Mempersiapkan generasi muda (Breakthrough Prayer 2011) (Pdt David Sulardi)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 25 Februari 2023 06.41 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| ringkasan =" menjadi "| summary=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Tuhan sedang membawa kita naik dalam dimensi rohani yang lebih tinggi lagi. Dan saya percaya bahwa sejak 9 Weeks of Breakthroughs Tuhan mencurahkan pengurapan raja bagi Gembala Sidang kita, seperti seorang raja yang akan membawa rakyatnya untuk mengalami kemenangan demi kemenangan. Tuhan juga akan pakai Gereja kita untuk menduduki banyak daerah, artinya akan terjadi penuaian jiwa serta pembukaan tempat-tempat ibadah yang baru di berbagai tempat. Tuhan juga pakai Gereja kita untuk menjadi berkat dalam berbagai hal bagi Gereja-Gereja lain, dan inilah ciri-ciri pengurapan raja sedang diberikan kepada Gereja ini. Pada Sabtu ke-4 para pendoa dan penyembah (Cawan dan Kecapi) juga mengadakan doa di Gedung Lautan yang dimulai pukul 06.00 pagi. Pada Sabtu ke-4 yang lalu, saat hadirat Tuhan begitu kuat melawat kami, saya mendapatkan penglihatan: tampak di tempat yang gelap saya melihat banyak pasukan pemadam kebakaran. Dan ketika saya bertanya kepada Tuhan mengenai penglihatan tersebut, maka Tuhan memberi pengertian bahwa musuh kita yaitu iblis akan berusaha untuk memadamkan api yang Tuhan nyalakan dalam hidup kita, ini berbicara mengenai siasat musuh rohani kita untuk membuat roh kita yang menyala-nyala menjadi padam. Karena iblis tahu, saat roh kita padam, suam, maka kita dengan mudah dikalahkannya.

Tuhan sedang membawa kita naik dalam dimensi rohani yang lebih tinggi lagi. Dan saya percaya bahwa sejak 9 Weeks of Breakthroughs Tuhan mencurahkan pengurapan raja bagi Gembala Sidang kita, seperti seorang raja yang akan membawa rakyatnya untuk mengalami kemenangan demi kemenangan. Tuhan juga akan pakai Gereja kita untuk menduduki banyak daerah, artinya akan terjadi penuaian jiwa serta pembukaan tempat-tempat ibadah yang baru di berbagai tempat. Tuhan juga pakai Gereja kita untuk menjadi berkat dalam berbagai hal bagi Gereja-Gereja lain, dan inilah ciri-ciri pengurapan raja sedang diberikan kepada Gereja ini.

Pada Sabtu ke-4 para pendoa dan penyembah (Cawan dan Kecapi) juga mengadakan doa di Gedung Lautan yang dimulai pukul 06.00 pagi. Pada Sabtu ke-4 yang lalu, saat hadirat Tuhan begitu kuat melawat kami, saya mendapatkan penglihatan: tampak di tempat yang gelap saya melihat banyak pasukan pemadam kebakaran. Dan ketika saya bertanya kepada Tuhan mengenai penglihatan tersebut, maka Tuhan memberi pengertian bahwa musuh kita yaitu iblis akan berusaha untuk memadamkan api yang Tuhan nyalakan dalam hidup kita, ini berbicara mengenai siasat musuh rohani kita untuk membuat roh kita yang menyala-nyala menjadi padam. Karena iblis tahu, saat roh kita padam, suam, maka kita dengan mudah dikalahkannya.

Lukas 12:35-40,

"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka. tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."

Kita bisa melihat perbedaan gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang dan di Aceh. Ketika gempa dan tsunami terjadi di Aceh, mereka tidak pernah mempersiapkan diri untuk hal tersebut, sehingga bencana tersebut menimbulkan begitu banyak korban jiwa dan kehancuran yang luar biasa. Sedangkan Jepang telah sejak lama mengembangkan teknologi untuk mengantisipasi terjadinya gempa dan tsunami, sehingga ketika bencana itu datang, mereka telah siap dan bencana tersebut tidak menimbulkan terlalu banyak korban, juga penanganan pasca bencana terjadi dengan cepat dan teratur. Hal ini juga menggambarkan betapa pentingnya kita berjaga-jaga dan waspada akan kehidupan rohani kita. Kita harus menjaga agar api kebangunan rohani yang Tuhan sudah nyalakan jangan sampai padam lagi, kita harus menjaga iman kita agar tetap kuat dan teguh dalam segala keadaan, kita harus menjaga persekutuan kita dengan Tuhan dan dengan sesama agar senantiasa dikuatkan.

“Hendaklah pinggangmu tetapi berikat….” Orang yang siap untuk bekerja akan mengikat pinggangnya, sebaliknya orang yang santai akan mengendurkan bahkan melepas ikat pinggang mereka. Tuhan mengingatkan kita untuk tidak bersantai, tapi berjaga senantiasa.

“….dan pelitamu tetap menyala.” Agar pelita kita tetap menyala, maka harus diisi minyak senantiasa. Ini berbicara mengenai Roh Kudus dan kebenaran Firman yang terus menerus mengisi hidup kita. Selain itu, agar pelita tetap menyala maka sumbunya harus dibersihkan. Kalau sumbu sudah tidak lancar lagi mengalirkan minyak, maka sumbu tersebut harus dibersihkan atau dipotong. Ini berbicara mengenai kehidupan kita yang terus menerus dibersihkan dan dimurnikan oleh Tuhan. Memang ketika Tuhan sedang memurnikan dan membersihkan hidup kita, rasanya tidak enak bahkan sakit, tetapi ketika kita mengizinkan Tuhan melakukannya, maka roh kita akan tetap menyala.

Tadi pagi saya mendapatkan mimpi dari Tuhan, di mana saya dan tim sedang mempersiapkan doa keliling. Kami pergi ke suatu rumah dan mempersiapkan doa keliling. Di situ saya melihat orang-orang muda sedang berkumpul. Saya ajak mereka berkumpul untuk menyembah bersama. Dan ketika mereka sedang bernyanyi, tetapi lagu nya aneh, karena lagunya dibilang lagu rohani, bukan, dan dibilang lagu dunia, juga bukan. Sampai dua lagu yang mereka nyanyikan saya dengar hal yang sama, sehingga kami tidak bisa menyembah. Ketika saya mencoba mengambil gitar yang sedang dimainkan oleh seorang pemudi, maka dia tidak memperbolehkannya. Dan akhirnya ketika saya memaksa untuk mengambil gitar dan memainkannya untuk menyembah Tuhan, akhirnya hadirat Tuhan turun melawat kami. Kemudian tiba-tiba ada air masuk ke rumah itu. Saya bertanya air apa ini, dan mereka mengatakan ini adalah banjir yang berasal dari Sukabumi. Dan ketika saya mengajak tim untuk berdoa keliling, mereka tidak mau berangkat dengan alasan letih dan ingin beristirahat. Saya katakan kita harus berdoa keliling dulu baru beristirahat.

Ketika malamnya tim doa dan penyembah berdoa di menara, saya mendapatkan ayat dari Lukas 19:28 44 tentang Yesus dielu-elukan di Yerusalem, di mana saat itu Tuhan Yesus menunggangi seekor keledai muda.

Melalui pesan Tuhan di menara doa dan mimpi yang Tuhan berikan tadi pagi, saya menangkap pesan Tuhan bahwa kita harus mempersiapkan generasi muda. Tuhan mengatakan bahwa generasi muda ini adalah generasi penyelesai. Merekalah yang akan menyelesaikan tugas di akhir zaman ini. Mari kita mulai memperhatikan lebih sungguh lagi untuk kegerakan generasi muda, mulai dari anak-anak sampai kaum muda.

Lukas 19:28-31, Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Ketika Ia telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya."

Tuhan memerlukan “keledai-keledai muda” yang akan menjadi alat Tuhan yang luar biasa. Tuhan akan bangkitkan pengkhotbah-pengkhotbah muda, penginjil-penginjil muda, hamba-hamba Tuhan muda yang akan menuai dan menyelesaikan tugas di akhir zaman ini. Tetapi seperti mimpi yang saya dapatkan, lagu yang mereka nyanyikan saat ini masih merupakan campuran dari lagu dunia dan lagu rohani. Ini berbicara tentang kehidupan yang masih berkompromi dengan keduniawian, mereka belum menjadi penyembah yang menyembah dalam roh dan kebenaran.

Beberapa waktu lalu saya diminta melayani seorang anak muda dari sebuah Gereja, di mana anak muda ini terikat oleh game. Anak muda ini ialah mahasiswa IPB semester 4. Gara-gara terikat oleh video game, sudah 2 tahun di cuti kuliah. Dan kalau sudah bermain game online, itu bisa dari sore sampai pagi harinya. Bahkan saat dia bergabung di sebuah Gereja di Jakarta dan melayani di bidang multimedia, anak muda ini masih bermain game sepanjang malam sebelum pagi harinya melayani di Gereja. Dan ketika saya mengkonseling anak muda ini, dia berkata bahwa dia sudah berkali-kali dilayani pelepasan, tetapi tidak bisa lepas dari kebiasaan bermain game online ini. Dan saya mulai bertanya kepadanya mengenai tujuan hidupnya, dan dia berkata bahwa dia tidak punya tujuan hidup. Dan inilah penyebabnya. Ketika seseorang tidak memiliki tujuan hidup yang dari Tuhan, maka hidupnya akan mengalami kehancuran.

Kita bersyukur karena kita berada di Gereja yang berjalan dalam visi yang Tuhan berikan. Saudara harus punya tujuan hidup yang jelas yang dari Tuhan. Anak-anak muda harus diberikan pengarahan. Orang-orang Kristen muda juga harus diberikan pengarahan. Ketika saya mengarahkan anak muda ini dan mendoakan dia, dia mengalami manifestasi dan kelepasan dari ikatan roh-roh jahat yang berasal dari game online. Dan setelah saya doakan, saya tanyakan tujuan hidupnya, dan anak muda ini bernazar bahwa dia akan menyerahkan hidupnya untuk menjadi hamba Tuhan.

Di waktu-waktu ke depan ini, dimensi doa, pujian dan penyembahan akan masuk dalam dimensi kemuliaan yang lebih lagi. Mungkin dalam pertemuan-pertemuan ibadah akan terjadi sesuatu yang baru, orang-orang bisa tersungkur satu jam dalam penyembahan, bahkan mungkin sampai tidak ada khotbah lagi.

Lukas 19:36-37, Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat.

Tuhan sendiri yang sedang membawa perjalanan Gereja kita ini menuju Yerusalem, di mana keadaannya seperti ayat di atas, bahwa orang-orang memuji-muji Tuhan di jalan-jalan.

Lukas 19:38, Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!”

Hari-hari ini, kita akan dibawa dalam penyembahan yang berfokus kepada Yesus, bukan sekedar perkara berkat lagi, karena berkat adalah “bonus” yang Tuhan sediakan bagi kita.

Lukas 19:40, Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."

Ini adalah peringatan dari Tuhan. Kalau kita sebagai umat-Nya tidak memuji menyembah Dia, maka batu-batu akan “memuji Tuhan”. Jangan sampai Tuhan pakai batu untuk memuji Dia, di mana ini berbicara mengenai goncangan. Kalau batu-batu sudah “bernyanyi dan melompat” maka kita akan melihat seperti di gunung Merapi. Tapi kita adalah pondok Daud, kita adalah pemuji dan penyembah. Amin.