Menghidupi Pentakosta Ketiga, sudah dimulai atau akan terjadi?

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 22 November 2022 10.23 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| illustration1x1= Berkas: Renungan Khusus 2019-1x1.jpg↵| illustration16x9= Berkas: Renungan Khusus 2019.jpg" menjadi "| illustration1x1= Renungan Khusus 2019-1x1.jpg | illustration16x9= Renungan Khusus 2019.jpg")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Renungan Khusus 2019.jpgRenungan Khusus 2019-1x1.jpg
Renungan khusus
Tanggal12 Desember 2021
PenulisPdt Hendrik Timadius, MBA, MTh
Renungan khusus lainnya

Pada tahun 2013, Bapak Gembala kita telah mendeklarasikan bahwa Pentakosta Ketiga sudah dimulai. Bahkan hari-hari ini dikatakan, “Pentakosta Ketiga sedang terjadi”. Bersamaan dengan hal ini, Bapak Gembala juga mengatakan, “Kita sedang menantikan pencurahan Roh Kudus dari Pentakosta Ketiga yang dahsyat.” Bagaimana kita memahami kedua pernyataan ini? Apakah Pentakosta Ketiga sedang terjadi atau akan terjadi? Jawaban atas pertanyaan ini akan mengarahkan doa-doa dan langkah hidup kita ke depan.

Untuk memahami hal ini secara Alkitabiah, mari kita membandingkannya atau menarik analoginya dengan isu 'Kerajaan Allah'. Apa yang Firman katakan tentang kapan Kerajaan Allah dinyatakan?

Pertama, kita akan melihat perikop “Yesus dan Beelzebul” (Matius 12:22-37). Ketika Tuhan Yesus mengusir setan dari orang buta tuli dengan kuasa Roh Allah, Ia berkata bahwa kerajaan Allah sesungguhnya sudah datang. (Markus 12:28) Demikian juga ketika Tuhan Yesus ditanya orang-orang Farisi kapan Kerajaan Allah akan datang, Ia menjawab,

“Sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu [is in the midst of you; menunjukkan waktu sekarang].”

Ini adalah hal yang tak terbantahkan karena Sang Raja sendiri hadir dalam kedua peristiwa ini. Di mana Sang Raja ada, baik secara fisik maupun di dalam Roh Kudus, tentunya di situ Kerajaan-Nya dinyatakan.

Kedua, dalam perikop “Kedatangan Anak Manusia” (Lukas 21:25-38), di ayat Lukas 21:25-26, Tuhan Yesus memberitahukan tentang tanda-tanda kedatangan-Nya kembali. Ada tanda-tanda di langit dan di bumi yang membuat bangsa-bangsa dan banyak orang ketakutan. Kemudian Yesus berkata,

“… jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.” (Lukas 21:31)

Apabila Kerajaan Allah ‘sudah dekat’ pada saat menjelang kedatangan-Nya kembali, tentunya pada waktu Yesus mengucapkan perkataan ini dua ribu tahun yang lalu, Kerajaan Allah barulah akan datang. Kerajaan Allah yang ‘akan datang’ ini berbicara tentang Kerajaan Allah yang telah terwujud sepenuhnya [the consummation of the Kingdom]. Di saat inilah, Yesus betul-betul hadir sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan. (Wahyu 19:16)

Kesimpulannya, kita dapat berkata bahwa Kerajaan Allah 'sudah datang' karena Tuhan Yesus telah datang kali yang pertama. Namun, kita juga dapat berkata bahwa Kerajaan Allah yang terwujud sepenuhnya baru akan hadir saat Tuhan Yesus datang kembali. Dari sini kita memahami bahwa Kerajaan Allah bukanlah sebuah kejadian satu kali saja, melainkan sebuah proses yang berlangsung dalam sebuah rentang waktu dan dalam tingkatan yang semakin kuat. Pemahaman ini penting bagi kita untuk memahami Pentakosta Ketiga.

Kembali ke pokok pembahasan kita, apakah Pentakosta Ketiga sudah datang atau akan datang? Berdasarkan prinsip Alkitabiah tersebut di atas, kita bisa berkata bahwa Pentakosta Ketiga sudah dimulai. Dalam hal apakah sudah dimulai?

  • Pentakosta Ketiga telah dideklarasikan di Indonesia, di hadapan bangsa-bangsa yang hadir pada saat itu.
  • Peneguhan dan konfirmasi juga telah diberikan oleh banyak hamba Tuhan maupun institusi internasional.
  • Selain itu, kita juga dapat katakan bahwa Pentakosta Ketiga sedang terjadi, karena Roh Kudus sedang mengurapi kita saat ini dan memberikan kita kuasa untuk mulai bergerak menyelesaikan Amanat Agung.

Pentakosta Ketiga juga dapat diperkatakan akan terjadi, karena:

  • Kita sedang menantikan pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di zaman ini melebihi pencurahan Roh Kudus di era sebelumnya.
  • Kita sedang menantikan penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir sebelum kedatangan-Nya kembali.
  • Kita sedang menantikan digenapinya jutaan Generasi Yeremia yang penuh Roh Kudus dan bergerak untuk memenangkan jiwa.

Pemahaman bahwa Pentakosta Ketiga 'sudah dimulai dan masih akan terjadi' akan menuntun kita semua untuk meresponi Pentakosta Ketiga dengan benar dan menghidupinya dengan berintegritas. Berikut adalah tiga respon yang lahir dari pemahaman ini.

  1. Pertama, karena Pentakosta Ketiga sudah dimulai maka dalam pelayanan di gereja, maupun dalam aktivitas di market place sesuai dengan profesi masing-masing, kita menjalani hidup kita dengan kesadaran akan identitas sebagai seorang utusan Pentakosta Ketiga.
  2. Ini berarti, kita semua sedang menjalankan misi Tuhan (Kisah Para Rasul 1:8). Orientasi kita adalah menjangkau orang lain bagi Kristus dan merembesi seluruh aspek kehidupan dengan karakter-Nya. Tanpa orientasi ilahi, “Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Yakobus 4:14). Mari kita berhenti untuk hidup sekedar ‘saya sudah selamat’, atau mengeram di zona nyaman.

  3. Kedua, karena Pentakosta Ketiga sedang terjadi, kita tidak menunggu secara pasif dan menjalani kehidupan ala kadarnya, ‘business as usual’. Kita harus meminta dan mengalami kepenuhan Roh Kudus dan kuasa pemberdayaan-Nya. Kepenuhan Roh Kudus tidak dimaksudkan hanya untuk hidup ‘sukses’, melainkan hidup yang dituntun oleh Roh, seperti yang terlihat dalam Kisah Para Rasul.

    Ketika dituntun oleh Roh, kita akan menjangkau tempat-tempat yang ‘sunyi’ atau ‘kering’.

    • Sunyi karena tidak terdengar ada kebenaran Firman dinyatakan dan dihidupi.
    • Kering karena tidak ada aliran Roh yang membangkitkan kehidupan di dalam Kristus, atau karena tidak ada hikmat Roh yang muncul dari orang-orang yang terlibat dalam mata rantai pekerjaan, usaha dan pelayanan.

    Ke tempat-tempat seperti inilah kita semua akan dituntun oleh Roh Kudus.

  4. Ketiga, karena Pentakosta Ketiga masih akan digenapi dengan sempurna, kita tetap berdoa penuh fokus, bertalu-talu kepada Tuhan supaya terjadi kegenapan yang paripurna dari semua janji-janji-Nya.
  5. Janji-janji-Nya yang belum terjadi dilihat sebagai sebuah pengharapan yang menjadi pemicu kekuatan baru. Kita dimampukan untuk segera bangkit ketika terjatuh, segera kembali ketika menjauh. Ini semua karena kita melihat ada pengharapan besar yang di depan kita.

    Laksana sebuah sistem yang bergerak terus-menerus (perpetual motion), seperti itulah orang-orang yang hidup penuh pengharapan, sesuai dengan Yesaya 40:31,

    “… orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”

(HT)

Pada tahun 2013, Bapak Gembala kita telah mendeklarasikan bahwa Pentakosta Ketiga sudah dimulai. Bahkan hari-hari ini dikatakan, “Pentakosta Ketiga sedang terjadi”. Bersamaan dengan hal ini, Bapak Gembala juga mengatakan, “Kita sedang menantikan pencurahan Roh Kudus dari Pentakosta Ketiga yang dahsyat.”