Fokus dan tekun
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 14 November 2022 |
Penulis | (MG) |
Artikel devosi lainnya | |
|
Mengakhiri tahun dan peralihan ke tahun 2023, berita yang disajikan media massa adalah resesi global.
Kenyataannya, beberapa negara telah terdampak menjadi pasien Lembaga Keuangan Dunia IMF. Bahkan negara-negara lain berikutnya sudah mengantri. Krisis ekonomi dan sosial akibat dari pandemi COVID-19 belum usai, perang Rusia dan Ukraina menambahkan masalah yang berdampak buruk bagi dunia. Kenyataan ini adalah bagian dari manifestasi apa yang sudah dinubuatkan di dalam Alkitab.
Namun bagi kita umat kepunyaan-Nya, di tengah keadaan yang gelap melingkupi bumi, Tuhan berfirman untuk kita bangkit dan menjadi terang. Ini berbalikan dengan apa yang terjadi dengan dunia. Yesaya 60 menubuatkannya.
- Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.
- Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.
Dunia melihat kenyataan gelap yang melingkupi, namun kita melihat terang-Nya bersinar atas kita. Fokusnya berbeda total. Jadi harus konsisten terus fokus kepada Tuhan dan meraih kekuatan dari Tuhan Yesus.
Firman Tuhan dalam Ibrani 12:2 mengajarkan fokus kepada Tuhan dan ikuti keteladanan yang Tuhan Yesus telah lakukan. Yesus tekun memikul salib dan menyelesaikannya di puncak.
Untuk itu marilah kita mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan Yesus, berfokus kepada Tuhan Yesus. Ketika kita fokus kepada Tuhan, kekuatan dari Tuhan bangkit di dalam batin kita.
Ke mana fokus di arahkan, di situ ada pemberdayaan (empowermen). Kebalikannya, ketika fokus kepada masalah, maka masalah menjadi lebih besar dan lebih kuat, membuat kita tidak berdaya dan dikuasai. Persoalan menjadi tampak menakutkan, dan kekuatan kita dilumpuhkan.
Fokus kita membangkitkan imajinasi. Ketika fokus kepada Tuhan Yesus, maka imajinasi kita diisi oleh kehadiran Tuhan, dan gambaran yang terbangun adalah yang pernah kita alami bersama Tuhan. Ini membuat kita bisa melihat Tuhan lebih nyata hadir dalam situasi kita. Kebalikannya, ketika fokus kepada masalah, kehadiran masalah menjadi begitu nyata, seolah sudah menimpa kita, dan itu menyedot kekuatan kita.
Yesus sendiri menjadi contoh selalu berfokus kepada BAPA di sorga. Apa yang dilihat-Nya Bapa mengerjakan, itulah yang dikerjakan Yesus.
Dia menyatakan, bahwa sebagai manusia, Dia tidak dapat berbuat apa-apa dari diri sendiri. Dari diri sendiri tidak mampu mengerjakan kehendak Allah. Harus mengandalkan sumber dari surga.
- Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
Demikian juga raja Yosafat. Dalam kelemahan dan ketidakberdayaan di kepung gabungan tiga kerajaan yang menyerangnya, Yosafat fokus kepada Tuhan. Dia tidak mampu, dan tidak tahu harus berbuat apa, namun matanya difokuskan melihat kepada Tuhan.
- Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
Yang terjadi berikutnya adalah tangan Tuhan yang bertindak, dan Yosafat menaklukkan semua musuh yang tadinya terlalu besar untuk dihadapi.
Karena itu, dengan mata batin kita terus fokus kepada Tuhan, kita bertekun menyelesaikan panggilan-Nya. (MG).
Mengakhiri tahun dan peralihan ke tahun 2023, berita yang disajikan media massa adalah resesi global. Kenyataannya, beberapa negara telah terdampak menjadi pasien Lembaga Keuangan Dunia IMF. Bahkan negara-negara lain berikutnya sudah mengantri.