehendaknya yang tidak berubah: “Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya." Ia ingin agar kita benar-benar yakin bahwa Ia tidak akan menyatakan sesuatu dan kemudian mengubah pikiran-Nya dan melakukan hal yang lain.

Supaya kita memiliki keyakinan yang teguh, Tuhan menyertakan janji-Nya dengan sebuah sumpah. Manusia juga sering bersumpah, mencoba untuk meyakinkan orang lain bahwa ia dapat diandalkan. Manusia bersumpah demi sesuatu yang lebih tinggi dari diri mereka sendiri. “Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi” (Ibrani 6:16). Namun, “ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak” (Ibrani 6:13-14). Hal ini memperlihatkan bagaimana Tuhan merendahkan diri-Nya demi kita. Ia menggunakan tradisi manusia dalam bersumpah, supaya kita dapat memahami kepastian dari janji-Nya kepada kita.

Kepastian yang kita terima ini berlipat ganda. Tuhan yang tidak dapat berdusta, membuat janji dan sumpah, “supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat."

Doa

Ya Allah, aku adalah seseorang yang sudah terbukti sering berdusta. Oleh karena itu aku menyembah Engkau sebagai Allah yang tidak mungkin berdusta! Janji-janji-Mu memberikan kepada aku kepastian. Sumpah-Mu membuat aku semakin yakin untuk hanya mengandalkan Engkau saja. Terima kasih karena Engkau sudah melakukan semua yang diperlukan agar aku memiliki kekuatan dalam pengharapan kepada Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.