Menghadirkan Kerajaan Allah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 November 2022 04.04 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= | summary= | shortsummary=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal13 Agustus 2012
Renungan khusus lainnya

Kerajaan Allah adalah suatu tatanan di mana Allah ber-Kerajaan; memerintah di dalam hati semua umat Tuhan, dan umat Tuhan mengekspresikan hal itu keluar dari hidupnya; menyebarkan pengaruhnya dan membawa dampak kepada suatu masyarakat.

Tuhan Yesus datang ke dunia untuk memperkenalkan kepada kita sebuah konsep kehidupan yang baru; yang mengandung pola pikir, tata nilai, kultur Kerajaan Allah; yang sama sekali berbeda dengan konsep-konsep kerajaan dunia yaitu pengampunan, kerendahan hati, toleransi, ketulusan, dan kemurahan hati; lalu melatih kita untuk menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Disamping itu juga memperkenalkan kuasa-kuasa Kerajaan Allah, yaitu terjadinya mujizat-mujizat dengan pertolongan dan kuasa Roh Kudus.

Tujuan Kerajaan Allah hadir agar kita dipersiapkan dan dilayakkan untuk terhisap menjadi:

  • bagian dari pada Kerajaan Allah di muka bumi ini;
  • dan selanjutnya memerintah bersama Dia dalam kerajaan seribu tahun damai,
  • dan akhirnya berdiam bersama Dia untuk selama-lamanya dalam Kerajaan Sorga yang kekal.

Salah satu sikap yang merupakan bagian dari kultur Kerajaan Allah adalah: Penghormatan. Sikap hormat ini merupakan kunci untuk menghadirkan Kerajaan Allah sehingga kuasa Allah terjadi di bumi seperti di sorga.

Kata 'hormat' mempunyai pengertian antara lain berharga, bernilai tinggi; atau definisi lain dari hormat adalah penghargaan atau respek, memperlakukan dengan istimewa.

Yesus mengajar kita berdoa; "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." (Matius 6:10)

Tanggal 17 Agustus 2012, kita memperingati Hari Kemerdekaan NKRI yang ke 67. Apakah Saudara rindu bangsa ini bukan saja secara hukum telah merdeka dari penjajah melainkan lebih dari itu secara rohani dan jiwani sungguh-sungguh merdeka, karena Kerajaan Allah hadir di Indonesia yang kita cintai sehingga kebenaran-Nya memerdekakan? Yang akan kita alami adalah Indonesia menjadi bangsa yang aman tenteram, maju, makmur dan menjadi berkat bukan hanya dalam bidang rohani saja, tetapi juga dalam bidang pengetahuan bahkan juga secara materi.

Seorang saksi Kristus tentunya yang paling utama adalah menghormati Tuhan lebih dari segalanya. Ingatlah, kita tidak menghormati Dia jika kita menghargai siapapun atau apapun melebihi Dia sebab Dia adalah Tuhan.

"… Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah." (1 Samuel 2:30b)

Sebagai tanda bahwa kita menghormati Tuhan, maka kita akan taat untuk menghormati:

#1 Menghormati semua orang

Semua manusia adalah ciptaan Tuhan dan manusia itu diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya (Kejadian 1:26-27)

Oleh karena itu sudah seharusnya kita menghormati ciptaan-Nya, karenanya ada tertulis; "Hormatilah semua orang, …" (1 Petrus 2:17)

Kita di Indonesia pada umumnya memiliki pembantu rumah tangga, pekerjaan yang mulia yang membuat urusan rumah tangga termasuk dapurnya beres, namun apakah kita sudah memperlakukan pembantu rumah tangga kita dengan kasih sebagai seorang saudara? Apakah kita telah memperlakukan pembantu rumah tangga kita dengan manusiawi dengan memberikan hak-hak mereka secara wajar, seperti kesempatan bagi PRT untuk mengecap waktu luang, jam kerja yang wajar dan kebebasan serta memperhatikan kebutuhan kejiwaan dan sosial mereka? Dan masih banyak lagi kasus yang menyangkut "orang kecil" yang tidak dihormati.

Seseorang yang bisa menghormati semua orang adalah orang yang penuh kasih Tuhan dan Yesus memberikan contoh sikap yang menghormati orang yang miskin dan sengsara, melalui kisah orang Samaria yang baik hati di Lukas 10:30-38.

Ketika ia melihat orang yang sedang sekarat, tergeraklah ia oleh belas kasihan, penghormatan yang sejati berasal dari hati. Dia meluangkan waktunya bagi orang yang terluka, memberikan apa yang dibutuhkan untuk hidup, bahkan memberi lebih dari yang dibutuhkan yaitu penginapan. Bayangkan jika orang yang terluka itu seorang pendosa dan orang Samaria itu adalah seorang Kristen sejati, maka setelah sembuh pasti orang itu dengan senang hati mau mendengarkan Injil yang disampaikan oleh orang Samaria, namun jika kita bersikap seperti imam dan orang Lewi dalam kisah tersebut; apakah orang yang terluka itu akan tertarik mendengarkan Injil yang akan kita sampaikan?

Alkitab menunjukkan bahwa ibadah yang palsu dan ibadah yang murni dapat terlihat dengan bagaimana respons umat Tuhan terhadap orang yang tertindas, orang terikat dosa, orang yang miskin dan sengsara.

Krisisnya adalah ketika ibadah pribadi maupun secara komunal tidak menghasilkan buah-buah keadilan dan kebenaran bagi orang miskin dan sengsara; itu merupakan kegagalan menghadirkan Kerajaan Allah bagi dunia.

Gembala Sidang/Pembina kita telah mengingatkan kita bahwa salah satu ciri saksi Kristus adalah memiliki hati yang mau memberi, termasuk memberi penghormatan dengan melayani.

Tuhan berfirman: "Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. …" (Yudas 1:22-23a).

Saat ini banyak orang yang ragu-ragu sehingga begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam benaknya, seperti;

  • Apakah Tuhan itu ada?
  • Apakah Tuhan mengasihi saya?
  • Berkali-kali saya jatuh dalam dosa, apakah Tuhan masih mau menerima saya yang berdosa ini?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Dan saat ini Tuhan mau umat-Nya dapat memberikan jawaban kepada dunia ini, bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan semua orang.

#2 Menghormati pemerintah

Di dalam surat Roma 13:1-2, Firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa pemerintah yang ada ditetapkan oleh Tuhan, jadi menghormati pemerintah itu sama dengan menghormati Tuhan. Sebaliknya jika kita tidak menghormati pemerintah itu sama dengan tidak menghormati Tuhan. Mungkin ada yang berkata, "Tapi bagaimana kalau pemerintah kita itu bobrok, keji, tidak perduli dengan penderitaan rakyat dan lain sebagainya?" Kita harus ingat bahwa kita adalah warga Kerajaan Sorga (Filipi 3:20). Karena itu jangan pakai cara-cara duniawi karena kebenaran-Nya menyatakan:

"Hai kamu, hamba-hamba [warga negara], tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu [pemerintah], bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. (1 Petrus 2:18)

Lalu di bagian lain, kebenaran-Nya menyatakan: "Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat." (1 Petrus 3:9)

Kita dipanggil untuk menunjukkan sikap yang benar terhadap perlakuan yang tidak adil dengan tetap menghormati orang-orang yang memperlakukan dengan tidak baik, maka Tuhan akan memberkati kita.

Firman Tuhan mengajarkan untuk kita tunduk tanpa syarat pada otoritas, tetapi bukan taat tanpa syarat. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk tidak taat kepada otoritas, ketika otoritas itu memerintahkan kita untuk berbuat dosa (melanggar Firman Tuhan).

Mengapa bangsa Indonesia lama pulihnya?

Karena masih banyak rakyatnya yang tidak menghormati pemerintah, seperti: memfitnah, mencaci, meremehkan, mengolok-olok. Celakanya ada orang Kristen yang ikut-ikutan bersikap tidak menghormati pemerintah, sementara kebenaran-Nya menyatakan: "… Sebab siapa yang menghormati Aku akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku akan dipandang rendah."

Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah 3 pemuda Ibrani yang mengabdi kepada seorang Kaisar yang tidak mengenal Tuhan (Daniel 3:1-30). Raja Nebukadnezar berkenan karena mereka berbakat dan berhikmat. Pada suatu saat perintah raja jelas-jelas melanggar hukum kedua yang Tuhan berikan kepada Musa dalam Taurat. Sikap mereka adalah tetap taat kepada perintah Tuhan dan tetap menghormati raja. Mereka tidak menyebut "Hei raja yang jahat, raja yang bengis!" Melainkan mereka menyebutnya, "Tuanku" atau "Yang Mulia" (terjemahan NLT).

Dampaknya adalah Tuhan berkenan dan kemuliaan-Nya dinyatakan. Akhirnya Raja Nebukadnezar mengakui bahwa Allah yang disembah oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah Allah yang dahsyat dan ajaib! Dan bukan itu saja, mereka juga mendapat promosi, di mana raja memberikan kedudukan yang tinggi di wilayah Babel.

Apa yang pernah dialami oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego, juga akan bisa kita alami, asalkan kita percaya dan taat, maka kita akan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan di Indonesia yang kita cintai ini.

Apakah Saudara rindu semua orang mengalami kasih Tuhan? Saya percaya ketika kita menghormati Tuhan dan sesama manusia, maka ada kuasa untuk menghadirkan Kerajaan Allah di Indonesia yang kita cintai, transformasi pasti terjadi!

Hallelujah!

Sumber

  • [FM] (19 Agustus 2012). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 31 Agustus 2012.